BAB 60

79 4 0
                                    

Cleo dan Curtis sedang duduk di meja samping tempat tidur, mereka berdua diam . Suasana sangat hening, bahkan nafas lemah dari seorang lelaki kecil yang tengah berbaring di ranjang pun terdengar jelas di telinga kedua orang itu .

Cleo melirik ke arah tempat tidur, dimana lelaki kecil itu tengah berjuang seorang diri melewati masa krisisnya . Cleo mengalihkan pandanganya tak kuasa melihat keadaan tubuh ringkih yang terbalut perban di seluruh tubuhnya seperti mumi, Cleo menunduk menatap cangkir teh yang telah dingin .

Pikirannya melayang kembali ke kata-kata dari dokter yang memeriksanya tadi,





...

" Nyawanya hanya bergantung pada seutas benang, luka di seluruh tubuhnya sangat fatal . Sungguh tuhan sangat berbaik hati sehingga ia bisa bertahan hingga saat ini, aku akan berusaha semaksimal mungkin . Namun aku tak bisa menjamin bisa menyelamatkannya " kata dokter dari Apotek Sehat

" Terimakasih dokter, tolong berusahalah dan gunakan obat terbaik " kataku lembut

" Obat terbaik belum tentu bisa menyelamatkannya, namun tentu saja aku akan menggunakannya . Luka di seluruh tubuhnya dapat diobati, namun tidak dengan matanya ... " ujar dokter itu lagi

" mata ... ???? " ulangku bingung

" Benar, matanya sepertinya terluka parah oleh benda tajam, tak bisa di obati . Walaupun ia sembuh nanti, dapat di pastikan ia akan buta selamanya " jelas dokter itu sambil memerintahkan asistennya untuk membersihkan luka-luka di tubuh lelaki kecil itu

Degh

Hatiku terasa sakit mendengarnya, bagaimana bisa ada orang yang tega melukai anak kecil sampai membuatnya buta seperti ini . Aku menolehkan kepalaku ke arah Curtis yang nampak terkejut juga, namun ia bisa mengendalikan ekspresinya lebih cepat .

Mataku kabur, aku menggigit bibirku erat-erat agar tidak menangis . Curtis meraih telapak tanganku dan mengusapnya lembut, mencoba membuatku nyaman .

" Jangan khawatir, bocah itu lebih kuat dari yang kita kira " kata Curtis lembut, ia tidak tahu mengapa gadis kecilnya sangat perduli dengan bocah itu, tapi ia juga tak ingin gadis kecilnya sedih, hal ini lebih membuat hatinya sakit .

Aku tersenyum kecil mendengar perkataannya yang manis, sangat jarang sekali kakak tampan mengucapkan kata-kata manis .

" Dokter, tolong selamatkan dia " kata Curtis datar

" Aku akan berusaha " kata Dokter itu sopan

Lalu ia dan asistennya kembali sibuk dengan luka-luka lelaki kecil itu, butuh waktu lebih dari 3 jam untuk kedua orang itu membersihkan, mengolesi obat, membalut luka, menjahit luka dan lainnya . Kini terlihat sesosok mumi yang terbalut perban di seluruh tubuhnya tengah tergeletak di atas tempat tidur, hanya suara nafasnya yang lemah lah menandakan ia masih hidup .

" Jika masa kritisnya malam ini terlewati, maka ada kemungkinan lebih dari 70 % ia dapat hidup " kata dokter itu pada kami berdua yang sedang menunggu di samping

" Terimakasih atas kerja keras anda " kataku sambil tersenyum indah

Dokter tua itu terbatuk kecil, ia tidak pernah melihat seorang gadis secantik ini seumur hidupnya .

" Nona tidak perlu terlalu sopan, ini sudah menjadi tugasku sebagai dokter " katanya sopan, " Malam ini aku akan menginap, untuk memantau kondisinya " tambahnya dokter tua itu lagi

" Kalau begitu silahkan, kebetulan sekali kami mengambil kelebihan kamar . Aku akan memesan beberapa camilan pada pelayan sebagai ucapan terima kasihku " kataku lagi

Dokter tua itu mengangguk mengerti, ia akan berlalu pergi namun ia menyadari sesuatu, " bocah nakal, apa yang kau lakukan berdiri melamun di situ !!! " tegur dokter tua itu pada asistennya yang masih berdiri bengong menatap ke arahku

Aku Clea atau CleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang