06. Naveen, Aruna dan Haikal

162 29 7
                                    


"Sesuatu yang sudah dilepas tidak akan bisa kembali lagi. Bahkan jika kembali maka hal itu tidak akan sama lagi."

Selamat membaca,

🧸💐

Waktu menunjukkan pukul 20.00, gadis dengan rambut yang dikuncir kuda sedang berjalan menuntun sepedanya. Gadis itu memandangi sepedanya, sepeda berwarna merah dengan gradasi hitam itu baru sampai tadi pagi.

Saat Aruna sedang bersiap-siap hendak ke sekolah, tiba-tiba ada mobil yang datang ke rumahnya, mobil itu adalah mobil pick-up putih, lengkap dengan sepeda di atasnya.

Saat petugas selesai menurunkan sepeda itu, sang supir memberikan sebuah amplop kepadanya.

Aruna memandangi amplop putih tersebut, disana terdapat namanya. Tanpa berlama-lama ia segera membuka amplop itu.

Untuk Aruna,

"Gue udah usahain dandan sepeda lo, cuma kata bengkelnya kalau mau di dandan itu sama aja kayak beli baru. Akhirnya gue ganti aja pakai yang baru, maaf ya karena sepeda lama lo ga bisa di dandan. Tapi lo tenang aja, sepeda itu gue cari sama persis kayak sepeda lo yang lama. Semoga lo suka ya sama sepeda nya, dan gue minta maaf karena ga bisa anter sepedanya langsung."

Naveen


Sepeda baru itu adalah pemberian Naveen, Laki-laki itu benar-benar melaksanakan tanggung jawabnya.

Mulai dari administrasi rumah sakit, handphone Aruna, sampai mengganti sepedanya degan yang baru. Aruna sebenarnya merasa tidak enak kepada Naveen, pasalnya  semua yang Naveen ganti dua kali lebih besar dari apa yang ia rusak, dan sebenarnya itu bukan sepenuhnya salah Naveen.

Kecelakaan itu juga disebabkan oleh Aruna yang membawa sepeda dengan cepat di saat ia tidak dapat melihat jalanan dengan jelas akibat cairan bening di pelupuk matanya.

Aruna terus berjalan sambil menuntun sepedanya. Hari ini dia mendapatkan kerja part time di Cafe yang tidak jauh dari SMA Tri Veda.

Sepulang sekolah tadi Aruna segera bergegas menuju Cafe, untung saja dia selalu membawa baju cadangan sehingga ia tidak harus pulang terlebih dahulu sebelum bekerja.

Aruna terus mematri langkahnya, sampai dimana matanya menatap siluet seseorang yang tidak terlalu jauh dari jarak pandangnya.

Setelah menyadari siapa orang tersebut, Aruna segera memutar langkahnya, berlawanan arah. Demi apapun dia tidak ingin bertemu orang itu saat ini.

"NA!" panggil orang tersebut, membuat Aruna semakin mempercepat langkah nya.

Melihat Aruna yang berjalan menjauhinya, orang tersebut bergegas mengejarnya dengan berlari.

"Na, tunggu!" teriaknya

Aruna tetap mengacuhkannya bersikap seakan hanya ada dirinya saat ini.

Setelah berlari dengan cepat, akhirnya orang tersebut dapat menyusul Aruna, sementara Aruna masih bersikap sama.

Melihat Aruna yang mengacuhkannya dan tetap berjalan membuatnya berdiri di depan Aruna hingga gadis itu tidak dapat melanjutkan langkahnya.

ALOHOMORA: Dari Naveen Untuk Aruna (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang