Prolog

582 50 19
                                    

Happy Reading

•••

Seorang gadis bersurai panjang dengan kuncir kuda mengayuh sepedanya dengan cepat, matanya memerah bersamaan dengan air mata yang keluar juga hembusan angin malam yang menerpa. Dia terus mengayuh sepedanya tak tentu arah.

"Halo, Kal?"

"Run, kayaknya kita cansel dlu ketemunya. Aku lagi nganter mama ke tempat saudara"

"Ooh, yaudah klo gitu"

"Oke, see u cantik"

Baru saja sambungan di putuskan sepihak, namun sebuah mobil yang Aruna kenal melintas. Lalu berhenti di sebuah cafe yang tak jauh dari tempat Aruna berdiri sekarang

Dia dapat melihat kekasihnya keluar dari mobil lalu jalan memutar dan membuka pintu mobil, seorang gadis keluar dan yang paling mengejutkan adalah Haikal, kekasihnya menggandeng tangan sang gadis.

Masih dengan seragam bekerjanya Aruna menggiring sepeda miliknya ke cafe tempat Haikal dan gadis tadi. Saat masuk Aruna melihat Haikal menggenggam tangan gadis di depannya, Aruna terkekeh lalu menghamoiri meja Haikal.

"Nganter mama ya kal?"

Sang empu terkejut langsung melepas genggamannya

"Run, Aku bisa jelasin. Ini ga kaya yang kamu lihat"

"Dia siapa sayang?" tanya gadis di depan Haikal

Aruna kembali terkekeh

"Sayang?"

"Run.."

Gadis itu berdiri lalu mengulurkan tangan di depan Aruna

"Yura, tunangan Haikal." cuapnya memperkenalkan diri sembari menancapkan beribu-ribu jarum kecil yang tajam hingga mampu mengoyak kan hati Aruna.

Aruna meraih tangan Yura "Aruna, mantan pacar Haikal"

"Run, maksud kamu apa?"

"Apa?"

"Run, jangan kaya gini aku bisa jelasin."

"Semua udah jelas Kal, kita selesai."

"Run.. Please.."

"Selamat atas tunangan nya Kal" ucap Aruna dengan senyum lalu berbalik dan pergi dari sana, Aruna tak dapat menahan air matanya lagi dia menangis meraih sepedanya dan menaikinya mengayuh dengan cepat.

Saat Aruna sedang mengusap air matanya, Tiba-tiba dari depan ada sebuah motor yang mealaju kencang. Aruna terkejut, motor tersebut langsung membanting stir sedikit menyenggol sepeda Aruna.

Brak!

"Aw.. " rintih Aruna siku dan lutunya lecet akibat bergesekan dengan aspal, sedangkan berjarak tiga meter darinya seorang laki-laki berusaha untuk membuka Helm nya.

"Shhh.." rintihnya merasakan tubuhnya yang sakit, namun setelah menyadari sesuatu laki-laki itu akhirnya bangkit berjalan menuju Aruna.

"Sorry-sorry, bisa bangun gak? Luka nya parah? Ada yang sakit? Sini gue bantu bangun."

Aruna memaku netranya pada lelaki di hadapannya. Lelaki itu jelas khawatir padanya

"Heyy.." lelaki itu melambaikan tangan di depan wajah Aruna

"Oh, g-gue gapapa.." Aruna mencoba bangkit tapi pergelangan kaki nya sakit. Sehingga sedikit terhuyung, beruntung lelaki itu menahannya.

Netra keduanya saling bertubrukan menimbulkan keheningan, waktu seakan terhenti, bahkan kedua nya saling menahan nafas untuk beberapa saat

"T-thanks..."

HAI HAI HAI
INI CERITA PERTAMA KU SEMOGA SUKA YA
JANGAN LUPA VOTE COMMENT

READY FOR THE CHAPTERS?

10 Januari 2023

ALOHOMORA: Dari Naveen Untuk Aruna (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang