23. Ahmad Arkanza Davendra

57 14 2
                                    

Malam itu, di padepokan tengah menggelar acara pernikahan secara tertutup, hanya dihadiri kedua pihak beserta keluarga dan para saksi. Acara ini bertujuan menghindari fitnah dan menjaga martabat keluarga Hafizh Ramadhan. Dikarenakan, Arkan yang tak ada hentinya berjuang untuk mendapatkan Mala.

Arkan dan Mala resmi menjadi suami istri pada tanggal 28 November 2021, resmi secara agama. Kedua belah pihak tak mempermasalahkan itu, yang penting mereka terikat hubungan yang halal yang nantinya tidak akan menimbulkan fitnah.

"Kenapa ngikutin aku?" tanya Mala saat Arkan mengikuti langkahnya menuju kamar.

"Kita udah sah, Mal,"

"Tapi, aku ga mau tidur satu ranjang sama kamu,"

"Ya udah gue diluar," Arkan keluar rumah dan duduk di kursi bambu. Ia menatap langit.

"Ga percaya, bisa secepet ini," gumam Arkan.

"Arkan," ia menoleh dan mendapati Mala disana.

"Kenapa? Udah malem, sana tidur,"

"Kamu sendiri kenapa disini?" Arkan tersenyum simpul.

"Masuk dulu, nanti gue nyusul," Mala menggeleng. Ia baru saja mendapatkan siraman rohani dari uminya.

"Gue paham, Mal, mungkin lo belum terbiasa dengan kehadiran gue. Gue pulang kerumah bunda ya, besok kesini lagi," ucap Arkan sambil menyodorkan tangannya.

"Salim, Mala,"

"Beneran mau pulang?"

"Iya, masuk gih, jangan lupa berdoa," Mala hanya mengangguk pelan. Dengan ragu ia meraih tangan Arkan dan mengecupnya.

"Ini nomor hp gue, butuh sesuatu hubungi ya, assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam," ada rasa sedikit tak rela dihatinya saat menatap motor Arkan yang kian menjauh.

"Kok ga dicegah suaminya?" tanya Hafizh. Sedaritadi ia memperhatikan mereka.

"Sekarang, kamu seorang istri Mala. Tanggung jawab abi sudah sepenuhnya milik Arkan. Kamu harus nurut sama Arkan, selama itu baik. Jangan buat abi merasa bersalah, tidak bisa mendidik kamu selama ini,"

"Terus Mala harus gimana? Arkan masih asing dihidup Mala, kenapa sih abi malah menerima pinangan Arkan? Mala masih nunggu Arsyad, bi,"

"Lupakan dia, dia sudah tenang Mala. Haram hukumnya seorang istri memikirkan lelaki lain yang bukan suaminya. Kalau kamu masih nunggu Arsyad, kenapa memberi harapan kepada Arkan dengan mengatakan siap dinikahi secara agama?"

"Istikharah Mala, bi," lirih Mala dengan pandangan kebawah.

"Kalau Arkan jawaban istikharah kamu, mengapa masih mengharapkan lelaki lain? Akan percuma, Mala. Nama kamu sudah berdampingan dengan Arkan sebelum kamu ada di kandungan umi,"

"Renungkan itu semua," Hafizh meninggalkan Mala menuju masjid. Mala meremas ujung jilbabnya, apakah memang Arkan jodoh yang ditakdirkan untuknya?

"Ini terlalu cepat untuk Mala,"

*:..。o○ ○o。..:*

Mentari kembali menyapa, sinarnya mulai memberi kehangatan bagi penghuni bumi. Seorang wanita hamil tengah berjalan seorang diri dikoridor rumah sakit. Pertahanannya runtuh, ia tak bisa lagi menahan rindu. Ia ingin memeluk tubuh suaminya.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Kak Arkan udah sadar?" Fajri hanya menggeleng pelan.

"Tapi, ada kemajuan, dia sudah melewati masa kritisnya,"

"Alhamdulillah," Mala mendekati sebuah kaca pembatas. Dapat ia lihat Arkan yang terbaring dengan beberapa alat medis yang menempel.

"Kapan sadarnya? Ga kangen Mala?"

"Sabar ya, Mal," Mala mengangguk pelan tanpa menoleh.

"Serius banget liatinnya," ucap pemuda itu lagi. Merasa tak asing dengan suara tersebut, Mala menoleh.

"Andreas?"

"Dia Arkan, Mala," balas Fajri.

"Andreas yang ada didalem, dia kritis setelah operasi pendonoran sumsum tulang belakang,"

"Kakak juga sempet kritis sih, tapi Alhamdulillah cuma beberapa jam," lanjutnya.

"Jangan bohong please, aku tau kalian cuma mau bikin aku senyum kan?"

"Mal-"

"Jangan sentuh gue! Jangan mentang-mentang muka dia mirip sama Kak Arkan, kalian seenaknya mempermainkan aku, aku tau mana Andreas dan mana Kak Arkan,"

"Kamu ga percaya sama ayah?"

"Engga, satu, ayah selalu bohong tentang semua hal, kedua, Kak Jeno ga update apapun ke Mala, ditanya aja diem, ketiga, aku punya mata-mata yang siap ngasih info tentang Kak Arkan kapanpun itu. Terakhir Mala dapat pesan kalau ayah minta Andreas buat pura-pura jadi Kak Arkan, Mala ga bisa dibodohi dengan hal semacam itu, paham?" baik Fajri maupun pemuda yang ada di kursi roda terdiam. Fajri melupakan fakta, kalau Mala mempunyai beberapa orang kepercayaan.

"Yang elit dikit kalau mau bohongin Mala, assalamu'alaikum,"
















Arkan kapan bangun?

Ntar kalau udah di padang mashar ~ Arkan

AA Davendra 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang