page : 1

12K 932 18
                                    

Rendra bangun di rumah sakit.

Bingung? Tentu. Dirinya tertimpa sepanduk besar yang beratnya tak main main, namun sekarang dirinya terbangun dengan tubuh yang baik baik saja walau kepalanya terasa berdenyut

Namun tak lama denyutan itu semakin menjadi, bagai kepalanya yang terasa pecah

Terasa bahwa ada ingatan ingatan muncul, ingatan tentang kehidupannya? Oh tidak tidak sejak kapan dirinya yang menginjak kepala dua menjadi dua belas tahun

Ini tak mungkin, tapi ini nyata.

Rendra bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi, denyutan di kepalanya berkurang

Walau berjalan bisa berjalan, tubuhnya begitu lemas bahkan menurutnya kapan saja dirinya bisa terjatuh.

Sampai di dalam kamar mandi dirinya mengaca, cukup tinggi karna dirinya yang pendek, ups.

"apa apaan ini?" dirinya sedikit linglung, bagaimana bisa? Apakah dunia tak mengijinkannya mati dengan tenang hingga menunjukan mimpi seperti ini

Rendra masih tak mempercayai ini, siapa yang akan percaya toh ini bukan yang seharusnya terjadi.

Rendra kembali ketempat tidur dimana ia tertidur, dan mendudukan dirinya.

Haruskah dirinya menerima ini? Dikehidupan sebelumnya juga tak ada siapa siapa yang memperdulikannya

Tapi di kehidupan ini dia juga tak di pedulikan, bahkan disiksa. Sekarang rendra harus bagaimana?.

Dirinya pusing ingin tidur, rendra akan mencoba menerimanya sekarang.

.

Waktu menunjukan bahwa hampir menjelang sore, rendra terbangun lagi namun ada satu orang di sampingnya

Orang itu sedang memainkan handphone, tak sadar dengan rendra yang telah terbangun.

Rendra juga tak berniat menyadarkan orang yang tengah duduk di sofa rumah sakit

Rendra terbangun karna ingin pipis, dia mencoba turun namun ada suara yang menghentikannya.

"Ingin kemana kau" suara itu terdengar berat juga kelihatan menekan aura di sekitarnya

"toilet" orang itu mengangkat alis bingung.

"bisa? Butuh bantuan?" bergantian. Sekarang rendra yang mengangkat alis, sejak kapan anak sulung keluarga velissio peduli dengannya?

"Ga" rendra menjawab seperti biasa, selalu singkat. dia mendapatkan ingatan Nalio, terserah jika sikapnya juga tak sama dengan nalio

Dia sekarang harus mengubah semuanya, dia anak dari keluarga Velissio untuk apa dia tunduk di hadapan orang orang di sana?. Di sana juga para penjaga juga maid tak mengaggapnya tuan bahkan sering menuduhnya yang tidak tidak.

"bersikaplah sopan Nalio Xeandra Velissio, dia telah baik mencoba menolongmu" satu suara lagi yang tak asing di pendengaran rendra

"aku tak butuh itu, lalu aku harus menjawab apa?" baik itu kata panjang yang di ucapkam Rendra.

Orang yang menegur tadi diam, bukan karna kehabisan kata kata tapi diam karna sikap Nalio barusan.

Nalio sungguh ceria, dia akan terus berbicara walaupun itu tak di dengarkan oleh siapapun, dia akan sedikit manja jika sakit.

Melihat tak ada jawaban Rendra melanjutkan jalannya, dia sampai di depan toilet dan memasukinya dua orang disitu juga diam.

Rendra keluar dari toilet dan menuju kekasur dan mendudukinya kembali.

Nalio X.V [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang