Selang beberapa jam setelah mereka mengobrol bersama teman-teman nya pun pamit untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Sekarang irfan hanya sendirian di sana dan dia bingung harus ngapain pada akhirnya dia mengambil hp nya dan memainkan game kesukaan nya.
Irfan terus menerus memainkan game nya selamat 1 jam karna dia tidak tau mau ngapain, hingga pada akhirnya ada dokter dan suster yang masuk.
Cklek
Irfan yang mendengar suara itu pun menoleh ke arah pintu dan dia melihat jika ada dokter dan suster yang akan memeriksa nya.
Irfan pun menaruh hp nya di sambil nya, dokter yang melihat itu pun hanya tersenyum kepada irfan dan di balas senyuman juga oleh irfan.
"Selamat sore, bagaimana kabar mu?" Tanya dokter itu kepada irfan sambil akan menggantikan infus irfan yang sudah habis.
"Baik dok, dokter sendiri?" Tanya irfan balik kepada dokter itu dan segera di jawab oleh dokter tersebut.
"Baik juga, apakah kamu nyaman di rumah sakit ini?"
"Lumayan dok, tapi kapan saya pulang dok? Saya ingin bersekolah kembali dan bertemu teman-teman"
"Kamu akan pulang 1 minggu, karna kamu masih membutuhkan perawatan inap di rumah sakit ini"
"Ouhh, baiklah dok"
Setelah dokter dan irfan bercakap-cakap pun dokter segera pergi dari sana setelah menggantikan infus irfan dengan infus yang baru.
Irfan pun kembali sendirian dan mengambil hp nya untuk bermain game kembali karna dia tidak mempunyai teman sama sekali di sana.
(Di sisi lain)
Di sisi lain terlihat lah fari yang masih saja terbaring di ranjang rumah sakit nya itu dan tidak bangun-bangun seperti orang yang sudah mati.
Sang ibu yang melihat fari tidak bangun-bangun pun hanya bisa berpasrah kepada tuhan dan berdo'a terus menerus kepada Tuhan.
Agar sang anak bisa terbangun dari koma nya yang sudah lama itu, dia merindukan ucapan sang anak dan dia rindu sang anak yang selalu memuji makanan nya.
Suami nya yang melihat itu pun hanya bisa memeluk sang istri untuk menenangkan nya sambil mengelus-elus kepala sang istri agar tenang.
Bang fahri yang melihat kedua orang tua nya yang terus menerus berharap agar fari bangun pun merasa kasian kepada kedua orang tua nya itu.
Bang fahri terus menerus memegang tangan sang adik yang terasa sangat dingin itu dengan perasaan sedih nya itu yang selalu menyelimuti nya.
Saat bang fahri memohon kepada Tuhan agar sang adik terbangun pun tiba-tiba dia merasakan pergerakan dari jari-jari fari.
Bang fahri pun melihat ke arah tangan fari yang dia pegang dan ya tangan fari bergerak sedikit demi sedikit, bang fahri pun merasa senang dengan hal itu.
Dia pun menoleh menatap ke arah kedua orang tua nya dengan meneteskan air mata nya secara tiba-tiba itu karna terlalu senang sang adik sudah terbangun dari koma nya.
Kedua orang tua nya yang melihat itu pun merasa kebingungan karna anak pertama nya menangis dengan senyuman nya menatap mereka.
"Nak, kenapa kamu menangis? Fari nggak kenapa-kenapa kan?" Tanya sang ibu dengan khawatir dan di angguki oleh bang fahri.