Setelah memasukan roti tersebut Nalio pergi tanpa beban, tak menganggap yang mengaku adik dari ayahnya.
☔☄️
Baru saja sampai di sekolah, Nalio langsung di suguhi para pembully nya terdahulu
Saat hendak berjalan tak memperdulikan preman preman itu Nalio ditarik paksa menghadap sang ketua
"Apa apaan bajingan ini mencoba menghindar" salah satu dari mereka menjambak Nalio dengan senyum kebahagiaan
"Hei ayolah sialan, tersenyum seperti biasanya Dan ayo kita lakukan 'itu' "salah satu dari mereka tersenyum menjijikan dan menarik nalio ke gudang
POV Nalio
Ada apa ini?
Mereka menyeret ku ke gudang dan apa maksudnya dengan itu
"Akh"
Ck sialan tubuh ini begitu lemah
Eh.. mengapa mereka
Fuck! Apakah bocah ini menjadi jalang seperti ibunya, apakah para bajingan itu tak menyadari bahwa anak ini lelaki
Argh! Sudahlah yang pasti aku tak ingin menjadi jalang sialan seperti mereka.
Ah- mungkin pukulan ini akan begitu lemah melihat terbanting sedikit membuatku merasakan sakit
Bugh! Serkk!
AAAAA!
Ew itu pasti terasa menyakitkan, aku turut berbahagia atas kehancuran masa depanmu
"HEI BRENGSEK APA APAAN KAU"
di sini ada tiga orang dan satu tumbang karna kehilangan masa depannya yang lain akan ku buat seperti apa ya~ xixi
Mereka tak akan kehilangan nyawa hanya karna ku lemparkan palu
"APA KAU TULI HAH!!"
"bacot"
Yah waktunya membidik
Emm HUU!
Spereaks! Sreshh!
Yeah! Itu mengenai kepalanya, aku bisa menang jika begini..
'Melirik'
Jika para bajingan itu mati bagaimana.. itu akan gawat dan tua Bangka itu akan membuat tubuh ini semakin hancur, oh ayolah ren berfikir, kau sering melakukan sesuatu seperti ini
Oh sebelum itu masih ada satu dan eh- dia memegang senjata
"Pecundang"
Yah dasar pecundang bagaimana bisa dia melawan si lemah ini dengan senjata
Di sekitarku tak banyak benda bisa ku gunakan untuk menyerang
Aku akan meliriknya lagi, ...
Dia mundur saat sedang memegang senjata? Dan kelihatan ketakutan
'lirik'
Mungkinkah dia tak pernah melihat pembunuhan? Hehe ini akan menarik
"A-aku akan m-menelpon polisi! Lihat saja kau!"
"..."
Oh ya? Benarkah itu tikus kecil~ mari kita lihat lagi barang yang bisa ku gunakan
Hmmm.. itu..
Tapi aku tak memiliki pematik, benar juga minyak tanah hanya memerlukan sedikit percikan api dan disini ada beberapa besi,
baiklah menghilangkan jejak dan juga membunuh mereka seharusnya takkan sulit
Mari kita tuangkan ini~
"A-pa yang kau lakukan d-asar gila! Kau ingin m-membakar kita semua hah!"
"Pfft kita?"
"Itu hanya kalian saja bajingan bajingan bodoh"
Yah para sialan ini seharusnya akan mati dengan cepat secepat kehidupan ku berganti.
Mungkin para detektif akan menemukan suatu petunjuk dengan seluruh pembakaran ini untunglah aku tak menyentuh satupun dari mereka
Yaa walau begitu aku akan membakar baju dan barang bukti lain yang memang seharusnya musnah.
Daah bajingan.
End POV
Tbc.
Perpisahan hangat Nalio.
Voment, thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalio X.V [End]
Fanfiction"Kau minta maaf semudah itu? Setelah semua yang aku alami?!.. brengsek mana yang bisa memikirkan itu?" Nalio tersulut emosi kembali, emosi yang benar benar serius "Kau tau tak bagaimana aku di perlakukan di sekolah? Di rumah maupun di publik?" *** D...