14. Getting Close

81 19 5
                                    

; w e l c o m e ❞

Selamat Hari raya idul Fitri buat yang merayakan.

maaf ya karena lama ga up karena itu aku bakal buat panjang chapter ini.

Ayo dukung cerita ini dengan cara vote, coment, jangan lupa follow juga ya.

Yang suka baca AU aku juga bakal publish AU nct di twt jangan lupa follow dan baca ceritanya ya!!

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

"Bagiku, cinta itu semu. Namun bersamamu semua itu menjadi nyata"
-Aruna Callista-

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Happy Reading

Aruna sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ia mencoba merapihkan seragamnya, rambutnya di ikat satu dengan rapih. Ia kemudian menatap jam yang ada di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul 6.30 tapi Aruna sudah siap untuk berangkat.

Entah ada apa dengan dirinya hari ini, dia menjadi begitu semangat dan tidak sabar mau ke sekolah. Netranya menatap jepitan yang ada di atas meja, meraihnya lalu memakaikannya di rambut sebelah kiri. Setelah memastikan dirinya siap, Aruna kemudian menuju ke bawah. Di bawah sudah ada Irana yang sedang menyiapkan sarapan, bersama bi Inah.

"Loh? Udah bangun? Baru jam setengah tujuh. Tumben." Ucap Irana heran, karena biasanya jam segini Aruna baru bangun. "Ada apa nih?" tanya Irana.

"Gak papa ma, pengen bangun cepet aja." Ujarnya.

"Hari ini masih ada lomba?" kali ini Aruna mengangguk. Irana kemudian menyiapkan sarapan untuk Aruna. "Mau ?Mamaanter atau naik sepeda aja?" tanya Irana.

"Sendiri aja ma, bukannya hari ini mama ada banyak pesanan?" tanya Aruna.

"Iya sih, tapi sempet kok kalau mau nganter kamu dulu." Jawabnya sembari duduk untuk sarapan bersama. "Makan, Bi." ajak Irana.

"Iya bu, bibi beres-beres dulu." Jawab Bi Inah.

Aruna fokus dengan makanannya sarapan pagi ini adalah nasi goreng buatan Irana, di meja makan juga sudah ada sayur yang di masak bi Inah. Lengkap dengan bekal yang sudah siap untuk Aruna bawa ke sekolah.

"Jepit baru?" Irana baru sadar bahwa ada yang berbeda dengan putri nya itu, hari ini Aruna memakai jepit pada bagian kiri, menjepit rapih poni nya yang sedikit panjang.

Aruna tersenyum. "Iya." jawabnya, Irana memerhatikan Aruna, hari ini putri nya itu seperti lebih ceria dari biasanya, rambut nya yang di ikat rapih dan poni yang di jepit, biasanya Aruna akan membiarkan poni nya menjuntai.

"Dari siapa tu?" mendengar itu Aruna menunduk entah kenapa pertanyaan Irana malah membuatnya malu. Melihat hal itu sudah cukup meyakinkan irana bahwa jepit itu pemberian seseorang.

"Avin, ya?" lanjutnya.

Aruna tambah malu, ia bisa merasakan pipinya tiba-tiba menghangat, semburat merah menjalar pada pipi putih nya. Memang benar, jepit itu diberikan Naveen pada nya kemarin setelah mereka resmi berteman.

ALOHOMORA: Dari Naveen Untuk Aruna (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang