BAB 43

77 5 0
                                    


" Putri, apakah sungguh akan terjadi perang ?? "

Aku menengok ke belakang dimana suara pertanyaan itu berasal, di depan pintu yang terbuka berdiri Blance dan Deenna . Lebih tepatnya Blance yang di papah oleh Deenna, wajahnya yang biasanya merona itu kini pucat .

' Apa Blance sedang sakit ?? ' batinku

Aku yang terdiam pun membuat Blance semakin gelisah, ia berjalan maju ke arahku dengan cemas . Deenna berusaha mencegahnya untuk tidak gegabah tapi tak dihiraukannya .

" Putri, bukankah anda berkata jika bukan hal yang rahasia maka anda akan menjawabnya " katanya tergesa-gesa

Aku tersadar dari pikiranku dan melihat Blance yang biasanya tenang dan cuek, kini terlihat gelisah dan ketakutan membuatku bingung dengan apa yang terjadi ??...

" Putri, bagaimana dengan pertanyaanku ' apakah sungguh akan terjadi perang ?? ' " tanyanya dengan gelisah

Deenna yang melihat Blance semakin ceroboh dan tak sopan pun menjadi tidak tahan lagi, ia segera bergegas maju ke depa  untuk menarik Blance menjauh .

" Putri, mohon ampuni Blance . Ia sedang sakit saja, karna itu ia berbicara dengan tak jelas " ujar Deenna menjelaskan padaku

Tapi Blance menolaknya dan menepis tangan Deenna, aku semakin bingung di buat karena kelakuan mereka berdua . Alice dan Chacha yang memperhatikan di belakang kini ekspresinya terlihat sangat khawatir pada Blance .

Jadi aku mengangkat tanganku untuk menghentikan Deenna yang masih berusaha mencegah Blance untuk banyak bicara .

" Sudahlah tidak apa-apa Deenna " kataku

Deenna pun akhirnya menyerah dan melepaskan tangannya dari lengan Blance, tapi ekspresinya masihlah cemas seperti sebelumnya .

" Hah .... sudah jangan gaduh " ujarku lelah

" Putri .... maaf ... " cicit Blance sambil menunduk merasa bersalah juga

Aku melambaikan tanganku sebagai tanda untuk melupakan yang tadi, aku mendongak memperhatikan Blance yang berwajah pucat tak berani menatapku tapi terlihat jelas ia sungguh-sungguh ingin tahu tentang perang itu .

" Pertanyaanmu tadi, aku bisa menjawabnya " kataku perlahan

Blance terkejut, ia mengangkat kepalanya menatapku dengan tak percaya . Begitu juga dengan Deenna, Alice dan juga Chacha, mereka juga menatapku dengan ekspresi yang rumit . Tapi segera Blance menjadi ragu, ia khawatir aku membocorkan rahasia yang tidak boleh di katakan karena dirinya membuat kegaduhan tadi .

" Tapi, Putri ... " katanya ragu-ragu

" Jangan khawatir, tentang perang di perbatasan ini bukanlah hal yang tidak bisa dikatakan . Lagi pula para bangsawan sudah tahu sejak lama, hanya saja untuk pengumuman resmi bagi rakyat biasa akan segera di adakan nanti . Kalian hanya tahu lebih awal " kataku santai sambil menyesap sedikit teh bunga di cangkirku

Blance pun menghela nafas lega, karena tidak membuatku berada di posisi yang sulit . Deenna, Alice, dan Chacha juga melonggarkan ekspresi mereka . Setelah semua tenang kembali, keempat pelayan pribadiku itu kembali memusatkan perhatiannya padaku, menunggu dengan diam setiap informasi yang akan kukatakan .

" Jadi, ' apakah akan terjadi perang di perbatasan ?? ' . Ya, akan terjadi perang ... " kataku dengan serius

Semua orang di ruangan itu menghirup udara dingin, mata mereka terbuka lebar terkejut dengan informasi yang kutegaskan . Terutama Blance yang ekspresi nya semakin ketakutan, matanya merah seolah akan menangis saat ini juga .

Aku Clea atau CleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang