Nalio dikejutkan dengan ayahnya yang tiba tiba ada di belakang sambil memandang rendah anaknya,
Dan sekarang kondisinya cukup canggungMereka tengah duduk di meja makan bersebelahan
Nalio yang terus terusan berusaha untuk tak menatap ayahnya dan Frans yang terus menerus menatap Nalio dengan pandangan sulit diartikan
Helaan nafas terdengar dari selah bibir Frans yang akhirnya ingin membuka pembicaraan
"Bicara" jika Nalio itu seperti para kulkas berjalan lainnya mungkin dia akan paham, tapi sekarang Nalio adalah seseorang yang normal penyuka mie.
Eumm sepertinya fakta Nalio sudah berumur kepala dua sudah tidak ada, lihat saja perlahan tapi pasti sedikit demi sedikit Nalio mulai kehilangan ingatan ingatannya
Bahkan hari ini Nalio tidak terlalu ingat tentang kejadian di mana ia membunuh para bajingan yang ingin melecehkannya
Sungguh bajingan menjijikan yang pantas mati
Kemungkinan besar Nalio sudah pernah.. namun ada kejanggalan yang mengatakan bahwa Nalio tak pernah melakukannya selain blowjob dan handjob
Sepertinya malam ini Nalio akan bertemu Nalio yang asli.
Dan.. oh..
Nalio menjawab dengan tatapan bingung yang terlihat seperti orang bego, namun imut di mata Frans
"Bicara saja apapun itu.. tentang maid juga para bajingan yang melecehkan mu"
'lu baru tau sekarang bajingan anjing?' Nalio menggeram tak suka, mau tak mau Nalio harus menahannya bagaimanapun sekarang dia kalah posisi Ama kekuatan
"Ck untuk apa?!" Nalio ngegas karna merasa tak suka Dengan Frans
"Huh.. tenanglah, aku hanya akan memberikan hukuman pada maid yang mencoba tidak sopan kepada anggota Velissio" ucap Frans jika anak anak yang lain melihanya maka tak akan percaya dengan apa yang mereka lihat dan dengar sendiri
Frans mengucapkan kata terpanjang sepanjang sejarah yang ada di kamus Frans, namun sepertinya dia akan lebih banyak berbicara lagi di lain waktu
"Baiklah baiklah" ucap Nalio dengan wajah tak berdosa dan tangan yang melambai lambai lemah, berbeda dengan jantungnya yang tengah berdegup kencang
"Maid pertama meracuni ku dan mencelakai ku yang kedua hmm apa ya.. oh! Dia harus di ajari sopan santun" Nalio mengoceh dan terus mengoceh dengan wajah yang ekspresi terus terusan berubah
Entah sejak kapan Nalio menjadi seexcited ini bercerita ke pada orang lain
Tanpa ada yang menyadari Frans memandang Nalio dengan lekat dan terfikir
'untuk apa dulu aku pernah membenci anak ini?, Apa mungkin Perasaanku saat ini tak stabil?' Frans bertanya dengan dirinya sendiri hingga melupakan Nalio yang sedari tadi sudah selesai mengoceh nya
"Oy! Sialan kamu denger g sih?!" Nalio sebal sendiri dengan orang bau tanah yang menyuruh nya bercerita tapi mendengarkan saja tidak
"Hn"
" Han hen Han hen.. udah cape cape cerita juga" Nalio merajuk dengan wajah yang di tekuk lucu
Sedangkan Frans yang tadinya tersadar kembali melamun
'benar mengapa aku membencinya?'
Tanpa sadar Frans menghampiri Nalio yang memunggunginya dan berjongkok memegang tangan Nalio menariknya ke dalam pelukan yang baru kali ini Nalio rasakan'a ada apa dengannya'
Nalio yang masih shock hanya diam seribu bahasa
"Maafkan aku, maafkan aku yang telah membencimu, maafkan aku yang tak mengetahui perasaan mu"
Dada Nalio mulai sesak dan mendorong Frans kuat, Nalio menatap Frans dengan lekat dan perasaan marah, Frans yang melihat itu mulai merasakan perasaan yang gelisah
"Kau minta maaf semudah itu? Setelah semua yang aku alami?!.. brengsek mana yang bisa memikirkan itu?" Nalio tersulut emosi kembali, emosi yang benar benar serius
"Kau tau tak bagaimana aku di perlakukan di sekolah? Di rumah maupun di publik?"
Perlahan lahan suasana yang sunyi tadi menjadi berat dan banyak tekanan
"Di sekolah aku selalu di lecehkan dengan murid lelaki yang biadab itu! Dan dirumah aku selalu di caci maki dengan kalian maupun maid dan para penjaga, di publik aku di anggap anak pembawa sial karna dari rahim seorang jalang" jelas Nalio dengan mata berair
Frans masih dengan memperhatikan Nalio, Frans mendekat dan Nalio mundur dengan perlahan Frans mempercepat langkahnya dan menangkap Nalio menyuntikan obat bius yang lebih masuknya ke obat penenang
Nalio mulai tenang dan pingsan, Frans memikirkan bagaimana dia membuat Nalio memaafkan dirinya meski dengan cara paksa?
Nalio yang sekarang berontak hanya dengan melukai fisik tak akan berpengaruh dan dengan mental Nalio sudah sering mendapat perlakuan tak senonoh sehingga hampir kehilangan perasaan
Hingga Frans terfikir hal gila
Frans mengangkat Nalio dengan satu tangan dan kepalanya di telungkupkan di bahu lebar Frans
Dengan satu tangan yang bebas Frans mengambil ponsel dan menghubungi seseorang, dengan senyuman yang terlihat angkuh dan percaya diri
Saat tersambung
"Aku ingin itu, kepada si bungsu"
"..."
"Aku tak gila, aku mungkin memiliki obsesi baru selain penyukai vagina"
"..."
"Sudah ku bilang aku tak gila, dan jaga cara bicaramu brengsek"
"..."
"Secepat yang kau bisa"
"..."
Sambungan berakhir dengan wajah puas Frans
Dan masih dengan Nalio yang sangat nyenyak di gendongan, mungkin dia akan bangun ketika makan malam, entahlah obat itu dosisnya cukup tinggi
Sebenarnya saja Nalio bahkan belum makan, resep yang semalam sy tulis menjadi tak berguna karna tak di makan oleh Nalio.
Karna Frans memiliki pekerjaan lain, Frans menaiki lift dan membawa Nalio ke dalam kamarnya
Membaringkan dan menyelimuti Nalio dengan perasaan senang
'aku tak tau kenapa Nalio, tapi ku akui perubahanmu malah akan menambah masalah karna membuatku sangat menarik perhatian kepadamu' batin Frans dengan mengusap pipinalio
Tbc.
G nyambung jr.
entr klo ni udh tmt Bru gw baikin, soalnya baca cerita sendiri itu cringe dan buat mood gw ilang.Oh iye tingkat umurnya gw jadiin 15 yk, kta ktanya ksr Ama cukup dewasa.
Follow, voment, thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalio X.V [End]
Fanfiction"Kau minta maaf semudah itu? Setelah semua yang aku alami?!.. brengsek mana yang bisa memikirkan itu?" Nalio tersulut emosi kembali, emosi yang benar benar serius "Kau tau tak bagaimana aku di perlakukan di sekolah? Di rumah maupun di publik?" *** D...