12. Jennifer

68 9 2
                                    

Freya, Haidar dan Mbah Jan lagi-lagi sudah berjalan ditengah hutan. Ini belum pukul sepuluh siang. Namun rasanya sudah melelahkan seolah mereka beraktifitas seharian penuh.

Freya menatap pohon besar yang mana menjadi tempat kejadian pagi tadi. Haidar menarik Freya berjalan di sisinya tak membiarkan gadis itu berhenti sejenak.

"Jangan belak belok, fokus" Haidar berucap tanpa memandang Freya sama sekali.

Freya tersenyum meledek Haidar.

"Senyum-senyum! Kesambet juga lo?" Haidar ketus, alias sok cool.

"Dingin banget, bawa kulkas berapa lo?" Ledek Freya.

Haidar diam tak menjawab, masih dengan wajahnya yang sok cool dia menggandeng Freya untuk tetap disisinya.

"Kalian masih pakai gelang itu kan?" Mbah Jan bertanya tanpa menoleh.

"Masih Mbah" Freya yang menyaut.

Haidar hanya mengangguk.

"Emangnya ini gelang pake empon-empon apa mbah?" Haidar.

Sekedar mencairkan suasana, gabut kalau hanya diam-diam an.

"Itu dinobengle, kepercayaan jawa bilang gunanya untuk menangkal hal hal buruk" Mbah menjelaskan.

Haidar menatap gelang itu.

"Kalo diganti kencur?" Haidar bertanya lagi. Maklum sepertinya otaknya tertinggal di gubuk atau malah dirumah.

"Nanya yang berfaedah ngapa si dar!" Freya.

"Kalian ini, udah ga takut?" Mbah Jan bertanya.

"Ya takut mbah, makanya begini biar lumayan berani" Haidar beralasan.

Sedang asik ngobrol begini, tiba-tiba sesuatu jatuh dari atas mereka.

Ah bukan, lebih tepatnya jatuh tepat di hadapan kaki Mbah Jan.

Langkah mereka terhenti, Mbah Jan menatap burung gagak yang terjatuh penuh darah. Matanya membelalak.

"Kita harus bergerak cepat!" Mbah Jan segera melanjutkan perjalanan dengan langkah yang lebih cepat.

Haidar dan Freya belum mengerti. Mereka hanya ikut berjalan melewati burung gagak tersebut. Sedikit ngeri karena burung itu bersimbah darah.

Saat sedang berjalan mengikuti langkah cepat Mbah Jan, mata Haidar menangkap sesuatu dari kejauhan.

"Danny!!" Haidar berucap.

Freya terhenti, begitupun Mbah Jan.

"Frey itu Danny" tunjuk Haidar.
Freya dan Mbah Jan mengikuti arah tunjuk Haidar. Freya mendapati Jennifer yang berlari.

"Jennifer!?" Pekik Freya.

"Kejar!" Mbah Jan berlari mengikuti kedua sumber nama tadi.

Sialnya, mereka harus kehilangan jejak, seolah tak pernah ada. Jennifer dan Danny benar-benar tak terlihat lagi. Bahkan nama mereka berdua sudah di serukan namun tak ada yang menyaut.

Mengikuti insting mereka bertiga berjalan menelusuri jalan, mengira-ngira jalan yang kemungkinan ditempuh keduanya.

"Lo liat Jennifer?" Haidar bertanya.

"Lo ga liat?" Freya.

"Cuma ada Danny disana" Haidar.

"Mereka berdua ada disana" Mbah Jan.
Haidar dan Freya menoleh, meminta penjelasan pada Mbah Jan.

"Sesuatu mengejar mereka" sambung Mbah Jan.

"Apa itu mbah?" Freya.

"Sesuatu yang hampir sama seperti yang sebelumnya, namun sedikit berbahaya" Mbah Jan lanjut berjalan.



Soop Teror (Holiday Creepy)✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang