6. Rumah Tua

68 10 3
                                    

Setelah kembalinya Jennifer, Graciella semakin nempel kepadanya. Mereka yang tersisa masih berjalan tak tau arah tujuan karena pada dasarnya memang mereka tak boleh memiliki tujuan.

Sampai tibalah mereka di suatu tempat yang benar-benar membuat mereka mendelik tak percaya. Bukan kembali ke pohon besar seperti semalam, ini berbeda. Mereka menjumpai sebuah bangunan tinggi menjulang terkesan mewah jika saja bangunan itu dirawat. Mereka pastikan bangunan itu kosong tak berpenghuni.

Jennifer menyarankan untuk tidak masuk kedalam sana. Tapi sepertinya semuanya keras kepala untuk tetap masuk kesana dengan pikiran siapa tau ada anak-anak yang hilang didalam sana jika mengingat hutan aneh ini.

Akhirnya mereka berjalan menuju kearah rumah tersebut, untuk bisa masuk kesanapun mereka harus terhalangi oleh rumput-rumput menjulang tinggi. Danny berjalan didepan. Sedangkan William dan Joshua ada di paling belakang untuk jaga-jaga.

Akhirnya mereka berhasil melewati rumput rindang itu, mereka kembali menatap bangunan kokoh itu dengan takjup. Warna putih yang sudah berbalut dengan lumut dan dihinggapi pohon merambat malah membuat kesan antik yang sangat mencolok. Disini Jennifer ragu, haruskah mereka masuk. Bagaimana kalau itu rumah penjahat? Atau malah lebih berbahaya lagi.

Dipimpin oleh Danny mereka memutuskan untuk masuk kedalam rumah itu. Pintunya tak terkunci, dasar anak muda tidak tau sopan santun asal nyelonong boi harusnya kan tadi mengetuk pintu minimal.

Dari luar tampilannya terlihat sangat keren bukan? Namun jika kalian memasuki dalamnya, kalian akan semakin terkejut karena isinya benar-benar menunjukkan rumah kosong yang barang-barang didalamnya sudah rusak. Bahkan atap-atap nya saja sudah mulai copot.

Mereka mengelilingi isi rumah tersebut, cukup luas. Ditambah ada dua lantai. Namun lantai dua sepertinya tidak bisa dijangkau karena akses menuju kesana yang sangat tidak memungkinkan. Tangga dari kayu yang rapuh dan bisa runtuh kapan saja membuat mereka urung untuk naik.

"Kayaknya nggak ada siapa-siapa deh" Jeanne.

"Kita istirahat disini aja dulu" Joshua.

"Serius?" Tanya Graciella sedikit kurang setuju.

"Iya, daripada dihutan kaya semalem kan?" Danny.

"Gue nggak yakin deh sama tempatnya, ga ada penghuni nyata si tapi pasti kan ada..." Jennifer.

"Hus jangan ngawur ga ada begituan" William.

"Matamu ga ada gituan, semalem yang ngejar kita apa? Kucing?" Omel Jennifer.

"Bismillah aja, toh kita nggak ada niat jahat kan?" Jeanne.

"Lo nonis, sok-sokan bismillah" sindir Jennifer.

Jennifer mengalah, percuma juga menyampaikan kekhawatirannya. Jujur saja feeling Jeniffer merasa tidak nyaman. Dia memilih menjejerkan dirinya mendekat kearah Graciella. Graciella sebenarnya juga tidak suka berada disana, rasanya malah seperti terkurung.

Semuanya duduk tak beraturan, mata Danny mengamati sekeliling bangunan. Jika dipikir lagi, disana hanya ada sarang laba-laba dan juga banyak tikus berkeliaran. Sama halnya dengan Danny yang mengamati bangunan itu, Jeanne yang memang dasarnya penakut juga menempel terus pada Graciella dan Jennifer yang dari tadi tak berhenti merapalkan doa. Awalnya Jeanne si santai saja tapi sejak Jennifer membahas sesuatu yang tak terlihat membuat dirinya jadi ingat kenyataan bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja.

Entah karena sugesti dari diri Jeanne atau bagaimana, sejak tadi dia merasa bahwa mereka tengah di awasi. Tak berani menengok, Jeanne memilih diam memejamkan matanya sambil terus melantunkan doa. Tak hanya Jeanne yang merasa di awasi sebenarnya, William juga begitu, karena penasaran maka William mendekat kearah dimana dia merasa tidak nyaman. Dia berjalan kearah lemari kayu yang tertutup. Lemari itu masih berdiri kokoh, tak sedikitpun terlihat ada gigitan rayap.

Soop Teror (Holiday Creepy)✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang