•Part 10

127 13 0
                                    

Tetesan air hujan diluar sepertinya sudah berganti menjadi pantulan cahaya matahari siang ini. Sudah tak ada lagi udara dingin sejak hujan deras malam tadi, melainkan kehangatan lah yang kini sedang dirasakan dalam dinding kamar ini. Terhitung dari jam tengah malam keduanya tertidur dalam satu selimut yang sama, seolah memberikan kehangatan dalam satu dekapan.

Tak ada yang meminta, suasana hati mendorong keduanya agar berinisiatif untuk melindungi satu sama lain dari dinginnya suasana malam. Hingga kini Roseanne menggeliat pelan, tidurnya mulai terganggu oleh deringan ponsel yang berbunyi cukup nyaring. Tanpa mau membangunkan Daniel disebelahnya, ia bergerak untuk menjamah ponsel yang sebelumnya ia letakkan diatas nakas dekat tempat tidur.

"Good morning.." suara khas bangun tidur Daniel kini menyapa.

Roseanne mengalihkan pandangan dari ponselnya, memperhatikan geliat Daniel yang saat ini tidurnya pun ikut terganggu.

"Morning.." ia kembali menaruh ponselnya setelah mengetahui dering pemberitahuan yang berbunyi. "—kamu terbangun"

Daniel membenarkan posisi, melihat wanita yang kini tengah bersadar pada headboard, "Jam berapa sekarang?"

"Sembilan pagi. Kamu ada jadwal masuk kampus hari ini?"

Tak langsung menanggapi, Daniel lebih dulu merentangkan tangannya yang terasa pegal setelah semalaman habis dibuat tumpuan tidur kepala Roseanne. Hal itu membuat Roseanne yang memperhatikannya kini tersenyum.

"Aku harus menyelesaikan masalahku dengan Dean"

Daniel yang masih dalam posisi tidur pun menengadah, mengadu padangan dengan posisi Roseanne. "Perlu aku antar?"

Dijawab gelengan kepala oleh Roseanne, ia beralih dari duduk bersandarnya memilih kembali menenggelamkan wajahnya dalam rengkuhan Daniel. Dan ia pastikan dada bidang Daniel kini sudah menjadi tempat ternyamannya sejak malam tadi. Kali ini tidak ada yang lebih baik untuk dijadikan sandarannya bahkan Dean sekalipun.

Roseanne tengah mencoba menghalau Dean dari ingatannya, meski seringkali kenangan saat bersamanya terlintas diingatan hingga membuat keraguan atas keputusaan yang diperdebatkannya semalam.

"Apa yang akan kamu lakukan padanya?" Daniel memberanikan diri untuk bertanya.

Roseanne bergerak mencari posisi nyaman persembunyian wajahnya sebelum menjawab pertanyaan pria yang saat ini setia mendekapnya. Daniel pun seolah menyesuaikan akses karena pergerakan Roseanne yang terkadang membuatnya merasa terganggu.

"Hey, what is this?" Itu Roseanne yang mendelik pada punggung atas Daniel. "Kenapa aku baru menyadari kamu memiliki tattoo disini?"

Gambar yang terukir dibelakang punggung Daniel menjadi fokus perhatian Roseanne saat ini. Dengan penuh rasa penasaran Roseanne sedikit menyibakkan kerah belakang baju Daniel, si pemilik punggung bidang itu pun terkesiap karena Roseanne yang tiba-tiba merapatkan tubuhnya.

"Is this a rose?" Seolah meraba ukiran gambar bunga mawar besar dipunggung Daniel.

"Sudah melihatnya?" Daniel seraya melongarkan pelukannya, "aku membuatnya saat berada di Boston kemarin"

"Tapi itu seperti namaku"

Daniel mengangguki, "hanya kebetulan"

"Rosie?" tanyanya lagi, kali ini nada suara Daniel terdengar serius. "Aku yakin kamu mendengar pertanyaanku sebelumnya. Aku tidak berpikir kamu sedang mengalihkan pembicaraan sekarang"

Angel baby | Rosé • I.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang