32

246 15 6
                                    

Ini nih yang bikin Halim makin tambah takut, jadi tahanan rumah sakit ya kali jadi tahanan baru masuk rumah sakit aja rasanya takut, pingin kabur masa gue harus mendekam dirumah sakit beberapa hari.

Tapi kalau Halim gak makan yang pedes-pedes rasanya kayak ada kurang gitu loh, meskipun kalau habis makan pedes-pedes asam lambungnya langsung kambuh dan berujung mendekam dirumah sakit. Tapi yang namanya halim gak ada kapoknya sama sekali, giliran asam lambung kambuh bilang kapok gak mau diulangi lagi nah sedangakan udah sembuh malah diulangi lagi gila memang.

"Iya nggak kak adek masih sayang tangan adek kok," ucap Halim sambil natap tangannya sayang

Ya sayang lah siapa yang bilang gak sayang, kalau sampai kambuh asam lambung Halim pasti tangan mulus kesayangannya ini ditusuk sama benda kesayangan Kak Rizal, mana rasanya biyuhh sakit sekali kebas banget, bahkan tangan Halim langsung bengkak.

"Sayang maksudnya gimana dek," tanya Kak Fendi bingung

"Sayang lah kak nanti tangan kesanyangannya adek ditusuk-tusuk pakai jarum kan kasian," jawab Halim sedramatis mungkin

Halim lihat pada ketawa semua kenapa sih memangnya ada yang lucu ya, atau dikira ia barusan ngelawak kali ya.

"Ada-ada aja kamu dek, bilang aja kalau kamu takut gitu kenapa harus pakai acara bilang kasian tangannya," ucap Ogi sambil terkekeh

Ya sebenarnya apa yang dibilang Ogi ada benernya juga sih Halim takut kalau tangannya sampai dinfus, gimana gak takut coba itu yang menancap ditangan jarum loh, bahkan sampai beberapa hari masih menancap aja kecuali kan kalau udah sembuh baru dilepas, bayangkan aja ketika lu ketusuk jarum sebentar aja pasti udah kesakitan kan. Apalagi kalau yang ini ditusuk sampai beberapa hari loh, Halim aja pernah ditusuk sampai satu mingguan lebih, kalian pasti pingin tau kan gimana nasibnya tangan Halim ini, biyuh kagak bisa dibayangin dah pokoknya. Tangan Halim berubah menjadi gendut banget dan rasanya itu loh biyuh sakit banget bahkan rasanya lebih sakit ketika ditinggal selingkuh sama doi.

(Author:alah lebay lu memangnya pernah pacaran kok sampai bilang kayak gitu)

(Halim:gak pernah sih thor hehehe,kalau lu thor pernah ngerasain ditinggal doi selingkuh nggak)

(Author:pernah lah bahkan gak selingkuh aja doi langsung nikah,tapi gue kagak lebay kayak lu lah)

(Halim:hahaha kasian lu thor)

"Ya udah sekarang adek istirahat aja udah malam juga ini, besok kan harus sekolah terus nana nginep disini aja tidur bareng adek ya"ucap Papi yang diangguki nana

"Pi kalau Ogi tidur dimana dong," rengek Ogi sambil menunjukan wajah semelas mungkin

"Tidur digot depan rumah sana," ucap Halim cepat sedangkan Ogi natap gue sinis

Halim enek pingin muntah pas dengar ogi merengek ke Papi, gak pantes banget muka kayak kulkas pakai segala merengek.

"Ogi tidur sama Fendi sana," suruh Papi yang mulai jengah melihat perdebatan kedua anak muda di depan ini

Kini ruangan yang tadinya banyak para tamu undangan dan juga berbagai makanan udah sepi, tamu undangan udah pada pulang, begitupun juga makan yang tersaji sudah diberesken oleh maid karena sekarang sudah hampir tengah malam waktunya tidur.

Ruangan yang tadinya ramai kembali sepi karena penghuninya sudah masuk kamar masing-masing. Begitupun juga gue tanpa ganti baju dan mandi langsung merebahkan badan yang sedari tadi rasanya remuk banget ditambah kaki juga ikutan sakit.

"DEK GANTI BAJU, GOSOK GIGI, CUCI KAKINYA JUGA SEBELUM TIDUR." Nana geram sekali ketika melihat Halim langsung rebahan dikasur

"Na plisss gue ngantuk banget jangan ganggu lagian kaki gue juga sakit Na gak bisa jalan ke kamar mandinnya," rengek Halim sedikit takut mendengar ucapan Nana yang datar

"Ada gue disini, gue bisa bantu lo ke kamar mandi, lo kira gue patung daritadi," ucap Nana ketus

Halim masih tetap eebahan dikasur gak ada niatan untuk bangun karena malas sekali. Nana melihat Halim yang masih rebahan seketika langsung mengeluarkan tatapan tajamnya.

