Calista menoleh ke sofa ruang prakteknya yang sejak tadi dikuasai Seorang pria frustasi.
"Lo beneran nggak tahu, si Awang itu pacar Mayra apa bukan?"
Calista ingin sekali mengabaikan pertanyaan yang kesekian puluh kalinya itu.
"Nggak tahu, Mas. Namanya Angkasa bukan Awang!"
"Kamu nggak ikhlas banget jawabnya". Gerutu Alpha, ia merajuk bagai anak kecil tidak mendapatkan apa yang di mau.
Boleh kan Calista meninggalkan bocah besar ini disini sendiri?.
Untung saja pasiennya hari ini sudah habis. Jadi sebenarnya ia bisa pulang sejak tadi, sebelum raksasa manja ini masuk tanpa mengatakan apa pun, lalu menguasai sofa nya dengan semena-mena.
"Dia pengangguran apa gimana ya? Siang tadi gue kesana kok dia ada sih?!"
See?
Alpha memang minta di siram air dingin agar tak lagi menjengkelkan.
"Bawa-bawa bunga, dia pikir dia lagi cosplay jadi Christian Grey?". Calista mengusap dadanya agar tetap sabar.
Ternyata Alpha masih nyinyir.
"Lo nonton Christian Grey, Mas?"Sindir Calista.
"Ya, iya lah, kalo bini gue minta digituin gimana?"
Sebuah pulpen mendarat di kepala Alpha.
"Apaan sih Ca?" Sungut Alpha saat mengusap kepalanya.
"Ipiin sih ci??" Cibir Calista
Alpha menaruh kedua tangannya dibelakang kepala.
"Gue pikir, gue nggak akan terpengaruh lagi dengan Mamay, Ca..."
"Makanya Mas, ambil penawaran dari rumah sakit?"
Alpha menghembuskan nafasnya.
"I'm so pathetic kan Ca..?"
"No, you are not, Mas..."
"Aku putus asa, Ca. Gimana caranya bisa lepas dari Mayra. Setiap aku pikir aku bisa, aku beranikan diri kembali menemui Mayra, dan aku kembali kalah hanya dengan melihat bayangannya saja.."
Calista hanya bisa mengasihani Alpha dalam hatinya.
"Mungkin saatnya Mas Alpha berjuang?" Sahut Calista.
Alpha tertegun, lalu mengubah posisi menjadi duduk.
Ia memandang Calista dengan tatapan bertanya.
"Selama ini Mas Alpha berjuang melepas Mayra, padahal Mas Alpha bahkan belum mendapatkan Mayra."
Alpha mengerjabkan matanya.
Kata-kata Calista bagai Palu menggodam hatinya.
"Mas langsung menyetujui keinginan tante Sandrina. Mas belum berjuang untuk mendapatkan Mayra dan mungkin itu yang membuat Mas Alpha tidak bisa melepasnya...."
Belum berjuang
Ya, ia memilih mundur
Belum berjuang
Ya, dirinya yang langsung lari menjauh.
Belum berjuang
Ya, ia belum meminta pada Mama.
.
.
.
.
.Dimana ia kini?
Ia melihat keadaan sekelilingnya sudah sepi.
Ia berusaha berdiri, tapi punggungnya pegal sekali seolah ada beban yang menimpanya.
Ia melihat rok abu-abunya terlihat sangat kotor.
Ah, ia tadi jatuh di genangan air.
PELACUR!!
Ia tersentak, lalu memandang ke sekelilingnya yang sepi. Hanya berisi meja dan kursi yang sudah rusak.
PELACUR!!
Ia kembali menggelengkan kepalanya.
"PELACUR!!"
Ketika keluar dari club tempat kerjanya dan sekaligus tempat tinggalnya, ia kaget ketika melihat empat orang teman sekolahnya berada didepan bangunan.
Mobil yang mereka naiki terlihat mogok.
Keempat nya menatap Mayra dari atas sampai kebawah. Dengan tatapan menilai.
Seringai jahat tercetak jelas di bibir mereka.
"Wow, bener lo Mayra anak pintar yang selalu juara..."
"Ternyata...."
"PELACUR!!"
Mayra kembali merosot ke lantai dan menangis.
"May..."
"Mayra...jangan nangis..ssh"
.
.
.
.Cerita ini sudah TAMAT di Karyakarsa dengan banyak EKSTRAPART.🥰🥰
BAGI teman-teman yang penasaran langsung kesana Saja.
Terima kasih buat teman-teman yang sudah dukung Karya ini di KK❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
REPAIR
Teen FictionHidup ditengah penghakiman adalah niscaya. Keburukan dan kebusukan adalah candu bagi mereka yang suka menghakimi Siapa yang suka berpesta pora pada borok yang penuh nanah yang menjijikkan itu? Mereka yang candu dengan busuknya kehidupan orang lain...