Yola masuk ke ruangan Lova saat jam istirahat. Gadis itu lalu duduk di sofa panjang di depan meja kerja sahabatnya sambil memainkan ponsel. Ia melihat kembali foto-foto saat acara makan malam bersama kru televisi kemarin. Sejujurnya Yola masih tidak menyangka bisa masuk televisi, karena ketertarikannya dengan kue dan roti.
Yola jadi paham bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi dirinya mau berusaha mewujudkannya, dan semua yang terjadi pada kariernya saat ini tentunya ada turut andil Friska di dalamnya. Ia mengakui itu. Kalau bukan karena dukungan dan bantuan dari perempuan itu, mungkin Yola tidak akan bergerak ke mana-mana. Ia masih akan tetap berada di tempat yang sama selamanya.
"Tumben banget nyantai." Lova yang baru masuk membawa es kopi melempar pandangan aneh ke arah gadis itu. "Gimana acara makan-makan kemarin?"
"Seru."
"Seru doang? Katanya makan bareng Satrya juga. Terus, gimana kelanjutan ceritanya?"
"To be continued."
"Berarti masih belum ending dong, ya."
"Harusnya sih, belum."
"Secinta itu lo sama Satrya."
"Biarin."
"Tapi Satrya kan, udah tua, La!"
"Umurnya doang tua. Muka sama kelakuannya sih, masih tetep kayak bayi."
"Dasar bucin!" Yola hanya tersenyum menanggapi godaan dari sahabatnya. Sejujurnya, ia bisa bicara santai tentang Satrya hanya saat sedang bersama Lova. "Oh ya, kalau enggak salah ingat, bukannya dulu lo bilang, Satrya udah punya pacar, La?"
"Enggak. Kemarin dia bilang, enggak pernah punya pacar sejak enam tahun yang lalu."
"Kalau dia bohong gimana?"
"Kalau dia bohong ya, dosa ditanggung sendiri, Va." Yola hanya tertawa melihat reaksi Lova yang sedang menggelengkan kepalanya. Ia senang saat berhasil menggoda Lova dengan jawaban spontannya. Kendati Yola menjawab asal pertanyaan dari Lova, isi kepalanya tentu saja ikutan kepikiran sendiri.
Saat keduanya masih asyik berbagi cerita, pintu ruangan terdengar diketuk. Lova melihat Anggia di balik pintu dan perempuan itu berkata, "Bu Lova, ada tamu yang mau ketemu Chef Yola."
"Siapa, Gi?" tanya Lova kemudian. Yola masih diam di tempat duduknya sambil menyimak obrolan keduanya.
"Saya sudah tanya namanya, tapi orangnya malah jawab, katanya Chef bakalan suka sama kedatangannya." Yola sedikit cemas, tetapi mendengar jawaban Anggia barusan membuatnya kembali berpikir bahwa kali ini bukanlah Mama Mia yang mengunjunginya.
"Cowok atau cewek, Gi?" Kali ini Lova ingin tahu.
"Cowok, Bu. Cakep lho," komentar Anggia sambil tertawa kecil. Hal tersebut menimbulkan rasa penasaran tak hanya bagi Lova, tetapi juga Yola yang sedang berkelut dengan pikirannya sendiri.
"Ya udah, coba lihat aja, La!"
"Oke, nanti saya ke depan, Gi." Usai mendengar jawaban Yola, perempuan yang disapa Anggi itu meninggalkan ruangan. Sementara itu, Yola beranjak dari tempat duduknya sambil memandang aneh ke arah Lova. "Kenapa lo yang kelihatan semangat banget sih, Va?" Lova hanya menyengir sambil mengekor di belakang gadis itu menuju ruang depan.
Lantas Yola mengedarkan pandangan ke sekeliling kafenya, dan ia bisa menangkap sosok yang sedang mengobrol sambil tertawa riang di konter pemesanan. Yola lalu berjalan makin cepat menuju ke arah di mana lelaki itu berdiri. Dari postur tubuh dan gaya bicaranya saja Yola sudah bisa menebak sosok lelaki itu.
"Radith!" Yola menepuk pundak lelaki itu.
"Hai, Lala!" Lelaki yang dipanggi Radith itu langsung berbalik menghadap Yola sambil memasang senyum semringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thursday I'm In Love
Romance[On Going] Silakan follow untuk membaca! Tidak seperti kebanyakan karyawan yang memiliki waktu istirahat di akhir pekan, Yola hanya bisa tidur menghabiskan jatah liburnya di hari Kamis. Dalam satu minggu, ia hanya punya jatah libur satu hari. Bekerj...