"Aku mimpi Dora loh. Buat nyari jalan tercepat ke rumah kamu."
Rasa-rasanya, ada semilir angin yang bergerak membelai wajah Velly kala itu. Sedikit nakal sih. Makanya rambut seleher milik gadis itu beterbangan. Helai-helaiannya yang halus dan ringan tampak bergerak-gerak tak tentu arah. Bahkan sampai bermain-main di depan wajahnya. Kala itu, dengan berdiri berhadapan, Velly bisa melihat bagaimana terlihat polosnya ekspresi wajah Reki ketika mengatakan itu. Membuat gadis itu menghirup napas dalam-dalam. Lalu ....
"Ya ampun ini anak berdua! Udah disuruh masuk bukannya buru-buru ke kelas malah main pandang-pandangan di sini! Dikira lagi syuting film Kuch Kuch Hota Hai apa?!"
Velly dan Reki sama-sama terlonjak dari tempatnya berdiri. Kompak melihat pada satpam sekolah yang mengacung-acungkan sapu lidi pada mereka.
"Mau masuk ke kelas nggak?"
Mata kedua remaja itu sama-sama melotot ke arah satpam. Lalu Reki menjawab.
"Ya maulah, Pak. Ini kami juga mau ke kelas kok." Reki berpaling pada Velly, lantas tanpa kata-kata meraih tangan gadis itu. "Kami misi, Pak."
Tak menunggu balasan satpam, Reki langsung menarik tangan Velly. Mengajaknya menuju ke kelas. Sementara itu, satpam yang bernama Mulyo itu geleng-geleng kepala. Bergumam pada dirinya sendiri.
"Kapan hari ribut di parkiran. Terus kompakan telatnya. Eh, sekarang pandang-pandangan. Ckckckck." Mulyo geleng-geleng kepala. "Itu tuh kalau sudah kelas tiga. Baru nyadar kan bentar lagi mau pisah? Dasar. Anak muda anak muda."
Sama dengan Mulyo yang tak habis pikir pagi itu, sebenarnya Velly juga merasakan hal yang sama. Itu adalah ketika ia menyadari bahwa selepas dari parkiran, Reki ternyata tetap memegang tangannya. Padahal sempat gadis itu berpikir bahwa Reki meraih tangannya hanya untuk mengajaknya pergi dari parkiran saja. Nyatanya ....
Reki justru terkesan tidak akan melepaskan tangannya dalam waktu dekat. Lebih dari itu, ia bahkan tampak santai saja ketika Velly justru mengerutkan dahi. Menebak-nebak di dalam hati. Kira-kira mau sampai kapan Reki memegang tangannya seperti itu.
Melewati kelas demi kelas, ketika mereka akan masuk ke kelas, Velly pada akhirnya mengambil keputusannya.
Ya kali.
Dibiarin kesenangan juga ini cowok megang tangan aku.
Velly langsung menarik tangannya. Membuat langkah kaki Reki terhenti seketika. Melihat ke belakang hanya untuk mendapati tukasan cewek itu.
"Sembarangan megang-megang. Ntar kalau ketagihan sampe ngebuat kamu mau megang tangan Papa aku gimana?"
Reki melongo.
Sementara Velly yang lantas melangkah, berlalu melewati dirinya dan masuk ke dalam kelas, Reki hanya garuk-garuk kepala. Seolah sedang merenungkan perkataan Velly.
"Ketagihan sampe ngebuat aku mau megang tangan Papa dia?"
Mata Reki berkedip-kedip.
"Maksudnya?"
*
Tak bisa dipungkiri, siswa waras tentu saja mendeklarasikan pelajaran kosong sebagai pelajaran kesukaan mereka. Ckckckck. Kalau ada siswa yang tidak suka dengan pelajaran kosong, sebenarnya itu patut dipertanyakan. Jangan-jangan keseringan belajar membuat kewarasan mereka sedikit terganggu.
Hihihihi.
Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Velly.
Ketika rasa kantuk sudah benar-benar menjajah dirinya lantaran kurangnya jam tidur yang ia dapatkan semalam, Dewi Fortuna pun berbaik hati. Mengosongkan jam terakhir di hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Semak-Semak
Fiksi RemajaJudul: Mr. & Mrs. Semak-Semak Genre: Romantis Komedi Manis (16+/Teenlit) Status: Tamat Spin-Off Novel "Sekolah Tapi Menikah" ********************* "BLURB" Vellyanti Anggraini merasa ada yang aneh dengan perilaku sahabatnya akhir-akhir ini. Jarang in...