BAB 34

253 38 0
                                    


" Tidak perlu sungkan, terimakasih " kataku santai .

Aku menerima buku itu dan mulai membolak-baliknya, coretan yang tergambar di atasnya sangatlah sederhana dan apa adanya, wanita paruhbaya itu sesekali mengintipku dengan gugup dan penasaran, aku tersenyum lembut dan memilih 3 set gaun yang terlihat sederhana dan nyaman untuk di gunakan .

" Kalau begitu mari kita ukur ukurannya " ujar wanita itu

Wanita itu lalu berjalan mencari-cari pita ukur yang ia simpan di laci-laci kecil bersama aksesoris, sedangkan aku menunggu dengan tenang sambil berjalan-jalan di sekitar melihat kualitas kain di sini . Gadis kecil putri dari penjahit itu sedari tadi diam menunggu disamping, ia kini menatap Curtis tak berkedip .

Aku memperhatikannya seolah ingin berkata sesuatu tapi takut dan ragu untuk mengeluarkan, sedangkan Curtis yang di tatapnya tetap acuh tak acuh . Ia seperti tak merasa ada yang salah, jadi aku memutuskan menghampiri gadis kecil itu sambil tersenyum ramah .

" Anak kecil, ada apa ?? kenapa kau menatap kakak tampan ini seperti itu ?? " tanyaku bingung

Gadis kecil itu kini ketakutan dan menundukkan kepalanya dalam-dalam, aku merasa bingung . ' apa aku sangat menakutkan ?? ' pikirku

" Kenapa kau menunduk ?? aku hanya bertanya jadi jangan takut " kataku santai

Anak kecil itu kini melirikku sedikit-sedikit, ia melihat sikapku yang santai dan mulai ragu-ragu . Akhirnya ia memberanikan diri dan bertanya dengan suara kecil

" Nyo ... Nona, apa Tuan ini suamimu ?? " cicitnya pelan

Aku tersedak mendengar pertanyaannya yang spontan dan polos, sedangkan Curtis ia mengalihkan pandangannya untuk menutupi raut wajahnya yang memerah dan berpura-pura terbatuk-batuk untuk menyamarkan sudut mulutnya yang terangkat tanpa kendali .

" Ahem ... begini anak kecil, aku masih terlalu muda untuk menikah . Dan kakak tampan ini ... kami hanya teman oke " jelas ku hati-hati

Seusai berkata gadis kecil itu mendongak ke arahku, lalu ia terdiam dan mulai mengangguk-angguk mengerti . Aku tak memperhatikan ekspresi Curtis yang sedikit berubah ketika mendengar jawabanku, sebelum aku bisa bernafas lega karena anak kecil ini tak salah paham lagi . Tiba-tiba celetukannya membuatku membuatku hampir terjengkang ke belakang .

" Berarti belum ... masih tunangan rupanya " gumamnya pelan

" Tunggu sebentar ... anak kecil sepertinya kau semakin salah paham ... " kataku syok sampai terbata-bata

Gadis kecil itu menatapku polos dan melanjutkan pertanyaannya, " kalau begitu nona, jika tuan muda ini belum menjadi suamimu, mengapa ia masih di sini ?? " tanyanya bingung

Aku yang mendengar pertanyaannya pun seketika bingung kembali dan melupakan penjelasan dari kesimpulan sebelumnya . Curtis yang mendengar pertanyaan anak kecil itu menoleh kearahmya dengan datar, gadis kecil itu kembali menciut nyalinya dan menunduk dalam-dalam .

" Kenapa ia tak boleh ada di sini ?? " tanyaku spontan bingung

Anak kecil itu mengatupkan bibirnya erat-erat, ia melirik kami bergantian lalu menunduk sambil berkata dengan pelan .

" Karena ibu akan mengambil ukuran tubuhmu, jadi nona harus melepas gaunmu yang sekarang . Apakah Tuan muda ini akan ikut melihat ?? " cicitnya pelan sekali

Aku tercengang mendengar perkataannya sedangkan Curtis mulai terbatuk-batuk dengan keras karenanya, aku bingung akan merespon apa ketika suara Curtis datang dari belakang .

" Uhuk ... uhuk ... kalau begitu aku akan menunggumu di ruangan depan " jelasnya cepat-cepat

Lalu ia segera berlalu keluar dari ruangan itu dengan terburu-buru seolah di kejar sesuatu, aku melihat sosok bagian belakangnya yang menghilang, daun telinganya sangat merah . Aku kembali sadar ketika wanita paruh baya itu kembali tepat setelah Curtis keluar, ia membawa pita pengukur serta jarum dan alat-alat lainnya . Ia sesekali menengok ke belakang dengan heran .

Aku Clea atau CleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang