Repair 3 (Scanning)

1.6K 193 9
                                    

Angkasa baru saja tiba di dalam lift ketika ujung matanya menemukan sosok Lazuardi Kalandra di pintu masuk. Tapi pintu lift terlanjur tertutup dan bergerak sebelum Angkasa sempat bertindak.

Lazuardi adalah staf Tante Inge, dan bukankah seharusnya mereka masih di Bali?. Ini hari kelima dari tujuh hari rencana kegiatan Mayra berada di Bali.

Waktu mengantar Mayra ke Bali, Angkasa melihat Lazuardi juga turut dalam rombongan.

Apa Pria itu duluan pulang?. Apa yang dikerjakan Aju disini?. Aju adalah panggilan untuk Lazuardi pria yang bergaul karib dengan Fay. Ngomong-ngomong Fay itu panggilan untuk Faisal Sekretarisnya. Pria pesolek yang harga dirinya setinggi langit.

Angkasa langsung meraih ponselnya ketika pintu lift membuka, dan melakukan panggilan pada nomer panggilan cepat nomer satu. Angkasa terus berjalan menuju ruangannya

Nada sambung terdengar, Angkasa membalas anggukan pada Faisal Sekretarisnya yang sigap berdiri ketika Angkasa datang.

Dengan perlahan Faisal langsung mengikuti Angkasa sampai masuk ke dalam ruangan.

Nada sambung berakhir ketika Angkasa sudah duduk. Pria itu memandang layar ponselnya dengan wajah merengut.

Kemana Mayra?.

"Langsung Fay..." Titahnya pada Faisal yang segera membacakan agendanya hari ini.

Angkasa segera menghela nafas, begitu mendengar panjangnya daftar yang dibaca Sekretarisnya itu. sepertinya hari ini ia akan kembali pulang malam.

Setelah selesai membaca, Faisal menunggu aba-aba dari Angkasa. Begitu melihat Angkasa langsung diam menekuri berkas-berkas yang sudah ia siapkan tadi, itu artinya ia sudah bisa pergi. Faisal undur dan kembali ke tempatnya dengan langkah anggun. Sambil berjalan keluar dibenahinya lipatan kerah jas nya yang tidak bercacat itu.

Hal itu dilakukannya karena lipatan jas Angkasa kurang rapi, tak mungkin ia membantu Angkasa merapikan, karena akan tampak canggung. Semua orang sudah tahu orientasi seksualnya.

Ah, tidak semua pria mengerti pentingnya untuk terlihat rapi.
Faisal melirik pantulannya di dinding kaca, dan ia tersenyum bangga dengan penampilannya hari ini.

Sempurna.

.
.
****
.
.
Angkasa sedang menyuapkan nasi padang ke mulutnya ketika ia ingat belum mengecek ponsel sejak pagi tadi.

Segera diraihnya benda segiempat tersebut dan mulai menggulir layar dengan sentuhan jempolnya.

Ia hanya menerima beberapa notifikasi. Tak banyak yang tau nomernya, semuanya ia serahkan pada Faisal. Hanya Mayra, beberapa teman dan keluarga nya saja yang tau nomer pribadinya ini.

Hanya ada pesan dari mama dan Om Jason Rediga. Tak ada pesan dari Mayra. Biasanya dia akan menghubungi Angkasa jika tak sempat menjawab panggilan. Tapi kali ini tidak, atau belum? Mayra mungkin masih sibuk?

Baru saja ia akan kembali menghubungi Mayra, pintu ruangannya di ketuk, dan dari pintu muncul wajah mamanya yang terlihat bahagia.

Ah ya, Angkasa tadi belum membuka pesan dari mama.

"Kaaass...mama sudah kirim pesan lho kalau mau datang
.." Seru sang Mama ketika melihat ekspresi wajah Anaknya yang terlihat terkejut.

Angkasa langsung berdiri menyongsong wanita yang melahirkannya duapuluh sembilan tahun silam.

"Iya ma, Kasa baru buka ponsel, sibuk banget dari pagi" Angkasa memeluk mamanya dan membawa wanita yang ia hormati itu ke sofa yang ada diruangan itu.

"Gimana ? Kamu cocok dengan Ingrid?" Tanya Mama nya sambil membuka kotak yang ia pegang dari tadi. Angkasa bisa melihat jika isinya adalah puding buah kesukaannya.

REPAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang