BAB 7

1.7K 156 2
                                    

Sudah 6 tahun sejak aku pindah ke dunia ini, dan inilah pertama kalinya aku pergi keluar istana . Menyelinap keluar lebih tepatnya, pergi berjalan-jalan ke perkebunan buah milik seseorang yang baru saja aku temui . Entahlah apa yang sedang kupikirkan hingga ikut saja dengannya yang tak ku ketahui identitas nya , aku hanya terlalu lelah berjalan dan tidak menyangka jika jalan rahasia itu berakhir di luar ibukota dan di tengah hutan .

Aku duduk di atas kuda yang di tarik oleh anak laki-laki tadi berjalan perlahan melihat seisi perkebunan, perkebunan ini tidak hanya menanam buah pir, tapi juga apel dan jeruk . Aku melihat para pekerja yang sibuk memetik buah, kadang sesekali mereka melihatku dengan penasaran aku pun balas tersenyum dan melambaikan tangan kepada mereka . Kadang juga aku iseng meraih memetik buah yang terjangkau oleh tanganku dan langsung menggigit nya . Anak laki-laki kecil kembali tercengang dengan sikapku yang asal-asalan, aku pun tersenyum sambil menawarkan apel yang kupetik tadi ia yang melihatku memergoki reaksi tidak sopannya padaku segera menggeleng sambil menunduk lagi .

Satu jam setelah berkeliling perkebunan, aku merasa lelah dan meminta kembali ke villa . Dari kejauhan di depan villa terlihat Pak Lin yang mengomeli Elin yang menunduk seperti ingin menangis, lalu mereka yang sadar aku muncul sambil duduk di atas kuda segera menghela nafas lega . ' Ah... mungkin mereka mencariku ' pikirku

" Aku baru selesai berjalan-jalan melihat perkebunan " ujarku santai

" Saya mengerti, kami hanya sedikit panik karena nona tiba-tiba menghilang " katanya menjelaskan

" Tidak apa-apa, akulah yang tidak memberitahu dulu " jawabku cepat " Aku lelah " kataku sambil turun dari kuda .

Pak tua Lin dan Elin segera membantuku untuk turun lalu kami masuk ke dalamnya villa . Aku langsung mendudukkan pantat ku ke sofa yang empuk, meminum air yang baru saja di suguhkan oleh Elin .

" Dimana Tuan muda kalian ?? bukankah ia berkata akan kembali ke ibukota saat sore dan sekarang sudah hampir petang " tanyaku

" Tuan muda mungkin masih ada di sekitarnya sungai di belakang villa " jawab Pak Lin

" Masih ada juga sungai di sini ?? apakah jauh ?? " teriakku antusias

" Ya nona, tidak terlalu jauh kita bisa ke sana dengan berjalan kaki " jawab Pak Lin

" Antarkan aku ke sana " perintah ku sambil berdiri

Pak Lin memimpin jalanku ke arah sungai yang di maksud, kami berjalan di jalan setapak tanah di antara ladang buah labu kuning yang bergelundungan . 5 menit kemudian, terdengar deru air sungai yang deras di kejauhan terlihat seorang pemuda yang berlatih pedangnya di samping sungai . Pemuda itu menoleh melihat kedatangan kami, Pak Lin memberi hormat pada Tuan mudanya lalu pergi kembali ke villa . Aku tersenyum melambaikan tanganku ke arahnya, ia tetap melihatku dengan acuh tak acuh .

" Apa yang sedang kau lakukan di sini ?? " tanyaku membuka obrolan sambil duduk di atas batu besar di sisi sungai

" Berlatih " jawabnya singkat lalu melanjutkan latihannya .

" Wah kau bisa beladiri rupanya, apa kau juga seorang murid di akademi kekaisaran " tanyaku penasaran

" Hm " gumamnya menyetujui

" Ngomong-ngomong kita belum berkenalan loh " kataku tiba-tiba teringat

" Sudah " jawabnya singkat, aku pun berpikir sebentar mencerna maksud perkataannya lalu berseru kencang

" Hei .... itukan hanya nama keluargaku bukan nama ku " kataku cemberut, ia tidak menoleh sama sekali

" Namaku Cleo, Cleo Cassiopeia  " kataku tersenyum tidak merasa bersalah, ' aku tidak berbohong kan ini Cleo juga namaku ' batinku

Aku Clea atau CleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang