"Teruslah tersenyum, karena dengan tersenyum orang tidak akan tau kau sedang hancur "
Pagi menyapa kembali dengan senyuman hangat bagaikan hamparan bunga mawar yang sangat elok dan berwibawa ketika dipandang. Senyuman yang seperti Bunga yang selalu jaevan tanam dan dirawat sedemikian rupa hingga mekar dengan eloknya dan tumbuh dengan wibawa yang anggunSebuah alunan seirama mengalun sangat indah, dengan iringan musik yang begitu damai dan sebuah bait yang menyatu, begitulah pagi yang menyapa hari ini. Sangat
indah.Disinilah dia, setelah turun dari kendaraan yang dia tumpangi dan berjalan menuju dimana dia akan mengawali kelasnya, namun ketika sedang berjalan dia menemukan dan mendengarkan sesuatu.
Menikmati setiap bait dan irama, mencoba berdamai dengan waktu meskipun hati sangat ragu dan enggan untuk jadi hangat. Menikmati suara dan paras yang begitu indah, seakan meminta dunia agar berhenti diwaktu itu. Menikmati sebuah senyuman dengan alunan lagu bak pemandangan yang diharuskan dinikmati.
Setelah selesai dengan apa yang di lakukan ia langsung memandang lekat kearah gadis yang baru ia temui beberapa hari yang lalu saat dia memasuki dunia kampus ini.
Ia yang tak lain adalah jaevan sedang menikmati lagu dari seorang gadis yang tak sengaja ia lihat waktu berjalan menuju kelas untuk memulai sebuah hal baru untuknya. Gadis itu memainkan sebuah gitar dengan lagu yang begitu indah meskipun jaevan tidak pernah mendengar lagu ini, namun suara dan perpaduan permainan gitar si gadis membuatnya seakan dia telah menemukan harapan untuk melanjutkan hidup dan melanjutkan kemana arah dia akan bermimpi.
Meskipun kemarin malam sempat mendengar celotehan tidak jelas si gadis dan tingkah absurnya, jaevan tidak pernah mempedulikan dan menganggap malam itu hanya angin.
" Sedang apa kau disini Mr. Bisu dan tuli, eummm kategori apa yang kau dapatkan jika ada kompetisi mimik wajah yah". Si gadis tadi menyadari jika jaevan menikmati lagu dan memandangnya sedari tadi. Dengan gestur dan mimik muka seolah berfikir dia tetap akan jahil dengan jaevan. Gadis aneh jika jaevan berbicara.
Setelah si gadis seolah berfikir, jaevan langsung melanjutkan jalannya untuk memasuki kelas karena dia tidak ingin berdebat dengan gadis aneh menurut dia.
Laluu..
"Oii epan, dasar manusia batu, demen banget ngilang kalau disuruh nunggu, tunggu Napa si pas gue cari tempat buat markir mobil, maen ilang aja lu.. -
Lu tuh yah bisa gasi sekali aja.. ". Belum sempat Deviano meneruskan omongannya tiba" si gadis memotongnya dengan cepat.
" Woahhh Astaagaaaa, Devianooo?, Woah apakah itu kau sijenius berkacamata? " - sigadis memotong ucapan vano dengan cepat.
" Kau.... Anju...? Wahh apa kau Anju si kecil yang suka menangis? Yakkk Btw aku sudah tidak berkacama seperti yang kau lihat ". Deviano
" Heumm macam tu lah, dan aku sering menangis gara" kau dengan sifat jahilmu, tapi aku suka dan kau sangat tampan setelah dewasa, bahkan si kulkas tidak berubah, tapi dia juga tampan ". Si gadis
Jaevan yang tidak mengerti situasi pun jadi bingung, mengapa sahabatnya kenal dengan di gadis tadi, dan siapa tadi? Anju?. Diam tak berkutik lalu dia seperti mengingat sesuatu.
" Apaa?? Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa kau masih lupa denganku? Ahh aku lupa jika hidupmu masih gelap " - si gadis.
Dengan mendapatkan omongan yang begitu tak sedap menurutnya karena sungguh si gadis ini jika berbicara sangat menyakiti dan tingkahnya begitu menjengkelkan. Lalu dia mengingat semuanya jika gadis yang ada dihadapan mereka, Jaevan dan Deviano ini ternyata sahabat kecil mereka yang dulu pindah ke negara China karena orang tuanya sedang memperjuangkan adiknya yang berada di kandungan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaevan Altezza Belvaro || Jaemren
Teen FictionTentang bagaimana hidup jaevan si yatim piatu yang diangkat anak oleh keluarga agler dan dianggap kembaran dari anak kedua mereka. Tentang bagaimana kisah jaevan dengan cintanya. Dan sampai mana dia harus menjadi kuat, apakah dia harus menjadi kuat...