Sebagai bentuk rasa bahagianya, Siska memberikan Allen dan Kayla sebuah rumah minimalis di kompleks perumahan mewah setelah check out dari hotel untuk mereka tempati. Tentu saja, hal itu membuat Allen merasa jengah dengan sikap ibunya itu.
"Ck!"
Allen berdecak disepanjang jalan menuju rumah baru mereka saat menyetir. Ia tidak sedikitpun melihat Kayla yang duduk disebelah kursi sampingnya.
"Al-"
"Diam!"
Allen memotong perkataan Kayla yang hendak berbicara. Ia tidak sudi mendengar suara gadis itu meskipun hanya satu katapun yang diucapkannya.
Sedangkan Kayla, ia sudah menggigit bibir bawahnya menahan sesak yang ada didalam hatinya. Bahkan, dirinya sampai meremas ujung dress yang ia pakai untuk menyalurkan rasa yang ada dihatinya.
"Jangan bicara walau hanya satu katapun!" Desis Allen.
Mendengar itu, Kayla hanya mengangguk. Ia berusaha sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi kedua pipinya. Memberanikan diri melirik Allen, Kayla memperhatikan wajah suaminya yang jauh dari kata bahagia. Yang ia lihat, hanya raut wajah tertekan dan penuh ketepaksaan yang selalu ditunjukkan oleh suaminya itu.
Sesampainya dirumah baru mereka, Allen dengan kasar membuka pintu mobil dan menutupnya dengan sangat kuat. Ia berdiri didepan mobil dan menatap Kayla yang baru saja keluar dari dalam sana.
"Bawa masuk semua koper yang ada dimobil kedalam." Ucap Allen.
"Tapi, Al.. ini banyak banget kopernya. Aku gak sanggup bawa masuk semuanya." Jawab Kayla.
"Jangan manja! Bawa semuanya masuk kedalam!"
Kayla tersentak mendengar bentakan Allen. Ia menganggukkan kepalanya karena tidak mau mendapatkan bentakan lagi jika dirinya menjawab perkataan laki-laki itu. Akhirnya, Kayla dengan perlahan menurunkan semua koper milik dirinya dan juga Allen dari dalam bagasi mobil.
Dengan perlahan, Kayla membawa satu persatu koper-koper itu masuk kedalam rumah dan membawanya naik kelantai dua rumah baru mereka.
"Al, ini kopernya taruh dimana?" Tanya Kayla yang sudah membawa masuk semua koper kedalam kamar.
"Ck! Letak aja didepan lemari!" Ucap Allen.
"Aku susun sekalian didalam lemari ya."
"Terserah!"
Kayla tersenyum tipis mendengar perkataan Allen. Ia membawa koper-koper Allen dan langsung membuka pintu lemari. Ia membuka koper itu satu persatu dan dengan cekatan dirinya menyusun semua pakaian suaminya kedalam lemari dengan rapi. Setelah itu, ia berjalan kedepan pintu kamar dan membawa masuk kopernya untuk menyusun pakaiannya juga didalam lemari.
"Siapa suruh?" Tanya Allen.
"Maksudnya?" Tanya Kayla bingung.
"Siapa suruh koper lo masuk kedalam kamar ini?"
"Inikan kamar kita, Al. Aku mau susun pakaian aku kedalam lemari."
"Kamar kita?"
Allen terkekeh mendengar perkataan Kayla. Ia berjalan mendekati gadis itu dan memegang kedua pipinya dengan satu tangan. "Jangan mimpi gue mau tidur dikamar yang sama dengan lo."
"T-tapi, Al.. kita kan suami istri." Jawab Kayla dengan susah payah.
"Gue gak perduli!"
Mendengar teriakkan itu, Kayla menutup matanya. Ia merasakan wajahnya tersampir kesamping karena Allen menghempaskan wajahnya dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengukir Luka (Short Story)
General FictionAllen terpaksa menikah dengan Kayla karena desakan dari ibunya untuk menikahi anak dari temannya. sedangkan Allen, ia langsung menolak permintaan ibunya itu karena sudah memiliki kekasih dan berencana akan melamarnya. Sedangkan Kayla, ia langsung me...