03. Denovan

221 33 11
                                    

"Kita mah biasa aja, yang keren mah circle kita"
—Denovan—

Happy Reading

Hari ini adalah hari yang paling di tunggu oleh Siswa/i Tri Veda. Bagaimana tidak, seperti biasa hari rabu adalah hari dimana Denovan menampilkan lagu-lagu mereka, Denovan adalah salah satu band yang ada di SMA Tri Veda, bukan hanya lagu-lagu mereka yang bagus tapi juga anggota Denovan itu adalah produk unggulan, bisa di bilang pentolan lah.

"Weyysss, ma bro! Serius amat lagi liatin apa tuh" seorang pemuda dengan setelan kemeja hitam yang tidak terkancing baru saja mengagetkan sang empu tak lupa juga watadosnya yang begitu tengil. Namanya Hadi.

"Buset, kebiasaan lo Di"

"Ya lagian lo serius amat, emang apa si kawan?"

Yang di tanya hanya mengedikkan bahu, lalu menunjukkan benda kecil yang sedang ia amati dari tadi.

"Lah? Lo ngeliatin foto dari tadi sampe di panggil-panggil ga nyaut?!" sambung seseorang yang baru saja datang dengan berapi-api. Raden, kalau kata Hadi sih kaya ibu-ibu kosan.

"WKAKAKAKKAKA, itu tanda nya lo ga lebih penting dari sebuah Foto" sungut seseorang yang baru saja masuk bersama tiga orang lainnya. Kalau ini Bang Mahen, si paling receh.

"Buset bang, gitu aja ngakak lo. Ini kuping gue pekak." ucap Cakra sambil elus-elus kupingnya.

"Ngaca bocah!" teriak Aji.

"Ya lo juga ngaca, lagian masih bocahan lo dari gue!"

"Dih, beda dua bulan doang bangga"

"Ya setidaknya gue udah makan nasi dua bulan sebelum lo!"

"Ujungnya juga makan nasi semua."

Ruang ganti akhirnya jadi ricuh karena dua bocil yang saling ngatain bocil padahal aslinya cuma beda dua bulan, tapi pada gamau ngalah. Kalau kata bang Mahen sih kalau Cakraji ga ribut itu tandanya besok kiamat.

"Berisik!" semua nya langsung terdiam saat Jevan datang, soalnya takut di geprek, kan otot nya gede. Kata aji segalak-galaknya bang Raden, lebih takut sama bang Jevan soalnya bang Jevan itu ototnya gede ga kaya bang Raden yang kecil.

Naveen terkekeh saat melihat si duo yang langsung adem ayem waktu Jevan dateng. Setelah menyentak kedua bocil, Jevan mengalihkan netra tajam nya pada seseorang yang dari tadi menonton keributan.

"Ayo Vin, di depan udah rame." ucapnya mengajak Naveen untuk bersiap. Mendengar itu Naveen langsung bangkit dan bersiap-siap, begitu pun yang lain.

"Buset, ama kita galak. Ama bang Avin lembut beut" bisik Aji kepada Cakra yang di balas anggukan olehnya.

"Iya, bang Jevan kayaknya kalo jadi ortu tipe pilih kasih."  Jawab Cakra yang langsung di susul tawa Aji.

"Gue denger!" Keduanya langsung terdiam saat mendengar suara husky milik Jevan.

"Aji bang yang mulai bukan gue."

"Taik lo, yang ngatain kan elo bukan gue!" ruang ganti yang tadinya hening kebali di penuhi oleh pertikaian duo bocil.

Sedangkan di tempat lain, Clarence berjalan menyusuri koridor dengan raut tak bersahabat, jangan lupakan mulutnya yang sedang menyumpah serapahi Aruna. Pasalnya dia tidak dapat menemukan sahabatnya itu dimana-mana. Tiba-tiba Clarence mengingat sesuatu.

"Bodoh banget gue, harusnya gue ke sana dari tadi! Rence-rence" Clarence lalu mematri langkahnya ke tempat dimana dia yakin akan menemukan sahabatnya itu. Yap, tujuannya saat ini adalah perpus.

ALOHOMORA: Dari Naveen Untuk Aruna (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang