Keputusan

6.4K 218 6
                                    

"Ceria banget lo?" Tanya Roni.

Allen tersenyum lebar mendengar perkataan Roni. Ia terus merapikan rambutnya dan berulang kali menyemprotkan parfum ke tubuhnya.

"Ck! Abis parfum gue!" Kesal Boni.

"Nanti gue ganti." Jawab Allen.

"Lo udah sehat?" Tanya Dimas.

"AL!!!"

Allen berdecih mendengar teriakkan itu. Ia memandang datar Bela yang masuk kedalam ruang rawat inapnya sambil menangis tersedu-sedu.

"Ini rumah sakit! Jangan teriak-teriak!" Tegur Dimas.

"AL! AKU GAK TERIMA KAMU PUTUSIN AKU SECARA SEPIHAK KAYAK GINI! SALAH AKU APA?!" Histeris Bela.

"PUTUS?!!!"

Ketiga teman Allen langsung berteriak secara bersamaan. Mereka menatap tak percaya temannya itu yang tiba-tiba mengakhiri hubungannya bersama Bela, gadis yang sangat dia cintai.

"Pergi." Usir Allen.

"Al! Aku salah apa sama kamu?! Aku gak bisa diginiin!" Kekeh Bela.

"Salah kamu apa?"

"Iya! Aku rasa kita baik-baik aja! Kenapa kamu mutusin aku mendadak gini?!"

"Pergi! Gue males liat wajah busuk lo itu!"

"Al!"

"PERGI!!!"

Bela tersentak mendengar teriakkan Allen. Ia menutup mulutnya tak percaya dengan tubuh yang bergetar. Sama halnya dengan ketiga temannya, mereka langsung mundur dan membuka pintu kamar untuk menyuruh Bela pergi.

"Mending lo pulang kalo gak mau tinggal nama aja balik dari sini, Bel." Ucap Boni.

"Udah kadaluarsa lo, Bel. Sana, gih." Sambung Boni.

"Satu sama dengan apa yang dirasakan Kayla. Impas!" Telak Dimas.

Bela melepaskan cincin yang ada dijari manis tangan kirinya. Ia melemparkan cincin itu ke dada Allen dan langsung berbalik untuk pergi dari ruangan ini.

"Tunggu." Cegah Allen.

Allen mengambil cincin yang dilemparkan oleh Bela. Ia melemparkan kembali cincin itu dan tersenyum miring menatap mantan kekasihnya itu.

"Ambil. Gue kasih gratis untuk wanita pendusta kayak lo." Ucap Allen.

Setelah mengatakan itu, Bela berlari keluar. Ia benar-benar sakit hati akan perkataan dan perlakuan Allen yang menyakiti hatinya. Berbeda dengan ketiga temannya, mereka semua langsung mendekati Allen untuk menanyakan apa yang telah terjadi.

"Apa?" Tanya Allen.

"Jelasin!" Teriak ketiganya.

Allen menghembuskan nafasnya. Ia mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan perkataan Kayla tadi malam. Serta, ia juga menceritakan niatnya untuk membangun dan memperbaiki rumah tangganya bersama istrinya itu.

"Lo serius?!" Teriak Roni.

"Gue gak lagi main-main!" Kesal Allen.

"Akhirnya, lo sadar juga." Ucap Boni.

Berbeda dengan Dimas. Ia menatap Allen dengan pandangan yang tidak dapat diartikan sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Antar gue pulang. Lo semua udah urus surat kepulangan gue kan?" Tanya Allen.

Setelah mengatakan itu, Boni membantu Allen duduk dikursi roda. Ia mendorong temannya hingga sampai dilobi rumah sakit bersama Roni dan juga Dimas.

***

Mengukir Luka (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang