16. Maraton Movie

64 18 2
                                    

w e l c o m e ❞

Sebelum baca

Ayo dukung cerita ini dengan cara vote, coment, jangan lupa follow juga ya. Minimal 10 Vote dan 10 komen untuk chapter selanjutnya

Yang suka baca AU aku juga bakal publish AU nct di twt jangan lupa follow dan baca ceritanya ya!! @Nayandaraa

Yang udah baca tolong tag aku di ig ya @_alohomora.wp

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

"Bagian tertinggi dari mencintai seseorang adalah disaat kamu mulai mempelajari dan mengikuti hal-hal yang disukai nya"

-Naveen Adinata Dewangga-

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Happy Reading

.

Suara desiran air shower terdengar beriringan dengan senandung-senandung kecil yang keluar dari bibir Naveen. Tak lama ritual pagi dan sore itu selesai, mematikan shower nya lalu mengeringkan tubuhnya.

Naveen lalu keluar dari kamar mandi lengkap dengan handuk yang menempel mulai dari bagian perutnya sampai lutut nya, tak lupa juga handuk kecil yang digunakan untuk mengeringkan rambut.

Masih dengan senandung-senandung kecil Naveen lalu pergi untuk berganti baju, baju yang ia pakai simple, pants hitam selutut dipadukan dengan Kaus putih berlengan pendek.

Rambut yang masih basah, sedikit panjang dan belum tertata oleh sisir itu terlihat sangat berkharisma, menambah ketampanan seorang Naveen Adinata Dewangga.

Naveen menuju dekat nakas, menyetel piringan hitam di atas nakas dan memutar lagu klasik era 80an, ia lalu menghadap cermin, menyaut sisir dan merapihkan rambutnya.

Dirasa sudah rapih, Naveen meletakkan kembali sisir nya ke atas meja. Tatapan nya terpaku pada sebuah buku sketsa berwarna hitam yang ada di meja nya, buku sketsa milik Aruna. Naveen mengambil buku itu lalu duduk di atas kasurnya, ia ragu namun kali ini rasa penasaraanya menang. Tanpa menunggu lebih lama Naveen akhirnya membuka buku sketsa milik Aruna. Halam pertama tertulis "Aruna's Thing" ditulis dengan gaya kaligrafi yang cantik

Membuka satu persatu halaman buku tersebut dan menemukan banyak sekali goresan-goresan pensil yang berpadu menjadi sebuah objek gambar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuka satu persatu halaman buku tersebut dan menemukan banyak sekali goresan-goresan pensil yang berpadu menjadi sebuah objek gambar. Aruna ternyata memiliki bakat dalam menggambar atau mungkin melukis, Lagi-lagi Naveen dibuat kagum oleh gadis cantik berkepribadian dingin itu, selain pintar dalam bidang akademik Aruna juga memiliki banyak sekali bakat.

Naveen kemudian membuka halaman selanjutnya, di buat kembali terpaku dengan goresan tangan milik Aruna. Bagaimana tidak? Naveen jelas tahu siluet dari gambar ini, masih dengan rasa terkejutnya Naveen tersenyum.

"Dia ngegambar gue?" gumamnya sambil tersenyum. Entahlah rasanya seperti ada kembang api di sekeliling kepala Naveen yang jika ada, maka akan cukup mengutarakan perasaannya saat ini.

ALOHOMORA: Dari Naveen Untuk Aruna (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang