Seorang pemuda baru saja keluar dari ruang pemeriksaan. Akibat mengonsumsi alkohol terlalu banyak, serta kebiasaan buruk yang muncul akhir-akhir ini ia lakukan, begitu mengganggu kesehatannya.
"Gimana gue bisa lepas dari itu semua?"
"Ya Allah. Gue masih punya Tuhan, kenapa malah lampiasin semuanya ke clubbing, bego banget kan gue?"
"Lo emang bego," pemuda tersebut menoleh.
"Lah, ayah ngapain?"
"Ngecek kesehatan lah, umur gue udah tua. Butuh kontrol kesehatan setiap bulannya," balas sang ayah.
"Lo, ngapain? Ga mungkin cek kandungan kan?" tanya nya.
"Gabut aja, gue kekampus dulu ya. Mau jemput bini,"
"Bucin,"
"Turunan situ,"
*:..。o○ ○o。..:*
Kejadian itu membuat seorang Arkanza begitu amat menjaga keluarganya, terutama sang istri. Ia merasa kalau umurnya tak lama lagi, maka dari itu ia menikahi Mala secepatnya, agar hanya dirinya yang ada di hati Mala. Ia tak menyangka, kalau sampai detik ini ia masih hidup. Padahal perkiraannya hanya sekitar 7 bulan, eum mungkin sebentar lagi.
"Makasih," ucap Arkan pada Ainsley. Dia yang menemani Mala menunggu Arkan.
"Besok kita adain 4 bulanan ya," Mala mengangguk.
"Sorry kalau menyinggung, keliatannya, akhir-akhir ini kakak kok perhatian banget sama Mala, kayak nyoba ngasih kenangan indah. Kakak ga ada rencana buat ninggalin Mala kan?" pertanyaan Mala membuat Arkan terdiam. Ia tak tahu harus menjawab apa.
"Memang bukan rencana kakak, Mal, tapi takdir Allah,"
"Engga lah, kok nanya gitu?"
"Ga papa kok, iseng aja. Abisnya gerak-gerik kakak buat Mala curiga,"
"Eum, janji ya, habis ini jangan pernah benci sama takdir yang udah digariskan buat kita,"
"Sampai kapanpun, Mala ga akan benci sama takdir, kak. Kan, takdir udah ditulis sebelum kita lahir," Arkan tersenyum simpul mendengarnya.
"Maafin kakak, Mal,"
*:..。o○ ○o。..:*
Mentari telah selesai menjalankan tugasnya untuk hari ini. Sepasang suami-istri tengah asik bertukar canda tawa dibawah langit yang nampak ditemani taburan bintang.
"Mal, kalau semisal kakak udah ga disamping kamu, terus kamu kangen sama kakak, liat aja kelangit dan pandang bintang yang paling bersinar,"
"Itu kakak?"
"Bukan, tapi bisa jadi kakak juga lagi mandang bintang yang sama, jadi rindu kita ketemu dibintang itu,"
"Terus kalau kakak kangen Mala, jangan lupa do'ain Mala, biar sehat terus dan bisa peluk kakak,"
"Selalu," Arkan membawa Mala kedekapannya. Ia berharap, ini bukan yang terakhir kalinya.
"Kak, Mala takut, kalau dalam waktu dekat ini kakak mau ninggalin Mala, Mala belum siap kak,"
"Janji jangan ninggalin Mala,"
"Kakak janji,"
*:..。o○ ○o。..:*
Sebuah rumah nampak ramai dikunjungi orang. Hari ini, Arkan dan Mala akan memberi tahu jenis kelamin calon anak mereka. Arkan bersyukur, masih bisa mengadakan acara 4 bulanan.
"Sekarang, saatnya kita mau ngasih tau jenis kelamin Zani nih,"
"Cewe!"
"Cowo, pokoknya harus cowo terus harus ganteng!"
"Produk Arkan ga akan gagal, ya ga bro?"
"Gue seneng, masih bisa liat kalian kayak gini. Ga tau nanti,"
"Kalau kita pecahin balon besar ini, terus keluar balon biru, maka Zani cowo, tapi kalau pink, Zani cewe, siap?"
"Siap banget!"
"Buruan, ga sabar gue!"
Balon mulai pecah dan balon berwarna pink berhamburan. Itu tandanya, calon anak mereka perempuan.
"Tuh kan, feeling gue ga pernah meleset,"
"Arkan bikin lagi! Gue sama Alya mau buat yang cewe, lo harus cowo biar bisa dijodohin," ucapan Adrian mendapat tatapan tajam dari Fenly dan Anis.
"Hehehe, bercanda gue bang, peace," setelah mengetahui jenis kelamin nya. Mereka mulai menyantap makanan yang telah disediakan.
"Ya Allah, jangan sekarang," batin Arkan sambil menyentuh dada bagian kirinya.
"Kak, kakak ga papa?"
"E-engga papa kok,"
"Serius?" Arkan mengangguk semangat. Karena, penyakitnya ini tak ada satupun yang tau, kecuali dirinya sendiri.
"Ya Allah, Arkan ga kuat. Jika sekarang waktu nya, Arkan ikhlas. Jaga Mala sama Zani,"
"Kak Arkan!" semua mata menatap kearah Mala. Arkan sudah tak sadarkan diri.
"Kak, bangun, jangan bercanda, ga lucu tau,"
"Arkan, bangun nak,"
"Pak Bandi! Siapkan mobil!"
"Baik nyonya,"
Kira-kira Arkan kenapa tuh
Mak, baru part 15 loh, udah kayak mau ending aja ~ Arkan
Lah emang niatan nih cerita ga sampe kayak lapak sebelah

KAMU SEDANG MEMBACA
AA Davendra 2 [End]
Ficção AdolescenteRexsan Series 1b Kelanjutan kisah dari Ketua Rexsan generasi ke-9~ Menjadi sosok yang amat dingin setelah kehilangan sang istri yang dibawa oleh seseorang yang sama sekali tak ia kenal, merasa punya masalah juga tidak. Ia kembali ke dunianya sebelum...