"HALIM JANGAN BUAT KAKAK MARAH," ucap Nana dingin dan jangan lupakan tatapan tajamnya juga

Halim mendengar ucapan Nana yang dingin terkejut dan tidak manggil Halim adek, kali ini Nana manggil namanya yang berarti sedang marah besar, alhasil Halim harus nurut daripada nanti Nana semakin marah  kan jadi tambah marah bahaya.

"Iya Na ini gue bangun tapi jangan marah-marah, jangan natap kayak gitu serem Na," cicit Halim pelan dan berusaha bangun sambil nahan rasa sakit di kaki yang semakin meningkat sakitnya

"Nana sakitttttt! Hiks...kakinya hiks, " rengek Halim ketika sudah duduk dan merasakan sakit yang luar biasa dikaki

Nana sangat kawathir banget melihat Halim yang kesakitan, setelah itu Nana mengeluarkan HPnya dari sakunya gak tau mau telfon siapa.

Ayah call📞📞

"Assalamualaikum papi," ucap salam Nana ketika panggilannya langsung diangkat oleh papi

"Waalaikumsalam Na ada apa bukannya tadi papi suruh tidur," jawab Papi dengan nada dingin

"Papi adek merasa kesakitan lagi dikakinya sampai nangis kejar banget,"

"Nana kok telfon papi sih hiks...hiks matiin aja udah sembuh gak sakit lagi kakinya." Halim terkejut ternyata Nana telfon papi, sedangkan disebrang sana merasa kawathir ditambah juga terkekeh mendengar ucapan putrinya, ia yakin putrinya takut kalau ia tahu

"Hmm papi kesana sebentar lagi bersama Rizal, papi tutup telfonnya Assalamualaikum,"

""Waalaikumsalam,"

Ketika sambungan telfon sudah terpustus Halim langsung natap Nana tajam, sedangkan Nana yang ditatap seperti itu bukannya takut malah natap balik Halim tak kalah tajamnya, alhasil malah Halim sendiri yang takut sekarang. Ihhh Nana kok gitu sih kenapa tatapannya mirip papi sama kakaknya serem banget.

Gak lama pintu terbuka papi, mami dan kak Rizal masuk, Halim melihat kak Rizal bawa tas kebanggaannya yang pasti isinya barang-barang medis huaaaa mau kabur aja kalau kayak gini tapi masalahnya kaki Halim gak bisa lari kan kakinya masih sakit.

"Adek ganti baju dulu ya sama Mami dan Nana setelah itu biar diperiksa sama kakak," ucap papi lembut dan langsung gendong Halim ala bridal style membawanya ke walk in closed untuk berganti baju

Sampai di walk in closed papi langsung menurunkan Halim dikursi yang ada disitu setelah itu langsung keluar, Halim melihat Mami membuka lemari langsung terkejut begitupun juga Nana.

"Langsung ambil aja Mami bajunya gak usah dipilih lagian sama semua kok hehehe," ucap Halim sambil tertawa ketika melihat dua orang didepannya terkejut

"Kenapa bisa doraemon semua baju piyama kamu dek," ucap Nana yang masih tetap terkejut

"Ya adanya itu Na gue suka banget sama doraemon jadi ya doraemon semua, bukan hanya Mami sama lo aja yang kaget pas lihat walk in closed gue, bahkan dulu ada maid  baru juga gak kalah terkejutnya melihat piyama gue doraemon semua pas pertama masuk sini, bukan piyama aja sih sepatu pun juga doraemon, kalau nggak doraemon ya warnanya aja yang biru hehehe," jelas Halim, sedangkan Mami dan Nana menggelengkan kepala, lucu sekali saking sukanya kartun doraemon semua pakaian bergambar doraemon, atau nggak warna biru saja.

Selesai ganti baju Mami keluar duluan untuk panggil papi, karena papi harus gendong Halim lagi. Papi masuk kembali ke walk in closed dan melihat putrinya, gemes sekali lucu juga, tapi ya gitu nakal banget.

Papi menggendong Halim dan menurunkan diranjang dengan pelan, setelah itu papi langsung menyuruh kak Rizal meriksa kaki Halim.

"Huaaaa kakak sakit pelan-pelan pegangnnya," teriak Halim tiba-tiba membuat semuanya kaget

"Apaan dek kakak aja belum pegang kaki kamu loh, tapi kenapa udah teriak duluan," ucap kak Rizal sambil terkekeh

Halimatussa'diyah (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang