Repair 4 (UNCONSCIOUS)

1.6K 169 6
                                    

"MAAAYY........."

Mayra menghela nafasnya mendengar teriakan itu. Pasti Angkasa tidak melihat pakaian ganti yang sudah ia letakkan ditempat tidur.

"Maaaayyyy....babe....."

Mayra menahan mulutnya untuk tidak mengumpat kesal. Segera Mayra masuk ke kamarnya dan menuju tempat tidur mengambilkan pakaian kerja yang sudah ia siapkan, lalu memberikan pada bayi besar yang sedang mematut rambutnya didepan kaca, dengan hanya menutup tubuhnya dengan handuk yang terlilit dipinggang.

Senyum lebar menyambut kedatangannya, meskipun sang pemilik senyum bisa melihat wajah kesal yang tidak ia sembunyikan.

"Makasih sayang...marah yaaaa?" Angkasa mengabaikan pakaiannya ia malah meraih pinggang Mayra dan menyurukkan wajahnya pada ceruk leher Mayra yang selalu wangi.

"Jangan marah dong May, kamu sih pergi ke Bali nya lama, trus pulang nggak ngomong-ngomong lagi. Aku kan jadi kangen di urusin sama kamu..."

Mayra berdecak kesal, yang ditanggapi dengan gelak tawa Angkasa. Dipeluknya Mayra lebih erat, dan tangan pria itu mulai bergerak kemana-mana, ish!

Angkasa terus tertawa karena berhasil membuat Mayra semakin kesal.

Mayra mencoba melepaskan diri dari kungkungan Angkasa, meski percuma karena Angkasa jauh lebih kuat darinya.

"Kaas..." Rajuk Mayra yang tak kunjung dilepas oleh Angkasa

"Hummm wangi kamu enak banget sayang, bikin aku..."

Mayra langsung menepuk punggung Angkasa dengan kesal, karena tahu akan kemana lanjutan kalimat pria itu. Dan Angkasa kembali tertawa.

Malam tadi Angkasa bermain tak hanya sekali, apa masih Kurang? Cebik Mayra.

Angkasa melerai pelukannya, hingga ia bisa melihat wajah Mayra yang sedang menahan kesal.
Wanitanya terlihat menggemaskan dengan ekspresi ini. Satu dari sedikit Ekspresi Mayra yang bisa ia baca.

"Pakein aku baju ya May...?"
Pinta Angkasa sambil memainkan alisnya. Ia masih ingin menggoda Mayra.

"Tadi malam kan kamu yang bukain baju aku kan?, sekarang tanggung jawab dong yaaa..."

Mayra mencubit perut Angkasa dengan gemas.

Bukannya meringis Angkasa malah semakin terbahak-bahak, karena wajah Mayra memerah.

"Pakai sendiri!" Dihempasnya pakaian Angkasa ke dada pria itu dan bergegas meninggalkan Angkasa yang masih tertawa.
Ia paling suka melihat Mayra salah tingkah. Karena itu juga ekspresi Mayra yang bisa ia nikmati.

Mayra jarang tersenyum, apa lagi tertawa. Matanya selalu dingin menutupi semua perasaan wanita itu. Mungkin itu yang membuat Angkasa tak pernah bosan untuk berada didekat Mayra, sulit ditebak dan penuh misteri. Cukup Menantang baginya, berbeda dengan wanita lain yang dulu pernah dekat dengannya, Angkasa sangat mudah membaca mereka dan itu membosankan.

Dengan cepat Angkasa mengenakan pakaiannya. Memastikan jika dirinya sudah rapi, dan meraih dasi yang akan menjadi tugas Mayra untuk menyimpulnya dileher.

"Sayaaangg....." Seru Angkasa sambil melangkah mengikuti aroma mentega yang menguar dari dapur.

"Sayang, dasi aku nihhh..."
Angkasa mengamati Mayra yang tengah berkutat didepan kompor. Sementara denting timer oven terdengar membuat perut Angkasa mulai bereaksi.

"Kamu bikin cake Keju kan May...?" Seru Angkasa sambil membungkuk penasaran ke arah oven. Senyumnya merekah ketika melihat loyang cake dan ia mulai mencium aroma keju yang memenuhi dapur.

REPAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang