•Part 16

124 12 0
                                    

"Gyu, sepertinya aku harus kembali meminta bantuan psikiater" Roseanne tengah menyita waktu Gyuri agar bisa bertemu dengannya disela jam kosong.

"Kenapa? Kamu terganggu pikiranmu lagi?" Gyuri dengan tatapan hati-hatinya memandangi raut wajah Roseanne.

"Aku butuh konsultasi, aku merasa tidak tenang"

"Ada masalah apa? Ceritakan padaku" Gyuri dengan mudah memahami keadaan ia meminta Roseanne agar tidak selalu menutupi persoalan yang membuatnya merasa terbebani.

Trauma menjadi hal utama yang membuat Roseanne sulit merasakan ketenangan. Berkunjung ke psikiater sudah dilakukan Roseanne dari beberapa bulan lalu semenjak Scylla mengganggunya. Gyuri tentu dia satu-satunya teman yang mengetahui kondisi kesehatan mental Roseanne, dan selama itu juga Gyuri tidak tau penyebab Roseanne mengalami gangguan kecemasan.

Tidak selalu rutin, beruntung rasa trauma Roseanne masih bisa ia tangani sendiri. Kecemasannya akan datang bila Roseanne banyak pikiran.

"I don't know why, kemarin aku sempat beradu mulut dengan Scylla, dia mencegatku saat jam kelas selesai. Tapi tak begitu lama Daniel memergoki dan membantuku menghindari Scylla" lirih, Roseanne tak berani menatap Gyuri saat membicarakannya.

"Aku tidak merasa terbebani karena Scylla, hal yang mengganggu pikiranku ketika kita memergoki Daniel di coffee shop terakhir kali waktu itu dengan wanita asing, dan setelahnya Daniel seolah menghindariku, dia tidak memberi kabar apapun padaku"

Gyuri terlihat menghela nafas begitu mendengar penuturan Roseanne. "Itu minggu lalu, kamu bertemu dengannya lagi kemarin, apa yang terjadi dengan kalian?"

"Daniel mengantarku pulang, kami menghabiskan waktu bersama di apartment, I already feel comfortable with him. And he said the woman was his ex—"

Gyuri yang sedari tadi fokus mendengarkan kini kembali menghela nafas sembari memutar bola matanya malas. Benarkah Gyuri merasa dirinya tak salah dengar dengan inti cerita Roseanne, dia hanya merasa cemburu hingga memintanya untuk konsultasi pada psikiater. Ck, Gyuri yakin Roseanne kini sudah berubah.

"Dan sekarang apa? Kamu bisa menyelesaikan urusan perasaanmu dengan Daniel."

"No, aku takut ada misrepresenting disini."

Gyuri mengenggam tangan Roseanne, "Nothing wrong, you can ask him. Dan wanita itu hanya mantan kekasihnya, kamu tidak perlu khawatir"

Roseanne merasa dirinya bukanlah sosok yang spesial atau di spesialkan oleh siapa pun. Dan tentang sikap Daniel padanya adalah hal yang wajar, tapi disatu sisi Roseanne memiliki perasaan lain diluar hubungannya sebagai teman, ia akui. Perasaan itu tumbuh sejalan mereka saling mengenal, kenyamanannya yang seakan membuat Roseanne takut jika suatu saat Daniel tak lagi mau menemaninya.

"Banyak yang harus aku perbaiki dari hubunganku sebelumnya, aku ingin memastikan perasaanku tanpa harus melukai siapapun" Bersuara rendah, Roseanne tak mau berharap banyak jika kemungkinan Daniel hanya menganggapnya sebagai teman.

"Oh come on, tidak perlu sedih seperti ini." Menaruh lengannya pada pundak Roseanne, Gyuri seolah memberikan ketenangan, "Bersenang-senanglah selagi kamu melupakan masa lalu, Daniel keliatannya bukan seperti pria breng—"


"—Sorry? Aku menganggu?" Suara berat seseorang mengintrupsi pendengaran.

Kedua wanita Gyuri dan Roseanne kompak mendelik melihat Daniel yang tiba-tiba berdiri disebelah mereka. Semantara sang empu menyipitkan matanya berbinar imbas dari sunggingan senyum manis dari bibir tipisnya.

Air wajah Roseanne sempat terkejut dengan kehadiran Daniel. Toh mereka sedang membahas pria itu barusan, Roseanne takut jika pembicaraan sebelumnya terdengar oleh Daniel. Roseanne hanya menampilkan senyuman canggung.

"May I sit here?" Tanya Daniel seolah pandangannya tidak mau lepas dari sosok Roseanne.

"Kamu tidak melihatku Danie?" Gyuri tak terima diabaikan, karena bukan hanya Roseanne yang duduk, dirinya pun sedari tadi berwujud nyata disana.

"Oh sorry, halo Gyu.. lama tidak bertemu" sembari melambaikan tangan pada Gyuri.

"—Uhmm, hai?" Beralih seraya merentangkan salah satu tangannya mendekap Roseanne. Dan sekilas Roseanne merasakan kecupan hangat dipipinya. Lalu Daniel mengambil tempat duduk dihadapan kedua wanita itu.

Tak jauh dari Cafetaria kampus mereka saat ini tengah berkumpul bersama, secara kebetulan Daniel mengunjungi Cafetaria hendak membeli minuman, dan ia tak sengaja melihat Roseanne berada disalah satu tempat duduk disana. Kebetulan juga Daniel sempat berencana untuk menemui Roseanne sepulang dari kampus hari ini.

"Rosie, you have free time?"

"Kapan?"

"Lusa, aku ingin membawamu ke suatu tempat. Temani aku" mengulas senyum, Daniel kali ini ia berharap Roseanne mau menerima ajakannya.

"Kamu tidak mengatakan apapun padaku sebelumnya"

"Please..?" Wajah tampannya yang memohon hingga memperlihatkan lesung pipinya.

Mengadu pandangan pada Gyuri seakan bertanya —apakah dirinya harus menginyakan atau menolak. Roseanne tak tega melihat wajah Daniel yang memohon padanya saat ini, tetapi mengingat perkataannya yang dibahas dengan Gyuri membuatnya ragu untuk menjawab. Sementara Gyuri hanya mengedikkan bahunya, ia menyerahkan keputusannya pada Roseanne sendiri.

Roseanne terlihat mengigit bibir dalamnya lemah. "Kamu yakin tidak apa-apa jika aku juga hadir?"

"Siapa yang melarang? Tidak ada. Aku yang memintamu untuk menemani"

"Baiklah" Roseanne memberikan tatapan matanya pada Daniel. Ia tidak mau pria itu kecewa. "—Aku harus pakai baju seperti apa? Aku akan menyesuaikan denganmu"

"Bawa Roseanne untuk membeli baju, dia harus terlihat cantik bukan?" Cerca Gyuri seolah memanasi agar Daniel bisa bertindak baik pada Roseanne.

"Should I?"

"No, jangan dengarkan Gyuri"

"Oke, kita berangkat sekarang." Daniel tak menghiraukan perkataan Roseanne. Ia benar-benar ingin membawanya pergi ke suatu tempat perbelanjaan agar bisa mendapatkan pakaian yang pantas untuk Roseanne nanti.










See you on the next part..

Angel baby | Rosé • I.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang