•C'est si bon
Song by Emilie-Claire Barlow.Suasana menyelimuti bagaimana kini terasa begitu romantis nan juga tenang. Musik bergenre jazz tengah mengalun indah keluar dari piringan hitam yang berputar, seakan menyentuh tiap-tiap sudut ruangan living room disana. Sebotol wine sepertinya sudah lebih dari cukup untuk menemani dua orang yang betah menghabiskan waktunya bersama.
Saling bersandar pada punggung sofa, keduanya kompak menikmati pemandangan gedung-gedung pencakar langit dari balik dinding kaca. Kegelapan sudah menyelimuti langit hingga bisa menampilkan indahnya kota dengan kelap-kelip lampu dari setiap bangunan diluar sana.
Tampak tak ada isyarat untuk memberi jarak, Roseanne seolah larut dalam kenyamanan tubuh Daniel. Sudah tiga puluh menit berlalu Daniel menjadi sandaran Roseanne, setelah berhasil dipaksa agar meluangkan waktu untuk tetap berada disamping wanita itu setidaknya hari ini. Salahkan dirinya yang sudah tega membuat Roseanne bertanya-tanya tentang beberapa hari kemarin karena menghilang tak ada kabar.
"You smell like roses" celetuk Roseanne lalu mendongkak menatap wajah Daniel dari samping.
"Huh..?"
"Aku menyukai wangi badanmu"
Lengan yang menjadi tumpuan kepala Roseanne terangkat seraya menyingkirkan helaian rambut agar tak menghalangi wajah Roseanne. Biarkan ia mabuk hanya dengan memandangi pahatan wajah cantik disebelahnya yang seakan membuatnya candu bahkan melebihi kadar anggur yang tengah diminumnya saat ini.
"Really? You like it?" Dengan sengaja Daniel menarik pinggang Roseanne menepis jarak pada tubuhnya.
Sedikit tersentak kaget, tetapi hal itu justru membuat Roseanne semakin merapatkan pelukannya, dan bagaimana indra penciumannya kini semakin menjadi setelah menelusupkan hidungnya disela ceruk leher Daniel. Hingga pria itu terlihat menyembulkan lidahnya sendiri dibalik lesung pipi, seolah menahan gejolak begitu deruan napas Roseanne berdesir ditelinganya.
"Aku masih menunggu jawaban. —Kamu tidak ingin mengatakan apapun padaku?" Satu pertanyaan yang tiba-tiba selalu bisa membuat Daniel berpikir keras.
"Tentang wanita yang memelukmu" sambungnya.
Isi benak Daniel seakan ber-oh riya, ia sudah ditodong pertanyaan seperti itu sebelumnya. Tapi sepertinya Daniel sudah mengabaikan pernyataan apa yang sebenarnya ingin Roseanne dengar darinya. Daniel mengambil gelas berisi wine yang berada dimeja samping, membiarkan cairan anggur itu membasahi tenggorokkannya sebelum memberi jawaban.
"My ex, dia berkunjung ke kampus karena suatu keperluan. Kami sempat membuat janji bertemu di coffee shop" Daniel dengan tenang mengatakannya.
"Ex? Kamu punya kekasih sebelumnya?"
"Tentu saja"
Apakah ini pertanda cemburu?
Daniel dengan perlahan melepaskan pelukan Roseanne, ia beranjak meninggalkan sofa hingga mengundang kebingungan saat melihat Daniel mulai melangkahkan kakinya menuju pantry.
"Kamu punya semacam makanan di kulkas?" Membuka lemari es yang ada di dapur.
Terangkat untuk menoleh melihat sang pria, Roseanne ikut terduduk, ia memperhatikan gerak-gerik Daniel melalui pandangannya.
Sedikit menimbulkan kejanggalan, Roseanne merasa tertarik untuk memahami tingkah laku Daniel yang seolah menghindar dari topik pembicaraan mereka sebelumnya. Hingga Roseanne akhirnya beranjak untuk menghampiri keberadaan pria itu yang kini terlihat sedang menaruh beberapa snack ke dalam sebuah piring.
"Is she someone special to you?" Dengan perlahan seraya melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Daniel, ia memeluknya dari belakang.
Entah kenapa Roseanne merasa dirinya benar-benar terobsesi dengan tubuh Daniel, selalu dan selalu ingin merasakan dekapan hangat darinya. Satu hal yang dirasa aneh tetapi hal itu juga memberikan semacam sihir yang membuat hati dan pikirannya menjadi lebih baik.
Dalam beberapa detik Daniel terdiam dari pergerakannya. Ia menaruh tangannya seolah menumpu badan pada kedua sisi pantry. Tak menimbulkan jawaban atau apa, Daniel berbalik memutar badan dan bagaimana saat ini ia berhadapan tepat dengan Roseanne yang terlihat mengerutkan keningnya.
"Kamu tidak berhak tau"
Sakit, satu kalimat yang keluar dari mulut Daniel seketika membuat Roseanne terasa sesak. Dia seakan menolak kehadirannya selama ini dan itu cukup melukai perasaan Roseanne.
"Tidak adakah kata yang sedikit enak didengar daripada mengeluarkan kalimat semacam itu?"
"Apa?"
"Aku belum siap mengatakannya padamu, atau apapun itu" Roseanne sudah diujung pertahanannya. "Danie, kamu membuatku hampir menangis"
Daniel lagi-lagi dibuat bingung, ia benar-benar tidak menyadari bahwa perkataannya sudah melukai Roseanne. Ia tidak tau letak kesalahannya dimana sehingga Roseanne membuat pernyataan yang menyinggung dirinya. Dan apa? Kini ia melihat genangan air dipelupuk mata Roseanne.
"Oh God.. apa yang salah? Aku mengatakan apa?" Daniel panik, tangan Roseanne masih setia melingkar tubuhnya tapi dia seolah memberi jarak dengannya.
Daniel menaruh telapak tangannya pada kedua sisi wajah Roseanne, seolah membiarkan ibu jemarinya menghapus genangan air mata yang hampir terjatuh membasahi pipi.
"Kamu tau aku tidak pandai berkata-kata" Daniel menarik tubuh Roseanne untuk didekap, memberi ketenangan sembari mengusap pelan punggung wanitanya.
"Aku membencimu"
Bukannya merasa kesal, Daniel malah tertawa disela pelukannya, lalu dengan gemas ia beberapa kali mengecup ceruk leher Roseanne tanpa persetujuan.
Daniel tersenyum. Siapapun biarkan lah ia terus berada di moment manis seperti saat ini. Dipertemukan dengan sosok wanita yang penuh kehangatan seperti Roseanne sudah sangat membuatnya merasa menang. Meski belum bisa memiliki hatinya, tetapi biarkanlah senyuman terus mengembang tanpa harus luntur untuk kedepannya.
"My angel maafkan aku, jangan bersedih lagi aku menyayangimu"
Mendengar kata-kata itu seketika Roseanne menjauhkan wajahnya dari dekapan Daniel. Ia mengambil tatapan Daniel, memperhatikan wajahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Itu, kamu bisa mengatakan hal yang manis"
"So, jangan biarkan aku melihat lagi 'property' ku ini—" seraya meletakan telapak tangannya pada dada Daniel, "—diambil orang lain, especially your ex"
•
•
•Yang manis yang manisssss..
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel baby | Rosé • I.M
FanfictionSeseorang yang muncul entah dari mana, dia datang memberikan kehidupan disaat ada diri yang hampir mati. "You're my angel baby.." By, rrb.