Happy Reading
........
Pukul sepuluh malam, Josh kembali ke dalam kamarnya begitupun dengan Kennan, sedangkan Alexa wanita itu masuk ke dapur dan mengambil Air dingin. Dia tidak bisa jika tidak ada air di sampingnya ketika sedang tidur, karena setiap malam Alexa akan merasa kehausan.
"Sedang apa kamu!" Alexa terkejut mendengar suara maskulin itu yang sangat dekat dengan telinganya. Gelas yang ia pegang hampir saja jatuh jika saja orang yang ada di belakangnya tidak memegang gelas tersebut.
"Aa---arthur, apa yang sedang kamu lakukan disini?!" Arthur menghirup Aroma tubuh Alexa, dia tidak yakin jika masih bisa menahan diri dengan gadis ini.
"Bukankah itu sama saja dengan pertanyaan ku sayang!" Tekan Arthur, dia mengecup leher bagian belakang Alexa dengan lembut. Harusnya Alexa bisa menolak namun entah kenapa tubuhnya tiba-tiba kaku dan tak bisa bergerak dengan bebas ini seperti dirinya yang menikmati kecupan yang Arthur berikan untuknya.
"Ann----anu itu.... Arthur aku harus kembali ke kamar ku, aku hanya mengambil segelas Air saja." Alexa langsung membalikkan badannya dia tidak tahan dengan kecupan sialan yang pria itu berikan, Arthur menatap wajah Alexa. Wajah itu memerah entah kenapa namun Arthur sangat suka melihatnya, Arthur tanpa pikir panjang menarik tangan Alexa menuju kamar milik nya lalu mengunci pintu. Gelas yang dia pegang langsung ia letakkan di atas meja.
"Kamu sudah puas bermain-mainnya hari ini?!" Kening Alexa mengerut, bermain-main? Sejak kapan dia kembali menjadi anak kecil yang suka main, dia wanita dewasa mana mungkin bermain lagi.
"Masih belum mengerti?" Alexa mengangguk dengan polos. Kemudian tangan Arthur dengan perlahan memegang pipi Alexa.
"Harus nya aku mengerti seorang model seperti kamu, mana paham tentang perasaan pasangan nya!"
"Aku tidak akan membiarkan kamu bermesraan dengan pria itu lagi! Dan satu lagi kita akan kembali ke Milan besok." Alexa tercengang cepat sekali dia kembali, Alexa merasa baru satu hari dia disini namun Arthur sudah membawanya kembali.
"Ta---tapi aku masih ingin disini, Mamah belum siuman." Alexa harus mencari alasan lain agar terlepas dari cengkraman pria ini. Mata Arthur yang berkilat seperti menahan sesuatu yang Alexa juga tahu itu, Alexa takut.
"Aku baru saja menerima kabar dari Nenek kalau Mamah mu sudah siuman." Alexa terkejut, kenapa dia telat mendengar kabar ini bahkan Arthur yang lebih dulu darinya. Melihat kebingungan di wajah Alexa membuat Arthur mendengus kesal, jelas saja Alexa tidak tahu karena wanita ini sibuk dengan pria lain dan membuatnya cemburu setengah mati.
"Jangan memasang wajah seperti itu, kau sibuk dengan pria itu!"
Kemudian Arthur tanpa mendengar jawaban Alexa dia langsung membungkam mulut itu dengan sebuah ciuman panjang, awalnya Alexa menolak namun Arthur memegang tengkuknya dengan kuat. Kemudian dengan perlahan Arthur membaringkan tubuh Alexa di atas kasur miliknya, bukan kah ini kesempatan yang bagus untuk nya? Dia bisa membuat Alexa melahirkan anaknya.
"Engghhhh.... Arthur!" Alexa mendesah sembari memanggil namanya membuat Arthur yang berada di atas tubuh itu langsung menatap nya.
"Ehm? Kenapa baby?!" Suara serak itu membuat Alexa malu tak bisa ia Pungkiri jika dia menyukai ciuman yang cukup brutal itu.
"Ak---aku harus kembali ke kamar ku." Arthur tersenyum kemudian dia kembali melancarkan aksinya. Alexa membeku di tempat, apakah dia dan Arthur akan mengulang malam itu? Tapi kenapa Alexa hendak menolak setiap sentuhan pria itu tubuhnya tidak mendukung, tubuhnya merasakan kenikmatan yang beberapa hari lalu ia rasakan. Apakah dia candu dengan sentuhan ini?
Perlahan tapi pasti Arthur mencium seluruh tubuh Alexa, pakaian yang mereka gunakan entah kemana. Arthur berusaha untuk tidak menunjukkan bahwa dia sangat mendambakan tubuh yang ada di bawah nya ini, dengan sekali hentakan Arthur memasuki tubuh Alexa membuat wanita itu mendesah tak karuan. Arthur tersenyum, kemudian dia mulai menggoyangkan pinggulnya sembari mengecup leher Alexa.
Seseorang yang berada di luar kamar kedua nya hanya bisa menggeleng, dia pikir kedua manusia ini tidak bisa di pisahkan lagi. Entahlah dia pun tidak tahu apa yang harus ia perbuat kali ini namun jika melihat wajah cemburu Arthur terhadap nya membuat dia semakin bersemangat untuk membuat pria itu marah.
"Aahh----arthur..... fasterrrhh--aahhh." Alexa mendesah begitu kuat membuat Josh terkejut. Apa seenak itu sampai-sampai desahan Alexa terdengar sampai ke luar kamar? Apa Arthur kuat? Yang membuat Alexa mendesah begitu, otak Josh mulai berkeliaran menebak apa saja yang Arthur lakukan sehingga Alexa mendesah seperti itu.
Dari pada membuat otaknya menjadi mesum lebih baik ia kembali ke dalam kamarnya saja, dipikir-pikir lagi kenapa ia mau-mau saja mendengar perbuatan kedua manusia itu? Huh Josh pun tidak tahu.
"Ahhh---yeahh, apakah Josh menyukai mu ehm?!" Arthur menggertak giginya terlihat jika dia emosi ketika menyebut nama pria itu. Akexa menggeleng dia tidak tahu ini antara sakit dan nikmat, namun Alexa tidak ingin memikirkan siapapun karena saat ini di otaknya Hanya ada Arthur.
Keduanya menghabiskan malam dengan desahan yang membuat siapa saja akan merasa merinding ketika mendengar nya. Alexa yang awalnya tidak ingin seperti itu akhirnya dia tumbang di pelukan Arthur, Alexa yang cuek dan hanya memikirkan karirnya saja akhirnya menemukan seseorang yang mampu membuatnya terbang tinggi.
Selesai melakukan itu, Arthur mengecup bibir dan kening Alexa. Dia mengusap keringat yang bercucuran di dahi dan leher wanita yang sangat ia cintai tersebut.
"Terima kasih sayang..... Malam ini tidur disini." Kemudian Arthur menarik selimut guna menutup tubuh telanjang keduanya. Ia membawa Alexa ke dalam pelukannya membuat Alexa merasa sangat di cintai oleh Arthur.
Keesokan paginya, sebelum jam 8 Alexa menyempatkan diri untuk menjenguk sangat ibu di rumah sakit. Dia menemukan ibunya tengah makan disuapin oleh Ayahnya, Alexa bersyukur ibunya baik-baik saja dan akan segera pulang ke rumah atas perintah dokter.
"Alexa akan kembali ke Milan hari ini, pekerjaan Alexa sudah sangat menumpuk!" Ucap Alexa membuat sangat itu cemberut, bagaimana tidak dia jarang bertemu dengan anak perempuan nya ini.
"Tapi Mamah masih merindukan mu, apakah tidak bisa lebih lama lagi di sini?" Tanya sang ibu membuat Alexa merenung, dia tidak bisa libur lebih lama karna perjanjiannya hanya tiga hari. Arthur mungkin tidak mengijinkan nya untuk mengambil libur lagi. Walaupun mereka adalah sepasang kekasih namun tetap saja pekerjaan adalah pekerjaan tidak bisa membawa masalah pribadi.
"Tidak bisa Mah. Tapi Alexa janji, Alexa akan sering berkunjung ke sini." Alexa tidak tega menatap sang ibu namun apa boleh buat ini resiko jika dia sudah memiliki kehidupan sendiri.
"Baiklah kalau begitu, tapi janji satu hal sama Mamah. Janji kamu jaga kesehatan dan jangan minum Alkohol!" Alexa hanya menyengir mendengar janji yang ibunya katakan.
"Satu lagi, jangan diet-diet! Mamah gak suka, jadi diri kamu sendiri jangan membuat kamu sampai jatuh sakit. Mamah sangat menyayangi mu!" Alexa memeluk ibunya kemudian dia berpamitan.
"Alexa janji, dah Mah!" Alexa perlahan meninggalkan ruangan ibunya dengan air mata keluar dengan begitu saja, dia dulu bukan seperti ini. Alexa yang orang kenal adalah Alexa yang penurut dan tidak pernah melakukan pekerjaan seperti ini namun ini adalah kehendak Alexa sendiri Alexa ingin mandiri dan tidak lagi membuat orang tuanya khawatir tentang dirinya dan masa depannya.
......
Next!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa, Please Be Mine
RomanceAlexa adalah wanita berpendirian tegas, dan bersifat dingin. Yang selalu ia pikirkan adalah pekerjaannya saja, tanpa memikirkan jika usianya kini sudah menginjak 24 tahun. Dia adalah model ternama di Amerika dan kini ia dihadapkan dengan permasalaha...