Setelah bermain dengan drama yang di lakukan oleh wanita menjijikan itu, Nalio turun dengan menuruni tangga untuk mengambil sesuatu yang bisa dimakan oleh manusia di dapur
Di dapur ada beberapa saudara Nalio dan ayah Nalio yang sedang memakan makan malam mereka, tidak seperti Nalio dulu yang selalu menyapa dan bertingkah sok akrab
Sekarang Nalio hanya acuh, ayahnya yang melihat Nalio berdehem pelan namun tetap dengan pendiriannya Nalio tetap acuh
Nalio selesai dengan makanan yang di ambilnya di lemari pendingin Nalio beranjak pergi dari ruangan yang di isi dengan manusia menjijikan itu
Kakak ataupun ayah Nalio tak peduli dan melanjutkan makan malam mereka walau sedikit merasa ada yang janggal.
Nalio tiba di kamar miliknya di dapur dia mengambil beberapa sosis siap saji tomat saus tomat selada dan dua buah roti tawar
Nalio menggabungkan bahan bahan itu dan terbentuklah sandwich sederhana dengan sedikit saos tomat di atas sandwich tersebut
Nalio memakannya dalam hening persis saat ia masih di tubuh miliknya terdahulu, Nalio yang di dalamnya adalah jiwa milik Rendra, Rendra yang seorang pembisnis legal dan ilegal yang banyak di incar oleh orang orang hanya menjalani kehidupan membosankan, hanya kehampaan saat seharusnya orang orang di sekitar Rendra bahagia.
Nalio merasa bosan setelah sandwich miliknya habis, dia terpikir untuk keluar dari mansion milik ayahnya ini dirinya ingin kabur, hanya sementara untuk meringankan beban kepalanya sesaat
di kehidupan sebelumnya Nalio lebih tepat Rendra jika bosan sering mengikuti balap liar entah saat di luar negri maupun dalam negri menurutnya menantang maut itu menyenangkan? Entahlah Rendra merasa aneh juga dengan dirinya sendiri.
Namun karna dirinya masih belum mempunyai kendaraan untuk melakukan balap liar jadi Nalio Memutuskan untuk kabur hanya untuk refreshing berjalan jalan
Nalio merebahkan dirinya di kasur untuk memikirkan cara melarikan diri dari mansion ayah nya itu
"Aku bisa menurunkan diriku ke lantai satu namun dari atas lantai satu untuk kedasarnya itu lumayan tinggi dan ...." Nalio terus berguman pelan hingga menemukan ide yang cukup bagus
Bagaimana jika dirinya keluar dari pintu utama? Pergi walau ketahuan, bukankah tak masalah juga bagi Frans jika kehilangan Nalio anak sialan itu
Nalio membulatkan tekad dan segera mengganti pakaian yang digunakannya dengan kaos putih dan celana pendek selutut, karna hari ini dia hanya akan mencari angin
Nalio keluar dari ruangan miliknya membawa beberapa uang peninggalan Nalio rill dan membawa handphone nya
Saat di tangga Nalio melihat jika kakak pertamanya melirik ke arah Nalio dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah laptop nya kembali Nalio memutar bola matanya malas
Dan melanjutkan jalannya ke arah pintu saat ingin membuka dirinya di tegur oleh kakaknya
"Ingin kemana kau, jangan membuat masalah dan mempermalukan marga mu" Reyfan berbicara tanpa menatap Nalio
".." Nalio hanya menatap datar pada bajingan yang berada jauh di depannya
Nalio kembali membuka pintu dan keluar dengan tenang berjalan kearah pos satpam dan meminta ijin ingin meminjam sepeda kayuh milik pak penjaga, namun malah di berikan pertanyaan
"Ingin kemana Anda tuan muda, apakah sudah meminta ijin pada tuan besar?" Nalio melihat penjaga itu, ternyata masih ada manusia yang memiliki kemanusiaan di mansion ini
"Lio sudah meminta ijin pada si sulung apa tak apa? Dan juga Lio hanya ingin mencari angin" Nalio itu sopan tergantung sama orang yang memperlakukan dia
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalio X.V [End]
Fanfiction"Kau minta maaf semudah itu? Setelah semua yang aku alami?!.. brengsek mana yang bisa memikirkan itu?" Nalio tersulut emosi kembali, emosi yang benar benar serius "Kau tau tak bagaimana aku di perlakukan di sekolah? Di rumah maupun di publik?" *** D...