19. Danau dan Angsa Kertas

49 15 6
                                    

w e l c o m e ❞

Sebelum baca

Ayo dukung cerita ini dengan cara vote, coment, jangan lupa follow juga ya.

Yang suka baca AU aku juga bakal publish AU nct di twt jangan lupa follow dan baca ceritanya ya!!

Yang udah baca tolong tag aku di ig ya @_alohomora.wp

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

"Kamu boleh berpikir hidupmu kurang berharga, tapi ingat! Ada seseorang yang bersyukur atas hadirnya kamu dalam hidupnya. Aruna, terimakasih sudah lahir. "

—Naveen Adinata Dewangga.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Happy Reading

.

Semilir angin menerpa wajah Aruna, menerbangkan rambutnya. Disebelahnya ada Naveen yang menggiring sepeda. Sekolah sudah selesai lima menit yang lalu, dan disinilah mereka bukannya langsung pulang namun mengambil arah berlawanan.

Keduanya menggiring sepeda ke arah danau kilau. Dinamakan demikian karena airnya yang jernih dan berkilau saat terkena cahaya matahari, begitu cantik.

Setelah sampai, mereka memarkirkan sepeda di sekitar pohon di tepi danau. Naveen lalu mengajak Aruna untuk mendekat ke arah danau.

Danau kilau akan ramai saat menjelang sore, banyak keluarga, remaja, Anak-anak yang bermain di sekitaran danau. Tak lain dan tak bukan untuk menyaksikan cantiknya langit saat senja dan matahari terbenam. Di danau itu juga banyak angsa yang sedang berenang, menikmati sejuknya air danau.

"Sini." ajak Naveen setelah menyiapkan tempat duduk mereka. Aruna kemudian duduk di samping Naveen.

"Semuanya masih sama." celetuk Aruna.

Naveen menoleh, tatapannya terpaku pada Aruna. Angin sepoy menerpa rambut hitam milik Aruna. Cantik, sangat cantik. Naveen tersenyum, ia kemudian mengambil sebuah batu kecil dari dekat kakinya.

"Wanna see something cool?" tanya Naveen. Aruna menoleh dengan wajah penasarannya.

Naveen kemudian berdiri, membidik ke depan lalu melempar batu yang tadi ia ambil secara horizontal. Saat batu menyentuh permukaan air, batu tersebut seakan memantul ke depan, sehingga terlihat seperti batu yang melompat-lompat dari satu tempat ke tempat lain.

"Cobain." ucap Naveen lalu menyodorkan satu batu pada Aruna.

Aruna berdiri dan melakukan hal yang sama dengan Naveen, batu yang ia lempar juga melompat-lompat di atas permukaan air, sebelum akhirnya tenggelam dalam danau.

Aruna tersenyum karena berhasil melakukan nya dengan baik, begitu juga Naveen. Namun tiba-tiba senyum Aruna memudar, ia memandangi batu yang masih ia genggam, lalu melihat ke arah danau yang airnya masih membentuk gelombang bulat tempat batu tadi tenggelam.

"Kenapa?" tanya Naveen saat melihat Aruna tidak seceria tadi.

"Gapapa, seru ya main lempar-lemparan batu." kata Aruna.

"Iya seru, tapi kenapa lo malah murung?" tanya Naveen.

"Gue jadi kepikiran, kita main lempar-lempar batu ke air karena seru liatnya mantul-mantul, sampai akhirnya dia tenggelam dalam danau." ucap Aruna lalu menatap ke arah danau, "tapi kita gak tau sedalam apa batu itu tenggelam," lanjutnya. Sedangkan Naveen setia mendengarkan, posisinya duduk bersila dengan kedua tangan di belakang sebagai penopang tubuh.

ALOHOMORA: Dari Naveen Untuk Aruna (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang