"Ya Allah, ampuni segala dosa hamba. Hamba mengakuinya, Ya Allah. Hamba sempat bermaksiat, hamba khilaf. Hamba mohon kepada-Mu, jangan ambil Zani, selamatkan Mala. Hamba belum siap jika harus kehilangan keduanya, ambil dan bawa pulang hamba terlebih dahulu, jangan mereka Ya Allah. Robbana atina fiddunya hasana, wafil a hiroti hasana tawwaqina azabannar," tangis Arkan kembali pecah. Ia teringat malam kemarin, dimana ia dan Mala bercanda. Kenapa setelah tawa, ada tangis yang menyusul?
"Ya Allah, hamba hanya ingin bahagia,"
"Arkan! Kamu bisa jaga Lina ga sih? Liat dia sampai masuk UGD!"
"Lo bisa jaga Mala ga sih?!"
"Lebay banget sih lo!"
"Bisa ga sih nurut sama bunda?"
Semua kata-kata yang membuatnya down terputar kembali di otaknya. Ia terlihat bahagia, baik-baik saja. Namun, semua itu bertolak belakang. Dari keluarga, ia ditentang macam-macam. Masih ingat dengan trauma Raya? Itu berdampak buat Arkan. Ia diperlakukan bak seorang pangeran, dilarang melakukan ini itu. Ia benci itu semua. Ia ingin bebas, tapi, permintaan Raya merupakan perintah baginya. Ia tak bisa berkata tidak pada Raya.
Dari segi pertemanan, dalam diri Jeno dan Adrian ia menemukan jiwa pertemanan. Selama ini, ia hanya dimanfaatkan, baik otak maupun harta. Kemudian, ia bertemu Carlos dan bergabung dalam Rexsan. Disinilah ia mendapatkan semuanya, sebelum akhirnya Raya tau kalau AA Davendra adalah Arkan.
"Hidup emang banyak ujian, lo lagi di uji, sekuat mana lo mengemban tugas menjadi anak pertama dan seorang kepala keluarga," ucap seorang pria.
"Dulu, gue pernah berdoa, supaya anak-anak gue jauh dari dunia malam. Tapi, dosa gue terlalu banyak, jadinya ga dikabulin. Lo harus bisa bangkit, lo boleh nangis kapanpun itu. Nangis didepan gue, ga akan gue ketawain. Laki-laki juga punya titik terendah, ada saatnya dia nangis,"
"Yah, Arkan punya salah apa? Arkan udah turuti semua kemauan ayah, bunda. Tapi, kenapa Arkan selalu salah dimata kalian. Arkan punya hak buat nentuin pilihan Arkan, selama ini Arkan tertekan, Yah," adunya.
"Arkan punya impian buat kuliah di Kairo, tapi bunda larang cuma karena takut Arkan ga bisa jaga diri. Bunda selalu kirim orang buat ngawasin Arkan. Arkan bukan anak kecil lagi!" Fajri membiarkan anaknya meluapkan semua yang dipendam. Ia tau kalau Arkan berada dibawah kendali Raya. Bahkan kemarin sempat adu mulut perkara Mala. Keposesifan Raya bertambah saat ia mengetahui siapa Lina.
"Sekarang, saat Arkan perlahan lepas dari bunda. Kenapa masalah silih berganti? Apa Allah ga sayang sama Arkan?"
"Kalau Allah nguji lo, berarti Dia sayang lo. Saking sayangnya, ujian itu berat. Supaya, lo ngadu sama Dia, curhat dan minta pertolongan sama Dia. Allah lagi kangen sama lo,"
"Bagi lo, Raya berlebihan. Tapi bagi gue wajar. Secara garis keturunan, lo anak tunggal gue sama Raya. Gue malah iri sama lo, dulu bunda gue ga gitu. Yang ada diumbar kayak anak ayam, makanya gue dijodohin sama Raya. Sebenarnya, bukan dijodohin sih, gue yang dateng nemuin Fariz buat bantu gue jalanin skenario. Lo tau alesannya? Gue liat ada jiwa keibuan didiri Raya dan gue punya pikiran, mungkin kalau gue nikah sama Raya bakal dapet kasih sayang seorang ibu,"
"Udah ya, jangan ngerasa sendirian. Ada gue, Rexsan yang bisa dijadikan tempat cerita," Arkan memejamkan mata sejenak. Berusaha menghentikan tangisnya.
"Lo kuat Ar, gue yakin itu," Arkan hanya mengangguk sekilas.
"Yah, laper," ucap Arkan sambil tersenyum.
"Kan, kebiasaan, abis nangis laper," kesal Fajri.
"Lo disini aja, gue kekantin bentar," sebenarnya hanya alibi Arkan saja, agar dirinya bisa leluasa merokok.
"Maafin Arkan bun, Arkan ngejalanin semua ini dengan terpaksa," ucap Arkan sambil sesekali menyesap rokok.
"Gue gagal jadi anak baik," lirihnya.
"Bisa berhenti ngerokok sekarang?" tanya Fajri.
"Ga tau,"
"Bahaya buat lo. Lama-lama gue jitak lo," kesal Fajri. Arkan hanya tersenyum sekilas.
"Nih, makan,"
"Yah, gue boleh nyerah ga sih? Beban gue terlalu berat,"
"Berarti, lo pengecut,"
Dilapak kali ini, mungkin kebayakan akan membahas masalalu Arkan nich
Nah kan kejutan lagi ~ Readers
Kebiasaan emak gue ~ Arkan
KAMU SEDANG MEMBACA
AA Davendra 2 [End]
JugendliteraturRexsan Series 1b Kelanjutan kisah dari Ketua Rexsan generasi ke-9~ Menjadi sosok yang amat dingin setelah kehilangan sang istri yang dibawa oleh seseorang yang sama sekali tak ia kenal, merasa punya masalah juga tidak. Ia kembali ke dunianya sebelum...