Bagian 1: Him

704 34 36
                                    

He was at the peak of his glory, handsome, rich, smart, cool, strong, brave, and he ran both companies simultaneously

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

He was at the peak of his glory, handsome, rich, smart, cool, strong, brave, and he ran both companies simultaneously.

***

Ckrek ckrek ckrek!

Fals lampu kamera membuat silau. Para wartawan berbondong-bondong mengacungkan moncong kamera tepat saat orang yang mereka tunggu-tunggu tiba. Pintu mobil hitam itu dibukakkan oleh Aiden yang lebih dulu turun dari samping kursi pengemudi. Pria dari kursi menumpang melangkahkan kaki diatas karpet merah.

Dia melangkah bersama Aiden setelah kembali menutup pintu mobil, diatas karpet merah yang menuntun mereka masuk kedalam gedung pesta. Lampu-lampu menghiasi pepohonan dan tiang-tiang sekitar jalan menuju pintu masuk. Tiba diruangan pesta, ramai. Kedatangannya menjadi perhatian terutama para gadis yang hadir.

Mereka bisik-bisik, melemparkan senyum malu-malu kepadanya. Pria itu melangkah mendekat kearah beberapa kumpulan pemimpin dari perusahaan lain didekat sofa.

"Selamat malam."

Mereka menoleh bersamaan, tertawa. "Ah.. tuan Lucanne, akhirnya anda tiba. Selamat malam," satu-persatu menjapat tangannya. Kebetulan waiter lewat, membawa gelas-gelas minuman. Ia mengambil satu gelas, seperti para hadirin.

"Senang bertemu dengan anda, tuan Lucanne. Ini adalah suatu kehormatan," ucap pria yang tampak lebih muda dari yang lain. Lucanne menarik sebelah sudut bibir, menatapnya tertarik. "Ah, benar.. perkenalkan saya Camel Porter dari Porter studio"

"Porter?" Sebelah alis Lucanne terangkat. "Aku tak pernah mendengarnya."

Pria itu mengatup mulut. Dia terlihat belum percaya diri, masih ragu-ragu. Bisa Lucanne perkirakan usia anak itu berumur empat sampai lima tahun dibawahnya.

"Dia adalah putra dari Jolly Hadword, Lucanne. Putra keduanya," jelas salah satu koleganya yang agak berumur. Lucanne berdesir, mengangguk paham.

Jadi benar rumor yang beredar. Bahwa putra kedua Jolly--Camel--memiliki konflik keluarga yang membuat hubungan mereka retak. Camel juga dikatakan akan membuka perusahaan baru, ia menolak tawaran ayahnya untuk membuka anak perusahaan Hadword. Camel pergi, dan berkecimpung di bidang lain. Lucanne tak percaya bahkan anak itu sampai mengganti nama belakangnya.

"Ternyata itu namanya. Salah satu stasiun televisi itu kan?"

***

Dua puluh tahun yang lalu..

DOR!

Anak itu terperangah, suara tembakan yang kuat mampu membuatnya membeku ditempat.

The Between Him (2) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang