Saat ini, sudah helaan nafas keseratus kalinya sejak Arga datang untuk menemani temannya berpacaran dengan gaya anak remaja alay. Muak? Itu yang dirasakan Arga sedaritadi. Tapi mau bagaimanapun dirinya harus tetap stay cool karena ini bukan soal menemani teman saja melainkan mempertahankan pekerjaannya.
"nanti kalo udah lulus, aku janji akan datang bersama orang tua aku kerumah kamu ya, sayang." Ucap Gerald, laki-laki yang menjadi teman Arga saat ini.
"jadi gak sabar deh, mau cepat-cepat lulus. Biar jadi istri kamu. Nanti kita bisa tinggal berdua, tidur berdua, kemana-mana berdua, pokoknya selalu berdua." Balas seorang perempuan yang merupakan kekasih dari seorang Gerald.
"ekhem!"
Tiba-tiba air liur Arga tercekat begitu saja merasakan tersindir atas perkataan gadis itu. Mungkin gadis itu pikir keberadaan Arga adalah pengganggu baginya, tapi pada nyatanya Gerald lah yang menyuruhnya menemani disana.
"kenapa ga?" tegur Gerald.
"haus."
"yaudah aku beliin minum dulu ya." Perempuan itu beranjak bangkit ingin pergi tapi dengan cekatan Arga menahannya.
"gak perlu, She. Gue mau balik ke bengkel aja." Ucap Arga bergegas ingin pergi. Gerald yang duduk tidak terima dengan keputusan Arga yang ingin pergi tanpa seizinnya akhirnya ikut bernajak bangkit untuk mencegahnya.
"nantilah ga, temenin gue dulu." Cegah Gerald menahan pundak Arga agar tidak pergi. Arga melepaskan tangan Gerald seraya menatapnya sinis.
"waktu adalah uang, gue gak mau habisin waktu gue untuk menonton pertunjukan gak bermutu kaya lo." Cibir Arga terlihat kesal.
"sialan ya lo, lagian lo kerja juga gue yang bayar. Jadi apa yang gue suruh lo harus turutin lah, masih doyan uang kan?"
Perkataan Gerald sunggung membuat Arga tersinggung. Dia menatap Gerald tajam. Meskipun mereka berdua telah berteman lama, tapi Arga masih belum menerima sikap sombong Gerald itu. Dia tahu jika Gerald anak berada bahkan Gerald mempunyai bisnis sendiri dan Arga hanya karyawan biasa. Tapi Arga sangat tidak suka jika Gerald memperlakukan Arga seperti seorang babu diluar pekerjaan.
"udah, tungguin gue. Sebentar lagi juga selesai." Tutur Gerald. Arga hanya mampu menahan kesabarannya, dia menghela nafasnya pelan dan kembali duduk dikursinya itu.
Dilain sisi, seorang gadis itu tidak ingin tahu menahu tentang masalah yang terjadi antara Gerald dan Arga karena mungkin itu masalah sepele antara pertemanan saja.
"sayang, aku pergi beli minum dulu ya? Kalian pasti haus kan?" izin gadis itu kepada sang kekasihnya dan Gerald mengangguk menyetujuinya.
Gadis itu bergegas pergi meninggalkan kedua laki-laki yang masih terduduk dikursi taman untuk membeli minum di minimarket seberang jalan. Gadis itu tidak menyangka jika kepergiannya membuat kedua laki-laki itu kembali berbicara sengit.
"ga, bersahabatlah sedikit. Lo harus ngertiin atasan lo. Kita emang teman, tapi lo juga harus tau gue siapa." Tutur Gerald seraya merangkul pundak Arga layaknya saudara.
"lagian, kalo gak ada gue mungkin lo jadi gelandangan sekarang." Ucap Gerald lagi begitu enteng.
Tapi tahu tidak? Dibalik kesabaran Arga, dia sudah meremat kursi besi itu cukup kuat. Jika bukan karena Gerald pemberi uang untuknya, mungkin Arga sudah melayangkan bogemannya.
"sabar ya, biar lo gak jadi manusia miskin." Tutur Gerlad lagi seraya menepuk-nepuk pelan pundak Arga.
Arga menoleh menatap Gerald tajam, sepertinya setan didalam tubuh Arga sudah tidak bisa ditahan. Tapi saat dirinya hendak berbuat buruk kepada Gerlad, gadis itu datang membuat suasana yang tadinya tegang seketika kembali santai.
"ini minuman buat lo ga." Gadis itu menyodorkan sebotol minuman dihadapan Arga. Arga menatapnya diam enggan menerima pemberian gadis itu. Dia tersenyum manis, lekukan matanya begitu cantik, bibirnya tipis bahkan rambutnya tergerai panjang. Tapi mengapa dia bisa menerima Gerald yang sombong?
"lo adalah senjata gue, Shena Admaya."
///
Arga Zema Syandikala
Shena Admaya
Hay guys Terima kasih ya sudah membaca cerita saya..Saya cuma mau kasih info sih.. Ini cerita toxic jadi maklumin ya kalo ceritanya suka marah-marah.
Kalo kalian tidak suka sama cerita saya, gapapa kok:)
KAMU SEDANG MEMBACA
99% TOXIC ARGA
Acak~ 𝙎𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖𝙖𝙣~ _______ Menikah dengan pacar teman sendiri tak pernah terlintas di pikiran seorang Arga. Niat ingin membalaskan dendam kepada temannya, malah petaka yang datang menghampiri dan memper...