Happy Reading
.......
Arthur keluar dari ruangannya banyak karyawan yang menyapa pria tampan itu. Arthur menyahut sambil sesekali tersenyum kepada mereka.
"Aaaa.... Pak Arthur sangat tampan saat tersenyum seperti itu." Puji salah satu karyawan kepada Arthur. Karyawan inilah yang sangat terkenal karena ia mengaku jika dirinya sangat menyukai bos mereka secara terang-terangan.
"Terima kasih Amara, namun saya akan lebih tampan lagi jika saya bersanding dengan Alexa." Mendengar perkataan Arthur membuat Amara terdiam, dia mengepalkan tangannya. Sungguh dia sangat tidak terima jika Arthur secara terang-terangan mengatakan jika dia menyukai model yang sangat terkenal itu.
Amara akui jika Alexa sangat cantik daripada dirinya, namun dia sangat tidak terima jika pria yang ia cintai memuji wanita lain secara langsung dihadapannya. Arthur pergi begitu saja dari hadapan para karyawan nya, hari ini ia akan pulang dan menemui ibunya.
Memikirkan ibunya membuat Arthur harus menyiapkan mentalnya karena ia tahu jika nanti ia sudah sampai di rumah maka sang ibu akan merecoki dirinya dengan menanyakan dimana pasangannya.
"Kita langsung pulang saja ya, oh jangan lupa mampir ke toko kue langganan mamah ya Jo." Kata Arthur dan di balas anggukan kepala oleh sekertaris nya tersebut.
Perjalan keduanya hanya diliputi oleh keheningan, Arthur yang sibuk dengan ponselnya sedangkan Jonathan fokus mengemudi.
"Jo bagaimana menurutmu apa dia cantik?" Jonathan tersenyum untuk kesekian kalinya tuannya ini menanyakan hal yang sama sejak pria ini menyukai wanita yang bernama Alexa.
"Tentu tuan, dia sangat cantik." Dan jawaban Jonathan tetap sama seperti itu yang membuat Arthur tersenyum senang.
"Aku akan segera memiliki nya apa kau setuju?" Tanya Arthur kembali, Jonathan kembali menjawab."Saya sangat setuju tuan, anda dan nona Alexa sangat cocok jika disandingkan." Jawab Jonathan, lalu tidak lama setelah itu mobil yang di tumpangi oleh keduanya berhenti di toko kue langganan ibu Arthur.
Arthur keluar dari dalam mobil ia Masuk ke toko kue itu dan memilih kue favorit ibunya."Apa kabar nak, sudah lama kita tidak bertemu." Sapa wanita paruh baya, pemilik toko kue tersebut. Arthur tersenyum dia dan pemilik toko ini cukup akrab karena beberapa kali ibunya membawa ia kesini.
"Baik Bu, bagaimana kabar ibu?" Tanya Arthur kue yang ia pesan sudah selesai di kemas.
"Baik juga, hati-hati di jalan ya." Karena Arthur memilih berpamitan karena jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.
Mobil keduanya kembali berjalan, sekitar 15 menit akhirnya mobil mereka tiba di depan mansion mewah milik keluarga Arthur.
"Jo kau boleh pulang, dan ingat selalu suruh anak buah mu untuk memantau segala aktivitas Alexa dan kirim ke saya jika ada sesuatu yang mencurigakan." Jonathan mengangguk lalu ia langsung berpamitan untuk pulang.
"Aku pulang!" Teriak Arthur dan teriaknya membuat seorang wanita paruh baya dan seorang wanita muda tersenyum dan langsung menghampiri nya.
"Yey kakak pulang." Teriaknya sambil memeluk Arthur, pria tampan itu juga membalas pelukan sang adik. Adik nya yang sangat ia sayangi apapun yang adiknya minta pasti akan Arthur beri jika itu bisa membuat adiknya bahagia.
"Akhirnya kamu pulang juga nak, mamah sangat merindukan mu." Ucap wanita paruh baya tersebut yang tak lain adalah ibunya. Nyonya Davina Malven Bagaskara
"Arthur juga sangat merindukan mamah. Ini Arthur beli kue kesukaan mamah." Kata Arthur sambil memberikan bungkusan kue tadi. Sedangkan adik Arthur tadi protes karena sang kakak tidak membelikan nya oleh-oleh juga.
"Sabar kakak akan kasih kamu nanti, dimana papah?" Tanya Arthur karena sejak tadi pria itu tidak melihat ayahnya."Papah kamu lagi di kamar sebentar lagi turun untuk makan malam. Ayo ke meja makan mamah sudah siapin semuanya untuk kamu." Kata Devina.
"Ih mamah, kok cuma kak Arthur doang." Kata Anggika dengan nada merajuk saat mendengar jika ibunya hanya menyiapkan makanan untuk kakak nya saja.
"Untuk kamu juga sayang, ayok cepat." Kata Devina.
Ketiga nya duduk di kursi meja makan dan tidak lama setelah itu ayah Arthur datang. Pria itu tersenyum ke arah anak sulungnya.
"Akhirnya kamu pulang juga nak, ibu mu setiap hari merengek kepada ayah karena sangat merindukan mu." Kata Julian, Devina tersipu malu. Tentu saja ia merindukan anaknya ini, Arthur semenjak dia menjadi CEO, dia jarang pulang dan waktunya banyak di habiskan di kantor dan itu membuat Devina merasa jika dirinya terlalu cepat menyerahkan perusahaan untuk putra sulung nya itu.
"Benarkah, baiklah mulai sekarang Arthur akan usahakan untuk selalu pulang. Tapi Arthur tidak bisa berjanji ya Mah." Kata Arthur, Devina mengangguk dan setelah itu mereka mulai makan. Sesekali Julian menanyakan anaknya bagaimana perkembangan perusahaan mereka.
.........
"Dhisa aku capek, jangan ganggu aku tidur dan ingat jika ada orang menelpon katakan saja aku sedang sibuk!" Perintah Alexa, Dhisa hanya mengangguk sudah kesekian kalinya Alexa mengatakan hal itu namun belum selesai Alexa masuk ke dalam kamar sebuah telepon berdering di tangan Dhisa.
"Siapa?" Tanya Alexa, Dhisa langsung memberikan ponsel tersebut kepada Alexa. Alexa menatap nama penelpon dan membelakkan matanya saat melihat nama yang tertera disana.
"Halo nek!" Sapa Alexa gadis itu duduk di sofa, tadinya ia sangat mengantuk namun saat melihat panggilan di telepon nya itu adalah sang nenek mata Alexa langsung terbelak.
"Bagaimana kabar kamu disana, nenek sangat merindukan mu!" Kata wanita paruh baya tersebut.
"Alexa baik nek, bagaimana kabar nenek dan yang lain?" Tanya Alexa dia sangat canggung bertelponan dengan neneknya karena Alexa tahu jika sang nenek menelpon nya seperti ini pasti ada maksud tertentu.
"Baik juga, bagaimana apa kamu sudah menemukan calon suami mu. Kau tahu disini nenek sudah tidak sabar bertemu dengannya." Matilah Alexa ini yang sedari tadi ia takutkan. Pembahasan ini pasti terus berlanjut jika Alexa tidak menjawabnya dengan tepat.
"Ini Alexa lagi kencan nek, nanti Alexa beritahu jika kencan Alexa berhasil." Kata Alexa dengan satu kali tarikan nafas.
"Nenek senang mendengarnya, nenek sudah tidak sabar bertemu dengan pria itu."
"Heheh..... Iya nek nanti Alexa hubungi lagi ya. Alexa tidur dulu karena Alexa capek setelah kencan dan melakukan pemotretan tadi." Bohong Alexa, Wanita paruh baya di seberang sana mengiyakan lalu sambungan telepon berakhir.
"Wah acting mu sangat bagus, apa aku harus merekomendasi kan mu untuk masuk ke dalam salah satu drama atau film?!" Tanya Dhisa dengan nada saskartik. Alexa memutar bola matanya malas.
"Kau ini kenapa, jika aku tidak berakting maka nenek akan merecoki ku sampai pagi nanti. Dan kau harus tau aku sekarang sangat lelah dan mengantuk. Ambil ini!" Kata Alexa sambil melempar ponsel tadi kepada Dhisa dan membuat Dhisa mengumpat kesal karena dengan beraninya Alexa melempar ponsel mahal tersebut kepadanya.
"Kau juga harus tidur, besok jam berapa pemotretan nya?" Tanya Alexa sebelum ia masuk kedalam kamarnya.
"Jam 1 siang!" Jawab Dhisa dengan jengkel namun Alexa tak begitu perduli dengan nada suara asisten nya tersebut karena yang ia pedulikan sekarang adalah tidur. Ya tidur tubuhnya sangat membutuhkan kasur empuk yang sedari tadi sudah menunggu nya.
"Ah akhirnya aku bisa kembali ke atas tempat tidurku yang sangat nyaman ini." Gumam Alexa sebelum ia benar-benar tertidur pulas.
......
Perlahan tapi pasti ya update nya💪
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa, Please Be Mine
عاطفيةAlexa adalah wanita berpendirian tegas, dan bersifat dingin. Yang selalu ia pikirkan adalah pekerjaannya saja, tanpa memikirkan jika usianya kini sudah menginjak 24 tahun. Dia adalah model ternama di Amerika dan kini ia dihadapkan dengan permasalaha...