Ini pagi, pagi dini hari Jam tiga subuh Nalio sudah bangun lebih tepat jika dikatakan bahwa dia tidak tidur
Demi mempersiapkan segalanya dia meninggalkan jam tidurnya, Nalio tak sabar untuk pergi
Itu bukan yang Nalio ingin kan tapi jiwa yang telah hilang yang menginginkan nya, dia ingin mencoba menetap sementara untuk mengambil beberapa uang, kitaran dua ratus juta tidaklah buruk itu akan bagus jika ingin membuka jualan kecil kecilan
Nalio tak punya pilihan seakan akan dirinya bukanlah yang memerintah tubuh itu sendiri... Nalio benci di kendalikan.
Nalio mendudukan dirinya mata miliknya masih berkunang kunang, untuk berdiri saja dia masih lemas
Memaksakan untuk berdiri dan masuk ke kamar mandi, entah mengapa Nalio sekarang sangat lemas
Tiba di kamar mandi Nalio mendudukan pantat nya ke atas tolilet duduk yang sedang tertutup, merenung sebentar dan merenung terus menerus hingga jam terlihat telah pukul empat, Nalio cukup depresi
"Nalio punya teman?, Aku dulu siapa?, Aku.. ah- aku siapa?!" Sedikit penjelasan, seiring berjalannya waktu Rendra akan semakin berubah, dia tak akan mengingat kehidupannya yang lain, biar begitu sifatnya masih akan sama, namun bermasalah jika ingatan yang di bahas.
"Tunggu tenang Rendra tenang.."
"Eh- benar aku Rendra, apakah mungkin... Ck! Sialan ini gawat"
Mata Nalio membulat, bergegas mengambil pena dan kertas mencatat seluruh ingatan ingatan penting yang masih di ingat oleh jiwa Nalio sekarang
Nalio sungguh hampir tak mengingat apapun di kehidupannya yang sebelumnya, dia akan berusaha lebih keras- lebih keras dan keras dan sekarang telah berada di titik maksimal Nalio berpikir
Darah mengucur dari hidung Nalio kepalanya berdenyut jantungnya berdetak kencang
Nalio mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri dan benar saja itu berhasil.
Sekarang pukul empat dua enam, Nalio bersiap untuk mandi, stres nya cukup parah entah mengapa dia sangat depresi, mungkin itu bawaan jiwa Nalio dulu.
Nalio sedang menikmati guyuran air shower yang menggelitik bagian kepalanya, dia ingin sedikit lebih lama berada di sini namun situasi berkata lain.
Keluar dengan keadaan basah di bagian kepala, Nalio tampak sangat tampan dengan ke adaan seperti itu.
Mempersiapkan segala hal, keluar dari ruangannya dan menuruni tangga yang di sambut oleh sekumpulan pria berbaju hitam
"Maaf tuan muda, kami di tugaskan oleh tuan besar untuk memberitahu kan dan mencegah Anda untuk pergi ke sekolah sebelum sarapan bersama" salah satu dari mereka membuka suara dan berbicara amat panjang lebar
Nalio menyiritkan alis, lalu mepout kan bibirnya tanda tak senang
Tak ingin berdebat Nalio memutuskan untuk duduk di sofa dan menonton televisi, di televisi hanya ada kartun anak, seperti sponsbob, tom and Jerry dan masih banyak lagi, Nalio heran di sini hanya ada orang dewasa untuk apa orang dewasa menonton hal seperti ini, yaah mau tak mau sih handphone milik Nalio sedang berada di tangan si ayah karna kejadian semalam.
Waktu sekolah masih lama sekarang masih pukul lima dan Nalio harus menunggu sekitar dua jam lebih
"Jika aku tau begini lebih baik aku bangun lebih siang" tutur Nalio dengan nada sedikit kesal
Nalio kembali pada acara tv tom and Jerry, tampak mengoceh di awal namun sangat serius saat menonton
Sudah lama Nalio tak menonton hal semacam ini, atau kah tak pernah? Hmm Nalio juga tak ingat
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalio X.V [End]
Fanfiction"Kau minta maaf semudah itu? Setelah semua yang aku alami?!.. brengsek mana yang bisa memikirkan itu?" Nalio tersulut emosi kembali, emosi yang benar benar serius "Kau tau tak bagaimana aku di perlakukan di sekolah? Di rumah maupun di publik?" *** D...