REPAIR 24

688 36 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"AAAAAAAAAAaaaaaa."

Semua tertegun mendengar suara jeritan itu, dan sedetik kemudian semua berhamburan masuk.

Angkasa langsung meraih Mayra dalam rengkuhannya.

"May.....sayang.."

Mayra menangis.

"May, ini aku, tenang, tenang yaa..."

"Sakit...ampun...jangan..." Rintih Mayra, tangannya menutupi kepalanya seakan ia sedang melindungi diri. Membuat siapapun yang mendengar dan melihat hal itu, ikut merasakan kesakitan yang di alaminya.

"Sshh, nggak ada yang nyakitin kamu, aku disini..." Suara berat dan tenang dari Angkasa berusaha  menenangkan Mayra yang gelisah.

Angkasa membelai rambut Mayra, mengecup puncak kepalanya dengan lembut. Mengusap punggung nya dengan lembut.

Mayra mulai tenang, kedua tangannya kini memeluk Angkasa. Menyisakan gumaman tidak begitu jelas dari mulutnya. Sesekali terdengar isak.

"Good....good girl, Im here babe, I'm here.."

Terdengar suara pintu yang menututup.

Semua menoleh ke arah pintu kecuali Angkasa dan Mayra.

Satria menatap Calista dengan tatapan harus kah ia menyusul Alpha?.

Calista menggelengkan kepalanya. Biasanya Alpha lebih suka sendiri disaat sperti ini.

Aju memijit pelipisnya, sungguh drama sekali kejadian hari ini.

Sementara Jolee tidak tahu harus apa. Di depan matanya ia melihat dua pria dalam hidup Mayra

Alpha masih menanti restu sang bunda, dan dari yang ia tahu Angkasa juga tidak memberi kepastian apa-apa pada Mayra.

Jolee merasa sedih untuk Mayra yang harus menanggung kesalahan yang tidak diperbuatnya.

Padahal Mayra adalah korban, tapi mengapa Mayra yang dihakimi?

Siapa pun kalau bisa memilih, sudah pasti tidak akan pernah memilih punya masa lalu seperti Mayra.

Mayra sangat berhak bahagia.

Jolee menatap wanita yang sudah ia anggap saudara itu sedang di peluk erat oleh pria yang dibiarkan Mayra masuk dalam hidupnya.

Apa Angkasa sudah tahu dengan masa lalu Mayra?.

Siapa pun yang melihat Angkasa, pati bisa langsung tahu jika pria itu sangat menyayangi Mayra. Caranya memeluk, membujuk  dan caranya menatap, tidak mungkin hanya sebagai seorang teman.

Mereka berpelukan seperti sedang berdansa, telah tahu dengan pasti setiap arah dan gerakan yang membuat mereka bisa saling menemukan.

Dalam igau Mayra seolah mengadu pada Angkasa, dan pria itu membujuk hingga tangis itu reda.

REPAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang