Chapter 12.

762 86 32
                                    

Jam kuliah telah usai dan xiao zhan langsung pulang ke apartemen, hari ini xiao zhan tidak pergi ke cafe lavender. Seperti biasa saat pulang melepaskan sepatu lalu meletakkan di rak sepatu dan wang yibo datang untuk menyambutnya pulang.

"Oiihhh~ ada apa dengan wajah ini hmm..." ucap wang yibo menangkup wajah xiao zhan yang tampak mendung tidak seperti biasanya ketika pulang.

Xiao zhan tidak menjawab, ia malah langsung memeluk wang yibo dengan erat. Memeluk wang yibo dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher wang yibo, isakan kecil mulai terdengar oleh telinga wang yibo.

"Zhan..." panggil wang yibo lembut sambil mengusap punggung xiao zhan.

"Katakan saja, tidak apa. Jangan dipendam sendiri" ucap wang yibo melepaskan pelukan xiao zhan lalu menuntunnya duduk di sofa.

"Hiks... M-maaf"

"Hah??? O-oh yaa" ucap wang yibo walau sebenarnya ia tidak mengerti apa yang xiao zhan ucapkan karena sambil menangis membuat wang yibo tidak tahu apa yang xiao zhan katakan.

"Tidak apa, masalah kekasih di usia seperti mu ini wajar. Mungkin zhan harus lebih sabar lagi dengan Yang zi" ucap wang yibo menembak bahwa xiao zhan menangis karena ada masalah dengan Yang zi.

Seketika xiao zhan langsung berhenti menangis dan menatap wang yibo dengan penuh pertanyaan.

'Kok malah nyasar ke Yang zi' batin xiao zhan.

Xiao zhan melepaskan pelukannya pada wang yibo lalu bangkit dari duduknya dan langsung masuk ke dalam kamar, meninggalkan wang yibo yang sedang dilanda kebingungan. Xiao zhan sedang sedih begini karena wang yibo yang sangat memperhatikan hidupnya dan semuanya tapi mendadak ia menjadi kesal saat mendengar nama Yang zi.

"Eh?? Apa ucapan ku salah?" ucap wang yibo melihat xiao zhan yang masuk ke dalam kamar.

"Zhan..... Heyy, kenapa kau jadi marah begini" ucap wang yibo berjalan masuk ke dalam kamar menyusul xiao zhan.

"Kenapa? Sedang pms yah?" ucap wang yibo yang membuat xiao zhan semakin bertambah kesal.

"Bo ge!!!!"

"Yah abis tiba-tiba sedih terus tiba-tiba marah" ucap wang yibo tapi xiao zhan tidak perduli dan langsung menarik selimut menutupi tubuhnya.

"Heyy! Jangan tidur, mandi sana. Kita akan kedatangan tamu" ucap wang yibo membuat xiao zhan mengerutkan keningnya, siapa yang akan bertamu? Itulah yang xiao zhan pikirkan.
.
.
.
.
Selesai mandi xiao zhan langsung membantu wang yibo menata meja makan, tiba-tiba bel berbunyi dan wang yibo langsung menyuruh xiao zhan untuk membukakan pintu.

"Aaaaa! Ini zhan eumm~ sangat tampan....."

"Ini bukan mimpi tapi sungguh dia sangat tampan.."

"Ya tuhan tampan sekali..."

Baru saja xiao zhan membukakan pintu dan langsung mendapat teriakkan dari tiga wanita yang tidak xiao zhan kenal. Di dapur, wang yibo yang mendengar teriakkan para wanita yang memuji anaknya langsung pergi ke arah pintu. Xiao zhan yang melihat wang yibo langsung menggenggam erat tangan wang yibo sambil menatap tiga wanita itu.

"Ayo, masuk saja" ucap wang yibo menyuruh ketiga temannya masuk ke dalam.

"Zhan tolong belikan susu, di minimarket sebentar. Bisa kan?" ucap wang yibo menatap xiao zhan yang menggenggam tangannya.

"Tidak!" jawab xiao zhan yang mulai berfikir yang aneh-aneh.

"Kenapa? Tadi ingin puding jadi tolong belikan susu nya" ucap wang yibo menatap mata xiao zhan yang terus menatap ketiga temannya dengan pandangan tidak suka.

Wang yibo yang mengerti dan paham langsung mendorong xiao zhan keluar apartemen lalu memberikannya selembar uang.

"Belikan dulu kan hanya sebentar tidak lama" ucap wang yibo lalu menutup pintu.

"Ada apa? Mana zhan" tanya Jian yi.

"Aku menyuruhnya membeli susu untuk puding, sudahlah ayo ke meja makan" ucap wang yibo.
.
.
.
Sampai di minimarket xiao zhan langsung mengambil dua botol susu cair dan dua kaleng susu kental lalu ke kasir untuk membayarnya. Di jalan menuju ke apartemen xiao zhan melihat seseorang yang pernah ia lihat.

"Itu laki-laki yang kemarin, mau apa lagi dia" ucap xiao zhan lalu mempercepat langkahnya.

Dugaan-dugaan aneh mulai berkecamuk di dalam benaknya dan yang paling ia takuti adalah jika semua yang ada di pikirannya itu benar. Xiao zhan semakin mempercepat langkahnya dan perasaan tidak tenang semakin menyelimutinya.

Sampai di apartemen xiao zhan langsung masuk dan melihat semua orang yang duduk dengan santai di meja makan sambil menatapnya bingung. Wang yibo menatap xiao zhan yang berkeringat dan wajah yang sedikit pucat menjadi khawatir lalu mengambil kantong belanjaan yang xiao zhan bawa dan meletakkannya di atas meja.

"Ada apa, heum?" tanya wang yibo membolak-balik tubuh xiao zhan mengecek jika ada yang terluka atau terjadi sesuatu saat ke supermarket.

"Bawa saja ke kamar dulu, biar aku yang buat pudingnya" ucap Jian yi dan wang yibo langsung membawa xiao zhan ke kamar.

"Itu siapa?" tanya Song weilong.

"Anaknya" jawab  Zhao Lei yang membuat Song weilong langsung tercengang.

"A-apa anak? Tapi bukannya dia belum menikah, lagipula dia terlihat begitu muda dan memiliki anak yang sebesar itu" ucap Song weilong yang tidak percaya dengan kenyataan yang baru ia ketahui.

"Pak song, lebih baik anda diam!" ucap Liu yifei.
.
.
.
Di dalam kamar wang yibo mulai bertanya-tanya tapi xiao zhan seolah bisu dan tuli. Xiao zhan hanya diam menatap wajah wang yibo dengan tenang tanya terganggu sedikitpun oleh ocehan wang yibo yang mengkhawatirkannya. Mata xiao zhan beralih menatap ke arah bibir wang yibo yang terus berbicara.

Menarik tengkuk leher wang yibo dan langsung menyambar bibir tebal dan penuh wang yibo, melumatnya dengan lembut tanpa memperdulikan wang yibo yang masih terkejut dengan perlakuan xiao zhan.

Wang yibo mendorong xiao zhan tapi xiao zhan menahan pinggangnya sambil menuntun wang yibo berbaring di atas ranjang tanpa melepaskan ciumannya pada wang yibo. Setelah beberapa saat kemudian xiao zhan melepaskan ciumannya lalu menatap wang yibo yang berada di bawahnya.

Belum sempat wang yibo protes xiao zhan lebih dulu menjatuhkan kepalanya ke ceruk leher wang yibo. Dengkuran halus terdengar dan nafas hangat xiao zhan menghembus menerpa kulit leher wang yibo.

"Zhan~" panggil wang yibo merasa bahwa tubuh xiao zhan semakin memberat yang berada di atasnya.

"Hey! Jangan tidur. Zhan, kau belum makan malam" ucap wang yibo menggeser perlahan tubuh xiao zhan.

Wang yibo bangkit dari baringnya lalu menyelimuti xiao zhan hingga dada. Wang yibo kembali ke meja makan, dimana keempat orang yang masih menunggunya.

"Maaf, membuat kalian menunggu" ucap wang yibo.
.
.
.
.
"Ya! Sampai jumpa" ucap wang yibo lalu menutup pintu dan menguncinya.

"Hoam~ jam 11, semoga besok tidak kesiangan" ucap wang yibo masuk ke dalam kamar.

Wang yibo naik ke atas kasur, berbaring di sebelah xiao zhan yang sudah tertidur pulas padahal kasur sendiri ada malah tidur di kasur orang. Menatap langit-langit kamar, meraba bibirnya tapi sesaat kemudian wang yibo berfikir positif dan xiao zhan juga dulunya sangat kurang perhatian orang tua.

"Setelah selesai liburan nanti, sebaiknya membeli apartemen baru yang kamarnya ada dua" ucap wang yibo mengingat xiao zhan yang sering tidur di tempatnya karena kasur miliknya luas tidak seperti milik xiao zhan.

"Selamat malam~" ucap wang yibo memperbaiki selimut xiao zhan lalu memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpi.


TBC.

Jangan lupa vote+komen👌

𝔄𝔨𝔲 𝔪𝔢𝔫𝔠𝔦𝔫𝔱𝔞𝔦 𝔬𝔯𝔞𝔫𝔤 𝔱𝔲𝔞 𝔞𝔫𝔤𝔨𝔞𝔱 𝔨𝔲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang