•Part 11

121 14 0
                                    

Kertas putih tak lagi bersih seperti baru, tinta pulpen sedari tadi habis dibuat coretan semrawut layaknya isi hati. Sisi wajahnya ditumpu pada salah satu lengannya diatas meja perpustakaan. Perpustakaan yang ramai tapi tak bersuara itu menjadi tujuan akhirnya datang ke kampus hari ini. Roseanne mengambil waktu yang sebelumnya ditujukan untuk membenahi tugasnya, tetapi jalan pikiran sepertinya tak bisa sejalan dengan keinginan.

"Kamu sudah menghabiskan setengah jam hanya dengan mencoret-coret buku mu Rosie" Gyuri risih, ia berada disebelah sahabatnya sejak satu jam yang lalu. Fokusnya pada tugas mulai terganggu karena ulah Roseanne yang tidak jelas sedari tadi.

"Gyu.."

"Apa?" Tanpa mau mengalihkan pandangan, Gyuri masih setia pada layar macbook didepannya.

"Sepertinya aku harus bertemu Dean"

"Kamu memang sudah seharusnya bicara dengannya, bukan malah corat-coret buku disini" Gyuri sudah dibuat kesal, "yang ada dia malah asik bersenang-senang dengan Scylla"

Kening Roseanne mengerut bingung, "darimana kamu tau?"

Jelas Gyuri mengetahuinya, Daniel yang menceritakan semua padanya. Dimana saat itu Gyuri dibuat tak habis pikir karena ia merasa tidak tau apa pun jika ternyata Scylla 'menusuk' Roseanne dari belakang yang notabene temannya dekatnya sendiri.

Gyuri memutar bola matanya malas, "Apakah kamu akan tetap diam begini setelah tau Dean menghianatimu? Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu"

Roseanne terduduk tegap seraya menghembuskan napas. Jauh dalam hatinya ia tidak mau gegabah mengambil keputusan dalam persoalan kali ini. Ia mencoba untuk mempertimbangkan banyak hal, terlebih perasaannya terhadap Dean kini masih tersisa, kebutaannya atas cinta membuat pikiran serta hatinya tertutup selama ini.

Gyuri mengambil tatapan Roseanne sepenuhnya, kedua tangan itu ia pegang erat sebagaimana ia menyalurkan simpatinya sebagai sang sahabat. "Dengar, yang kamu pertahankan sekarang bukan cinta. Sadarlah, tidak ada cinta yang membuatmu tertekan seperti ini. Dean bukan pria yang patut menerima kasih sayang mu, dia tidak seharusnya menghianatimu jika dia memang mencintaimu Rosie"

Wajah Roseanne tertekuk, ekspresinya menunjukkan atas perasaan yang tengah dialaminya sekarang. Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Gyuri, Roseanne seakan mencoba menyadarkan hatinya dengan logika. Bisa dibilang ia sudah sangat bodoh setelah bertahan pada orang yang tak mampu memberinya harapan yang tulus sedikit pun.

"Tunggu, jangan katakan bahwa Scylla yang menghinamu juga selama ini?" Gyuri menahan emosinya, hal-hal yang ada dipikirannya seolah saling bersautan.

Suara Gyuri sepertinya cukup mengusik orang-orang yang berada diperpustakaan, dan dapat dilihat kini mereka tengah memberi tatapan tajam ke arahnya. Gyuri pun segera menunduk meminta maaf sebentar, lalu kembali memusatkan perhatiannya pada Roseanne seakan meminta jawaban atas asumsi yang dikatakannya barusan.

Roseanne tak berani membalas tatapan Gyuri, ia terlihat mengigit bibir dalamnya seolah ragu dengan jawabannya.

"Mungkin hubunganku dengan Scylla tidak akan bisa baik seperti semula, aku tidak bisa mengabaikan rasa traumaku. Tapi aku harap kamu tidak menjauhinya karena masalahku" Roseanne mengulas senyuman, ia berharap Gyuri bisa mengerti.

"Oh my Goddess Roseanne!" Gyuri spontan menutup mulut karena sudah berteriak dengan kencang, "kenapa kamu menyembunyikannya?!" Nada suaranya tercicit penuh tekanan.

"Aku tidak mau membebanimu Gyu, juga pertemanan kalian"

"Sekarang sudah rusak, aku tidak peduli lagi. Aku tidak menerima jalang disekitarku" ucap Gyuri yang tidak bisa lagi menahan semua amarahnya.

"—Sorry?" Potong seorang wanita tua sembari mengetukkan-ketukan pulpen pada meja yang keduanya tempati. "Kalian bisa bicara dengan leluasa diluar jika kalian sudah tidak memerlukan ruangan ini lagi. Jangan membuat keributan"

Gyuri mendelik seraya mendengus kesal, wanita tua yang betugas menjaga ketertiban perpustakaan itu memang sering kali menegurnya ketika dirinya tertangkap tengah asik berbincang. Gyuri pun mau tak mau harus segera merapikan laptop dan buku-bukunya yang dibawa, jika dirinya masih ingin mengetahui penjelasan lebih lanjut dari Roseanne.

Begitu pun dengan Roseanne yang ikut membereskan bukunya, ia tidak mau memancing amarah mahasiswa lainnya karena perbincangan mereka yang cukup menuntut.

Seraya berjalan meninggalkan area perpustakaan, Gyuri sedikit menyiku lengan Roseanne. "Jelaskan yang terjadi sebenarnya padaku"

"Gyu, sudah lah. Aku hanya perlu bicara dengan Dean dan menyelesaikannya. Jangan khawatirkan aku karena perlakuan Scylla, aku sudah merasa lebih baik. Cukup aku yang merasakan"

"Tap—"


"—Rosie?" Dean tiba tiba memergoki dari arah belakang, ia berjalan menghampiri.

Gyuri pun mendelik tajam, perlu diketahui Gyuri sangat membenci orang yang memotong ucapannya dengan sengaja. Dan lagi ternyata orang itu adalah Dean, orang yang kini sangat ia tidak suka ini berani menapakkan diri.

"Gyuri, aku minta waktu untuk bisa bicara dengan Rosie berdua"

"Untuk apa?! Dasar pria brengsek! kamu tidak perlu menjelaskan apapun lagi padanya" Gyuri terpancing emosi. Nada suaranya tak ada lagi kata santai.

Dean seolah merasa tersudut atas perkataan Gyuri, ia beralih menatap kekasihnya. "Rosie, apa maksud Gyuri?"

"Ck, jangan berpura-pura bodoh. Dengan ulahmu yang bermain dibelakang Roseanne, lalu kini bertanya seperti tidak tau apa-apa? Pengecut!"

Gyuri bersedekap dada, raut wajahnya kini tak bisa lagi dikondisikan dengan tenang. "Jangan bilang kamu tidak tau sama sekali jika kekasihmu jadi bulan-bulanan Scylla selama ini?"

Disela emosi Gyuri yang menguasai, Roseanne benar-benar merasa dipetaruhkan diantara mereka. Ia ikut terpancing emosi, juga disatu waktu ia merasa malu karena saat ini mereka berada di tempat yang menjadi lalu-lalang mahasiswa lainnya. Perdebatan mereka cukup membuat orang-orang ikut penasaran dengan apa yang dibicarakan.

"Gyuri stop. Aku akan bicara dengannya" Roseanne seolah meminta Dean agar mengikutinya pergi. Ia tidak ingin menjadi bahan perbincangan orang-orang disana.

"Sampai kamu menyentuh Roseanne, aku tidak segan membunuhmu Dean!" Tekan Gyuri dengan nada tinggi.


Sementara itu tanpa disadari Daniel tengah memperhatikan drama yang terjadi diantara mereka. Tak ada raut wajah yang mengisyaratkan bagaimana perasaan Daniel begitu menyaksikan perdebatan mereka, dengan suara keras Gyuri sepertinya cukup bisa memenuhi pendengaran Daniel karena jarak antara mereka dengan keberadaannya sekarang tidak terlalu jauh.

Dan kini sorot mata Daniel terlihat mengikuti arah kemana Roseanne membawa Dean pergi.

Daniel menyimpan kedua tangannya kedalam saku celana, ia kemudian menjatuhkan padangan pada lantai begitu Roseanne tak lagi terlihat. Ia seolah sedang mempertaruhkan isi pikirannya dengan apa yang barusan didengar. Rumit dan tak jelas.









Daniel I'm with you:((

Btw kenapa cerita ini sepi banget:'' padahal saya dengan niat hati nulis cerita ini huhuuu.. Apa karena crackship jadi kurang peminat?:(

Monbebe, fansé, blink, where are you??:((

Angel baby | Rosé • I.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang