•Part 14

124 14 0
                                    

Tak ada yang lebih mendebarkan dari situasi dalam mobil saat ini. Dua insan yang sedari tadi sibuk berdebat dengan pikiran masing-masing hingga tak menimbulkan interaksi sedikit pun dari mereka. Sudah setengah jam lalu Daniel terfokus mengemudi, sedangkan disebelahnya Roseanne masih tak berniat untuk membuka suara, matanya terus memandangi jalanan dari samping kaca mobil.

Setelah mengakhiri keributan dengan Scylla sepertinya masih menyimpan emosi yang dipendam, Roseanne bahkan tak bicara banyak dan hanya mengikuti ajakan Daniel untuk pulang bersama. Sikapnya itu cukup membuat Daniel beberapa kali menghela napas seakan tak tau harus bagaimana merespon sikap Roseanne, sementara ia juga tak mau terus-menerus didiamkan seperti sekarang ini.

"Berhenti mengcengkram rambutmu", Daniel berucap tanpa mengalihkan pandanganmya dari jalanan depan. Ia menyadari dari sudut matanya ketika Roseanne melakukan kebiasaan buruknya.

Salah satu tangan Daniel otomatis bergerak mengusap-usap lembut surai Roseanne. "Jangan menyakiti kepalamu lagi"

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan Roseanne yang tidak disadari ketika melampiaskan emosinya, ia tak tau jika Daniel sudah memahami perilakunya saat tengah berdebat dengan perasaan. Roseanne mengangkat pandangan, beralih memperhatikan Daniel yang masih setia mengusap rambutnya.

"Sebelumnya kamu bilang sedang ditempat orang tuamu, tapi kenapa kamu tiba-tiba keluar dari ruangan senat? Kamu bohong?"

Keluar kekehan dari mulut Daniel, tanpa sangka ternyata Roseanne dari tadi tengah merajuk padanya.

"Aku tidak bohong, ruangan senat memang tempat orang tuaku. Aku dipanggil Professor Hansen ke ruangannya"

"Jadi kamu tidak sedang di rumah orang tua mu?"

Tangan Daniel beralih dari rambut Roseanne lalu mencubit pipi chubbynya dengan gemas. "Siapa yang bilang aku di rumah? Aku tidak mengatakannya"

"Aish.. menyebalkan" Roseanne mengelingkan kedua bola matanya malas. "Jadi benar Professor Hansen itu orang tuamu? Kamu tidak sedang mengada-ngada kan?"

Daniel tersenyum lalu mengangguk mengiyakan, "Sudah dipastikan aku darah dagingnya"

Tak salah jika Roseanne merasa tak percaya, karena sebelumnya ia tidak pernah mendengar rumor atau desas-desus jika ternyata sang President memiliki anak yang menempuh pendidikan di kampusnya sendiri. Roseanne masih tidak berpikir bahwa kini dirinya berteman baik dengan anak dari sosok penting di dunia pendidikan.

Roseanne kini merasa tak heran selama mengenalnya Daniel bertutur kata baik meski sesekali Daniel terlihat bersikap dingin sebelum ia benar-benar kenal seperti sekarang.

"Kamu dari tadi diam hanya karena salah paham padaku? Atau ada hal lain?"

Roseanne dibuat terdiam lagi, ia jadi merasa bersalah karena mendiamkan Daniel selama diperjalanan, setelah mendengar Daniel dengan anggapannya seperti itu. Tapi disatu sisi Roseanne juga membenarkan jika ada hal lain yang membuatnya berpikir banyak setelah perdebatannya dengan Scylla.

"Danie, aku sudah selesai dengan Dean", Roseanne mengadu pandangan, ia menunggu bagaimana respon Daniel atas pernyataannya. "Kenapa kamu tidak ada beberapa hari kemarin?"

Ketahui lah, Daniel dengan mode menghilangnya itu ia tengah dibuat bingung atas sikapnya pada Roseanne selama ini. Antara salah dan tak salah karena ia hanya bersikap sewajarnya sebagai seorang teman. Tetapi Daniel juga merasa bersalah karena sudah berani menaruh sedikit harapan ke dalam hubungan singkatnya dengan Roseanne, sementara wanita itu masih dalam hubungan sepasang kekasih dengan Dean.

Angel baby | Rosé • I.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang