Yola memandang ke luar jendela, lebih tepatnya memperhatikan perempuan yang kini sedang melambaikan tangan ke arahnya. Gelas kopi di hadapannya disingkirkan lebih dulu lalu ia berjalan ke arah pintu utama demi menyambut tamunya.
Perempuan di hadapan Yola tersenyum sambil matanya meneliti sebentar ke dalam kafe. Yola bisa menangkap ada keharuan di dalam sepasang mata itu.
"Selamat datang di Thursday, Mbak!"
"Unik banget, La." Perempuan itu kemudian memeluk hangat Yola.
"Apanya, Mbak?"
"Namanya." Yola hanya membalasnya dengan senyum.
"Ini, kenapa Mbak enggak minta aku aja yang datang ke kantor?"
"Enggak masalah. Tadi saya habis ketemu sama teman, terus kebetulan ingat kafe kamu ada di sekitar sini. Ya, jadinya saya sekalian mampir saja."
"Pasti first love, Mbak Friska itu, ya?"
"Kamu kepo deh!" balas Friska sambil menahan senyum malu-malu.
"Enggak apa-apa dong sekali-kali aku kepo. Kali aja aku bisa bantu bikin kalian balikan."
"Terima kasih banyak atas tawaran kamu, tapi sebaiknya kita bahas persoalan yang lebih penting saja, ya!" Friska mengangkat tangan kanannya seolah ingin menutup topik yang sedang mereka bahas.
Yola kemudian mengomando langkah Friska menuju kursi kosong. Tepat gelas kopinya berada di sana.
"Duduk, Mbak!" Gadis itu lalu berjalan ke arah stafnya yang lewat untuk meminta dibuatkan tambahan minuman.
"Kenapa Thursday?" tanya Friska usai Yola duduk.
"Karena aku suka hari Kamis."
"Hanya itu?" Yola mengangguk sambil tersenyum. Perempuan di depannya kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling kafe dengan penasaran.
"Mau saya ajak keliling kafe, Mbak?"
"Boleh, tapi sepertinya enggak sekarang, ya, La. Kita langsung masuk ke topik utama tujuan saya datang ke sini dulu." Yola menunggu dengan sabar sampai perempuan di depannya kembali bersuara. "Apa kamu mau masuk televisi?"
"Maksudnya bagaimana, Mbak?"
"Saya ada tawaran untuk acara kuliner. Di mana para chef akan membuat hidangan yang punya kisah menarik di baliknya. Tema untuk season kali ini adalah cake and bakery. Saya pikir, itu akan cocok dengan kamu sebagai patissier. Bagaimana?"
"Hmm, saya belum ada pikiran masuk televisi seperti itu, Mbak."
"Dicoba saja. Bisa jadi setelah kamu dikenal lewat layar televisi, makin banyak juga yang datang ke Thursday lho, La!" Yola sudah cukup bersyukur bisa menjadi patissier, dan ia tidak pernah sekalipun berpikir tentang masuk ke dunia hiburan dengan bakat yang dimilikinya tersebut.
"Mau aja, La!" Suara Lova mengintervensi Yola untuk kembali berpikir dengan tawaran dari Friska. Lova lalu menaruh cangkir berisi cokelat hangat di depan Friska dan duduk di kursi sebelah Yola.
"Diminum, Mbak!"
"Makasih, Va. Kabarin saya kalau kamu sudah memutuskan, ya, La! Tapi jawaban kamu harus iya." Perempuan itu menahan tawa usai menyesap minumannya.
"Mbak!" Yola melihat adanya kepuasan melalui lemparan high five yang dilakukan antara Friska dengan Lova di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thursday I'm In Love
Romance[On Going] Silakan follow untuk membaca! Tidak seperti kebanyakan karyawan yang memiliki waktu istirahat di akhir pekan, Yola hanya bisa tidur menghabiskan jatah liburnya di hari Kamis. Dalam satu minggu, ia hanya punya jatah libur satu hari. Bekerj...