18. Diksi dan Sansekerta

52 12 8
                                    

W e l c o m e ❞

Sebelum baca

Ayo dukung cerita ini dengan cara vote, coment, jangan lupa follow juga ya. Minimal 10 Vote 10 Comment untuk chapter selanjutnya

Yang suka baca AU aku juga bakal publish AU nct di twt @Nayandaraa  jangan lupa follow dan baca ceritanya ya!!

Yang udah baca tolong tag aku di ig ya @_alohomora.wp

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

"Diksi dan sansekerta adalah dua hal yang berbeda namun sama-sama memiliki makna yang indah. Dan kamu adalah keduanya"

-Naveen Adinata Dewangga-

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Happy Reading

.

Hari ini cuacanya cerah, Aruna sudah bersiap menggiring sepedanya untuk keluar rumah. Di stang sepedanya sudah ada bekal yang disiapkan oleh Irana. Aruna lalu membuka gerbang, saat hendak melewati gerbang Aruna tiba-tiba berhenti membuat bi Inah yang ada di belakangnya hampir menabrak punggung Aruna.

"Eleuh-eleuh non, kenapa berhenti atuh kan jadinya bibi mau nabrak si non." gerutu bi Inah. Namun Aruna mengabaikan pertanyaan bi Inah membuat bi Inah jadi penasaran, sebenarnya ada apa?

Bi Inah lalu mengintip sedikit dari belakang Aruna. "Atuh pantesan! Ada aden kasep." ucap bi inah dengan suara tinggi membuat Aruna terkejut karena bi Inah saat ini sangat dekat dengan nya.

"Bibiiiii, bikin kaget Runa aja!" protes Aruna. Lalu kembali menghadap ke depan.

"Pagi." sapa Naveen yang masih duduk di atas sepedanya.

Aruna lalu menoleh ke arah kiri dan kanan. "Lo, udah lama?" tanya Aruna.

"Enggak kok." ucapnya

"Kenapa kesini?"

"Gue mau berangkat bareng sama lo."

"Sepedahan?"

"Iya, kan gue bawa sepeda." ucap Naveen membuat Aruna ingin mengetuk kepalanya sendiri, tentu saja karena Naveen membawa sepeda.

"Y-yaudah yuk." ajaknya.

"Lo belum jawab sapaan gue." ucap Naveen membuat Aruna bingung, namun sedetik kemudian.

"Ah, pagi juga."

Keduanya lalu berangkat ke sekolah bersama.

"Egh! I can't do this anymore." ucap gadis berambut kepang bak Anna Frozen. Ia lalu menjatuhkan kepalanya di atas buku tebal nya.

"Clarence Miranda, jangan tidur di kelas kalau gak pulang saja!" suara berat milik pak sastra menggema di dalam kelas XI IPA 1.

"Sorry, sir." ucapnya malas dan kembali mengangkat kepalanya.

"Ini kelas bahasa Indonesia, jadi pakai bahasa indonesia jangan pakai bahasa asing." ucap pak sastra. Membuat Clarence tambah jengkel dan kesal.

"Iya, pak." ucap Clarence dengan menekan kata-katanya menandakan bahwa ia sangat jengkel saat ini.

Bagaimana tidak, sudah 2 jam pelajaran Bahasa Indonesia, yang membuat pusing adalah saat ini mereka sedang membahas bab Diksi dan selama 2 jam itu pula pak Sastra sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya, Clarence curiga apa mungkin ada yang tidak sengaja menumpahkan lem pada kursi guru sehingga pak Sastra tidak bisa bangun dari tempat duduknya.

ALOHOMORA: Dari Naveen Untuk Aruna (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang