BAB 67

35 5 0
                                    

" Hahhhhh ..... aku merasa kasihan padanya . Di khianati kerabat, tidak di perduli negara, padahal ia berjuang untuk Kerajaannya pada usia yang masih kecil " desahku kasihan

Albert menatapku datar, lalu berbalik kembali fokus pada buku di tangannya . Aku duduk melamun, memikirkan budak yang kutemukan di dari air terjun . Pikiranku berkerja cepat ' mungkinkah .... Ah !! Bagaimana mungkin ada kebetulan seperti itu, lagipula budak itu badannya terlihat lebih tinggi dariku . Juga penampilannya sangat mengenaskan hingga hampir mati, seorang pangeran tidak mungkin di perlakukan seperti itu bukan ?? Musuh pun akan memikirkan keuntungan dari orang hidup dari pada mati ' pikirku

" Apa yang Putri pikirkan ?? " tanya Albert penasaran ketika tidak mendengarku bicara, ketika di lirik ternyata aku melamun

" Aku hanya berpikir, apa orang tuanya tidak perduli sama sekali ?? " gumamku termenung

" Kaisar itu terikat dengan para menterinya, ia pasti mendahulukan kepentingan Kerajaan dari pada pribadi . Tidak semua orang beruntung sepertimu, kau tahu !!! yah .... tapi kudengar pihak permaisuri dan putra mahkota datang secara langsung ke perbatasan, paling tidak keluarga sedarahnya masih perduli " kata Albert santai

" Jadi saat ini Putra Mahkota mereka ada di perbatasan ?? " tanyaku penasaran

" Hemm, menurutmu siapa lagi yang mengajukan surat permohonan untuk memasuki perbatasan kita " gumam Albert sambil menunduk kembali fokus pada bukunya

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku mengerti, lalu bertanya dengan penasaran " Hei Albert, menurutmu siapa yang akan menang antara Pangeran pertama dan Putra Mahkota ?? " tanyaku dengan ekspresi ingin bergosip

Albert menghela nafas, " apa ini ada hubungannya denganmu ?? Kembali belajar sebentar lagi Count Louis akan datang " kata Albert sembari mengetuk dahiku pelan

Aku cemberut menatapnya garang, " aku hanya penasaran " gerutuku dengan bibir manyun

Albert menggeleng lalu tersenyum sangat tampan, ia menyandarkan kepalanya ke tangannya yang bertumpu di meja .

" Ada apa, hum ?? Apa kau tertarik dengan salah satunya ?? sayang sekali mereka berdua sudah menikah " tanya Albert main-main

" Apa yang perlu di sesali lagipula aku tidak tertarik, bukankah sudah kukatakan aku hanya penasaran " kataku kesal, aku memicingkan mataku mendekat ke wajah tampan Albert yang menawan " kenapa pula aku tertarik dengan yang lain, sedangkan di depanku sudah ada yang mempesona " kataku menggoda meraih dagu Albert .

Albert tersenyum sombong, dengan tatapan yang terfokus padaku . Kami saling menatap untuk menunjukkan dominasi masing-masing yang berakhir dengan kekalahanku, memang aku tak bisa menang dengan seorang pria berwajah tampan .

" Menurutku akan lebih menguntungkan jika Putra Mahkota menang " kata Albert santai

Aku mengangguk setuju, lalu aku bertanya lagi " Lalu menurutmu bagaimana rupa dari pahlawan kecil yang hilang itu ?? "

Albert mendengus kesal, ia diam tak berniat menjawabku . Aku menggaruk ujung hidungku malu karena di cueki, tak lama Count Louis masuk . Kami melanjutkan pembelajaran seperti biasanya . Hari-hari berlalu cepat seolah tak ada yang terjadi, hanya Raja Damien yang selalu sibuk dengan urusan pemerintahan sehingga tak sempat mengajariku, namun Marquess Felix selalu menggantikannya . Kadang Marquess akan menanyakan pendapatku tentang perang ini, aku pun mendapatkan informasi sebagai balasannya .

Putra Mahkota Kekaisaran Theodore tetap teguh ingin memasuki perbatasan Kekaisaran Benedicte, ia yakin adiknya ada di kerajaan kami dan menggunakan berbagai macam harta sebagi kompensasi untuk membuka perbatasan . Namun pihak Kekaisaran Benedicte masih kukuh pada keputusannya .

Aku Clea atau CleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang