"Aku minta ganti," Lucanne menghentikan langkah Leone menuju kamarnya setelah makan malam. Dia mengangkat topi diudara. Menunjukannya.
Alis Leone terangkat. Kedua tangannya ada pada saku. "Maksudmu? Belilah sendiri, kau miskin? Tidak mampu bekerja?"
"Aku tahu, kamu yang merusaknya."
Leone tertawa. "Lantas? Itu bukan urusanku."
Lucanne diam. Cengkramannya pada topi rusak itu mengeras. Wajahnya tetap datar tanpa kerutan. Dia memang masih anak-anak tapi dia juga punya logika untuk berpikir. Dan apa yang Leone lakukan salah.
"Minta maaflah, jika memang tidak mampu menggantinya."
Leone tersedak. "Apa? Harusnya kamu yang mengatakan itu padaku, bocah. Kau pikir aku akan takut hanya karena di kalahkan sekali?"
Lucanne mengangguk. "Hm memang.. aku lebih banyak belajar disini, termasuk mengerti tabiat manusia sepertimu. Idiot,"
Wajah Leone berubah. "Apa?!" Dia maju, mencengkram keras anak itu. "Kau hanya anak SD! Bercerminlahh bocah sialan!"
"Jelek, pemalas, bodoh, idiot. Apalagi? Tidak tahu malu, lamban, jangankan meminta maaf, kau bahkan sepertinya tidak pernah diajari sopan santun.
"Kau memang lebih tua dariku, tapi sikapmu bahkan lebih mirip seperti-"
"Bacot!"
Brug!
Leone melayangkan tinjuan kearah rahang Lucanne kuat. Amarah yang menguap dicengkramannya meledak meninggalkan jejak di rahang pucat anak itu. Tidak berhenti disana, ia kembali mendorong tubuh anak berambut hitam itu menabrak dinding koridor.
"Jangan jadi penceramah, bodoh! Kau tidak lebih hebat dariku hanya dengan kata-katamu itu!!"
Dia sangat membencinya, dia membenci semua tentang dia, orang-orang didekat dia. Dan apapun yang mencampuri Lucanne dan dirinya.
Lucanne hanyalah anak baru manja sok, pendatang baru dikapal yang dengan beruntung mengalahkannya. Hingga semua anak mulai mengangkatkan kepala mereka didepannya. Dia tidak menyukainya! Mereka semua adalah bawahannya, sampah yang bisa dia gunakan kapan saja!
Hanya karena kegagalan bertarung satu kali, satu-persatu anak mulai enggan menunduk pada peraturannya. Dan yang lebih buruk lagi, karena Lucanne mereka semua tiba dipulau ini, karena kedatangan Lucanne lah semua kesialannya muncul! Karena dialah semua ini terjadi!
***
Bentangan laut lepas disekitaran pulau kecil malam hari yang semakin gelap dan menakutkan. Lalu lalang di sekitar desa setempat mati sejak menginjak waktu sembilan malam lebih. Mereka tidak ingin menganggu dan diganggu oleh pemimpin pulau dan para pekerja yang sesekali melintas dijalanan kosong.
Lautan yang tenang menyingkir, terbelah oleh yacht berkecepatan tinggi mendekati pulau. Membelah malam dan menembus kabut disekitar.
Beberapa orang dipelabuhan sudah berdiri menunggu. Kapal mendarat ketepi. Tali di sangkutkan pada tiang kayu kokoh. Dua-tiga orang dengan setelahan mahal dan kacamata hitam turun, salah satu dari mereka membawa koper. Orang-orang yang menunggu menerima saling menjapat tangan kepada para pemimpin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Between Him (2) [HIATUS]
Action"Kalian akan segera keluar dari penjara ini. Tenang saja," bisiknya kepada Max. Untuk menjadi seorang anggota Crost Herschel bukan hanya semata-mata karena Lucanne memiliki koneksi dari kakeknya. Ia bahkan melalui perjalanan panjang untuk sampai ke...