•Part 12

126 15 0
                                    

"Katakan, apa maksud yang dibicarakan Gyuri tadi? Kamu menjadi bulanan Scylla?"

Disini seketika detak jantung Dean berdegup kencang, lidahnya seakan kelu ketika mengulang perkataan yang sebelumnya keluar dari ucapan Gyuri. Isi pikirannya penuh dengan perdebatan, perasaannya terasa tertusuk begitu berhasil mencerna maksud dari kata-kata menyakitkan itu. Kekhawatirannya, rasa bersalahnya saat ini seakan menjalar penuh menguasai jiwanya, tak kuasa membayangkan bagaimana Roseanne selama ini sekuat tenaga menahan, berpura-pura kuat tapi jauh sebenarnya tidak.

Bibir Roseanne bergetar, wajahnya dipenuhi air mata, tangisnya pecah sejadi-jadinya dihadapan Dean saat ini. "Itu terjadi beberapa bulan setelah kita berpacaran, dan Scylla kembali melakukannya beberapa minggu lalu. Aku menjadi sasaran Scylla selama ini"

Pukul, siapapun tolong pukul raga Dean yang arogan itu. Ia benar-benar merasa menjadi seorang pecundang sekarang, bodohnya lagi ia selalu bersikap paling benar didepan Roseanne. Apa yang dilakukannya selama ini sampai tidak tau jika wanita yang dicintainya sendiri menanggung luka dibalik kesabarannya.

Dean ia tertunduk lemas, hatinya merasa perih, perasaannya ikut terluka. Salahnya, juga kebodohannya yang dilakukan dibelakang Roseanne sangat tidak pantas untuk menerima kata maaf. Dengan penuh penyesalan ia terisak, Dean menangis.

"Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku berhasil menemanimu Dean, tapi ternyata bukan akulah yang kamu inginkan. Aku minta maaf, karena aku tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu" terisak pedih, pertahanan Roseanne runtuh sepenuhnya.

Mengungkap kejujuran dalam sebuah mobil, Dean tak ingin membiarkan orang-orang mendengar seberapa pecundang dirinya setelah berhasil menyakiti malaikatnya dengan sempurna. Roseanne yang sudi melindunginya, diluar kesadaran yang tak berperasaan itu ia abaikan dengan sia-sia. Ego dan nafsunya selalu berhasil membuatnya kehilangan arah. Dimana rasa bersyukurnya ketika memiliki Roseanne sosok malaikat yang berhati lembut, tetapi memilih berkhianat dengan teman kekasihnya sendiri.

"Rosie, semuanya salahku. Aku salah tidak bisa menghargai perasaanmu, aku sudah berbohong padamu." Mengambil kedua tangan Roseanne untuk digenggam, Dean mengangkat wajah. "—Kejelasan yang kamu minta tentang hari itu, aku akui aku selalu mengelak karena tidak berani untuk jujur padamu. Aku berada diluar kendali saat di pesta bersama Scylla.."

"It's too late"

"Ya I know it's much too late. But, aku merasa sekarang kamu perlu mengetahuinya. Aku minta maaf, aku salah"

Yang tersisa hanyalah penyesalan, Dean tak memungkiri bahwa kini dirinya sangat menyesal karena tidak berani bersikap jujur dalam hubungannya. Luka masa lalu yang membekas tak membuat Dean menjadi lebih berani, rasa kehilangan yang mendalam terhadap orang tuanya berimbas ke dalam hubungannya dengan Roseanne. Ia keliru dalam menyikapi perasaan Roseanne, ia salah karena berbagi luka pedih itu pada sang pujaan hati.

Dean menarik lembut tubuh Roseanne untuk didekap. Mungkin untuk yang terakhir ia ingin merasakan kehangatan tulus dalam dirinya, Dean meluapkan semua kerinduan hingga kasih sayang yang sebelumnya sempat tak disadari. Roseanne adalah segalanya, kehangatan yang sesungguhnya selalu ia dapatkan dari Roseanne selama ini.

"Aku benar-benar minta maaf karena perlakuanku dengan Scylla membuat luka untukmu. Maaf" menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Roseanne, Dean menemukan kenyamanan yang dulu lagi.

Roseanne mendekapnya, tidak seperti saat pertama kali bertemu kala itu. Kali ini terkesan seperti perpisahan, bukan lagi sebuah ketulusan kasih sayang. Roseanne menyadari perasaannya sendiri, ia tidak bisa lagi merasakan bagaimana hatinya yang selalu menghangat dalam pelukan Dean.

"Kita pernah ada disatu waktu menyayangi satu sama lain, tapi kini waktu benar-benar cepat mengubah semuanya. Aku tidak mungkin membiarkan luka ini lebih lama denganmu, aku harus menyembuhkannya" Roseanne perlahan melepaskan dekapan Dean.

"Kamu benar, aku bukan orang yang seharusnya menerima ketulusanmu." Dean mengusap lembut mata cantik itu yang masih menyisakan air mata.

"Aku sangat berterima kasih karena sudah mau bertemu denganku dan menemaniku satu tahun terakhir. Aku berharap kamu bisa lebih dicintai oleh orang yang pantas Rosie. Sekali lagi aku minta maaf"


Ini lah akhirnya..?


Kegagalan yang terulang, Dean menaruh kembali garam ke dalam luka, perih. Roseanne sudah tak menginginkannya seolah tak mau memberi kesempatan. Hasratnya akan ego yang menggebu-gebu berhasil membuatnya kehilangan Roseanne, mungkin tidak pernah bisa ditemukan lagi wanita sebaik dia didunia ini.

Pengkhianat tidak untuk diberi maaf, sejatinya seorang pria dia akan memperlakukan wanita dengan baik, dan menjaga penuh perasaannya. Tentu hal itu tidak ada dalam diri Dean, ia bukan pria sejati yang bertanggung jawab sebagai seorang kekasih.

"Cukup aku yang kamu sakiti, tidak ada wanita lain lagi yang merasakannya. Jika itu Scylla tolong cintai dia dengan tulus" Roseanne menghela napas seolah mengakhiri pertahanannya. "Dan baiknya kita harus berakhir sampai disini. Thank you for everything Dean"

Roseanne keluar dari mobil Dean, sejenak ia berdiri tepat depan pintu mobil. Ia mengangkat pandangan ke langit seolah ingin menghentikan sesaknya hati, menghirup sebebas-bebasnya udara baru, memulai ulang seperti kertas putih tak bernoda. Roseanne melepaskan segala keluh kesahnya, seakan meyakini hati agar bisa lebih tegar bahwa Dean bukanlah yang terbaik.


"Sudah?"

Gyuri terlihat menatap Roseanne tajam, ia tengah menunggu seraya menyilangkan tangannya didepan dada. Dan hal itu seketika membuat Roseanne terperanjat kaget.

Roseanne dengan wajahnya yang sedikit bersinar tidak seperti sebelum-sebelumnya, ia berjalan mendekati keberadaan Gyuri. Meraih siku lengan sahabatnya itu untuk ia gandeng, Roseanne menyandarkan kepalanya dibahu Gyuri seolah membawanya agar pergi berjalan beriringan meninggalkan area kampus.

"Aku selesai!!!" Teriak Roseanne tiba-tiba, membuat Gyuri disebelahnya langsung menghindarkan kepalanya dengan terkejut.

"Ya! Roseanne solo!! Kamu yang terbaik Rosie!!!" Gyuri ikut berteriak senang, lalu diikuti tawa keduanya.

Berakhir sesuai harapan, cinta bukanlah segalanya. Sebuah senyuman menjadi penentu suasana hati, tidak ada lagi kepura-puraan yang palsu, kini hanya ada sebuah harapan agar waktu kedepannya bisa lebih menghadirkan kebahagiaan nyata hingga dapat melukiskan cerita indah yang kian menanti.


Tapi,


"—Tunggu, bukankah itu Daniel?" Gyuri memicingkan matanya pada sebuah bangunan coffee shop yang terletak tak jauh dari gerbang utama kampus.

"Mana?" Roseanne mendengar itu pun ikut mendelik penasaran.


Seorang wanita berpenampilan modis, wajah cantik hingga postur tubuh yang ideal itu memeluk mesra seorang pria yang diketahui pemilik nama Daniel Im. Seperti dua orang yang baru kembali bertatap wajah setelah sekian tahun lamanya tepat didepan coffee shop.

"Hell, apa yang dilakukan wanita itu padanya?" Gyuri berdecak tak suka.

Dan Roseanne melihatnya jelas.










Roseanne solo finally! You deserve treated better Rosie.. see u on the next part!

Angel baby | Rosé • I.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang