Happy reading
.......
Hari berikutnya Alexa dan juga Dhisa pergi ke kantor Arthur karena hari ini mereka akan kembali membahas tentang kontrak kerja yang di tawarkan oleh perusahaan Arthur.
Alexa dengan sangat anggun memasuki lobi diikuti oleh Dhisa juga yang terlihat kesusahan untuk menyeimbangi langkah Alexa.
Tiba di depan resepsionis, Alexa kembali teringat dengan wanita di hadapannya ini. Ini adalah wanita yang tempo hari menghalangi nya bertemu dengan Arthur, seakan wanita ini sangat membenci Alexa.
"Ada saya ingin bertemu dengan CEO perusahaan ini. Apakah dia ada?" Tanya Meysa dengan suara lembut yang dibuat-buat namun karyawan di sana terpesona dengannya terlebih parasnya yang cantik. Sedangkan Amara sang resepsionis hanya bisa menatap Alexa dengan sinis sebelum menjawab pertanyaan Alexa.
"Tuan Arthur belum tiba di kantor nona." Kata Amara dengan jutek yang membuat Dhisa yang berada tepat di samping Meysa langsung mencibir Amara yang sangat memperlihatkan wajah tidak suka nya kepada Alexa.
"Benarkah lalu mobil milik siapa yang ada di parkiran itu?!" Tanya Dhisa dengan jengkel, Amara tergagap lalu tidak lama setelah itu Jo datang menghampiri Dhisa dan juga Alexa.
"Maaf nona Alexa sudah membuat anda menunggu. Silahkan tuan Arthur sudah menunggu anda." Kata Jo, Alexa berjalan meninggalkan Amara diikuti oleh Dhisa dibelakangnya. Sedangkan Jo kembali menatap Amara dengan tajam.
"Berhentilah membuat nona Alexa menunggu atau anda akan saya laporkan kepada tuan Arthur!!" Ucap Jo, lalu pria itu pergi dari hadapan Amara yang kini tengah menatap Jonathan dengan wajah marahnya.
"Dasar pria sialan!" Maki Amara
.......
Kali ini Arthur menyuruh Jo dan juga Dhisa untuk keluar dari dalam ruangannya, ia ingin berbicara secara empat mata dengan wanita cantik dihadapan nya ini.
"Kenapa anda menyuruh mereka keluar?" Tanya Alexa dengan heran, dia menatap Dhisa dan meminta agar Dhisa tidak perlu keluar dari dalam ruangan tersebut.
"Saya hanya ingin kita membicarakan kontrak ini secara pribadi nona Alexa." Jawab Arthur dengan suara maskulin nya yang membuat Alexa terdiam. Alexa tidak mencurigai apapun, ia menyuruh Dhisa keluar dan sisanya hanya Alexa dan Arthur saja yang ada di ruangan tersebut.
Arthur tersenyum, dia menghampiri Alexa yang kini tengah duduk bersandar di sofa besar di ruangan itu. Arthur mengambil remote lalu mengunci pintu menggunakan remote tersebut yang membuat Alexa terdiam, otaknya tiba-tiba memberikan alarm tanda bahaya.
Namun Alexa berusaha untuk tetap tenang, dia memasang wajah dinginnya seperti biasa.
"Tidak bisakah wajah itu memberikan ku sedikit senyuman?" Tanya Arthur lalu ia duduk di hadapan Alexa.
"Mr. Arthur yang terhormat tidak bisakah kita langsung ke intinya saja? Aku tidak ada waktu untuk meladeni pertanyaan di luar pekerjaan ku!" Kata Alexa yang kembali membuat Arthur tersenyum, Arthur semakin penasaran dengan Alexa karena wanita ini tidak seperti wanita-wanita yang lain.
"Baiklah maaf sudah membuat mu tidak nyaman, aku terlalu larut akan kecantikan mu Alexa." Mendengar namanya di panggil sedemikian Alexa tiba-tiba merinding entah kenapa, ia yakin Arthur pasti akan melakukan sesuatu yang buruk kepadanya cepat atau lambat.
"Kau tidak usah khawatir aku tidak mungkin melakukan hal buruk, aku hanya ingin kamu bekerja di perusahaan ku selama 5 tahun itu saja." Kata Arthur yang seolah-olah tahu apa yang di pikirkan oleh Alexa.
"Maaf Mr. Seperti kata saya waktu itu, saya akan mengambil kontrak selama 1 tahun saja. Jika lebih dari itu silahkan cari model lain."
Arthur terdiam tapi mau bagaimana lagi dia harus menuruti kemauan Alexa jika tidak wanitanya itu akan bekerja bersama perusahaan yang lain yang artinya Alexa akan sering bekerja bersama pria-pria di luar sana yang akan menjadi partner nya.
"Jika itu mau kamu, aku tidak bisa menolak. Silahkan di baca dan tanda tangani perjanjian kontraknya." Alexa mengambil map yang sudah berisi kertas perjanjian mereka. Dirasa tidak ada yang merugikan satu sama lain Alexa langsung menandatangani kontrak tersebut.
Lalu keduanya berjabat tangan.
"Terima kasih senang bekerja sama dengan anda Mr. Arthur." Ucap Alexa, Arthur tersenyum.
"Selamat datang dan semoga betah bekerja bersama perusahaan kami nona Alexa." Alexa langsung berdiri setelah nya. Dia hendak keluar namun langkah nya di hentikan oleh Arthur.
"Ehm...maaf ini pembahasan di luar pekerjaan kita. Kau ada waktu siang ini?" Tanya Arthur kepada Alexa yang sudah bersiap-siap untuk keluar dari dalam ruangannya.
Mendengar pertanyaan Arthur, Alexa terdiam. Tidak ada salahnya kan dia pergi bersama pria ini? Mumpung Alexa tidak ada pekerjaan lagi setelah ini jadi dia akan menerimanya.
"Tentu saja." Jawab Alexa
"Mau makan siang bersama, sambil mengobrol?" Tanya Arthur, Alexa mengagguk Arthur bersorak dalam hatinya, dia sangat bahagia karena kali ini Alexa tidak menolak ajaknya.
Arthur membuka pintu ruangan yang ia kunci secara otomatis tadi, dan Alexa keluar dari dalam ruangan, Arthur mengikutinya dari belakang setelah ia mengambil kunci mobilnya.
Dhira dan juga Jonathan yang menunggu di lobby langsung berdiri ketika melihat bos mereka turun secara bersamaan.
Jo menatap tuannya yang ada di belakang Alexa tengah tersenyum senang, kali ini senyuman pria tampan itu berbeda dari senyuman sebelum-sebelumnya.
"Dhisa saya akan pergi untuk makan siang bersama Mr. Arthur, kamu hari ini boleh istirahat." Dhira yang mendengar perkataan Alexa membelakkan matanya dia tidak menyangka jika Alexa menerima ajakan Arthur.
"Jo saya serahkan urusan kantor kepada kamu." Ucap Arthur Jonathan mengangguk.
Sedangkan Amara yang berada di resepsionis melihat ke arah mereka, matanya memancarkan rasa cemburu yang begitu amat dalam saat Arthur dan Alexa keluar bersama melalui lif tadi dan sekarang ia melihat kembali Arthur berjalan beriringan keluar dari dalam kantor.
Rasa cemburunya semakin besar, dia tidak ingin Arthur menjadi milik Alexa namun dia bisa apa? Dia hanya seorang karyawan yang jatuh hati kepada CEO nya sendiri.
Salah satu karyawan yang melihat itu juga mencibir ke arah Amara.
"Huh.... Jangan bermimpi bersanding dengan Mr. Arthur, kau itu tidak selevel dengan selera nya." Amara melotot ke arah perempuan itu.
"Kau tahu jika ini bukan di kantor, mulutmu sudah ku robek menggunakan high heels yang aku gunakan sekarang!" Kata Amara dengan kesal sambil memperlihatkan high heels nya yang cukup tinggi.
"Dasar Medusa, untung saja Mr. Arthur tidak terpikat dengan wajah yang penuh dengan make up itu." Kekesalan Amara semakin bertambah dia hendak mendatangi wanita itu namun tidak jadi karena Jonathan berjalan ke arahnya.
"Amara! Saya ingin kamu mengubah sikap kamu jika bertemu dengan nona Alexa, tolong jangan berbuat hal yang bisa membuat nona tidak nyaman." Amara menunduk dia tahu dirinya cukup lancang, namun entah kenapa ia sangat tidak suka jika Arthur bersama Alexa.
"Maaf Mr. Saya tidak akan mengulanginya lagi." Ucap Amara.
"Menyukai seseorang itu boleh saja namun ada batasannya, jangan mengemis cinta kepada orang yang tidak mencintai mu bahkan melirik ke arah mu saja dia tidak pernah." Perkataan Jonathan membuat Amara sakit hati, dia tahu itu sangat namun ia ingin dicintai oleh pria yang sudah menjadi bagian dari hatinya.
Jonathan meninggalkan Amara yang masih merenung karena perkataan pria itu. Amara akan berusaha menghilangkan rasa cintanya mungkin benar kata Jonathan bahwa ia harus menyukai Arthur sewajarnya saja, menyukai pria itu sebagai atasannya bukan pria yang ia cintai.
.........
Huh.... Lama gak up ya.... Maaf guys❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa, Please Be Mine
RomanceAlexa adalah wanita berpendirian tegas, dan bersifat dingin. Yang selalu ia pikirkan adalah pekerjaannya saja, tanpa memikirkan jika usianya kini sudah menginjak 24 tahun. Dia adalah model ternama di Amerika dan kini ia dihadapkan dengan permasalaha...