Haidar berdiri didepan dinding kaca kembali, dinding kaca yang semalam dia hampiri hanya untuk menengok sebentar karena sudah ada sosok lain di dalam sana.
"Gue berharap lo dengerin dia Fre" monolog Haidar sambil menatap tubuh Freya didalam sana.
Dokter Tio masuk, bersama dengan Biru dan seorang pemuda lagi yang jelas Haidar tau kalau itu putra dari dokter Tio, Galen. Pemuda yang tenang dan sabar. Itu yang Haidar tahu. Bukan bagian dari zigot Squad namun anak-anak Zigot Squad lumayan mengenalnya karena dia anak pindahan dari jepang. Ayahnya yaitu dokter Tio berasal dari Indonesia dan ibunya yang resmi berdarah Jepang. Yang membuat Galen tidak termasuk Zigot Squad karena dia dilahirkan di Jepang sekaligus baru bertemu dengan Zigot Squad karena satu jurusan kuliah dengan Jennifer. Jennifer yang mengenalkan Galen kepada teman-temannya di Zigot Squad, jadi jangan kaget kalau Danny sedikit tak suka dengan Galen.
Galen berdiri disamping Haidar bersama dengan Biru juga, sedangkan ayahnya masuk ke dalam sana untuk sekedar memeriksa alat-alat yang terpasang takutnya ada kebocoran atau hal lainnya yang diinginkan.
"Semoga dia ketemu jalan pulang ya" Galen.
Haidar mengangguk kecil menatap Galen kemudian menatap Freya.
"Tidur jam berapa semalem len?" Tanya Biru.
"Belom tidur ru" jawab pemuda itu menurunkan kacamatanya yang berembun.
"Lo.. percaya bunga mawar?" Bisik Biru.
Galen menatap Freya dengan seksama. Belum berniat menjawab Biru.
"Galen pasti percaya sama mawar merah" Haidar menepuk pundak Biru yang sudah ikut menatap Freya.
Dokter Tio keluar dari ruangan itu, langsung dihadiahi sambutan beruntun dari Haidar dan Biru. Galen tetap diam ditempatnya. Memilih terus memandang Freya dengan teduh.
"Freya belum menunjukkan tanda-tanda apapun, kalian yang sabar ya, saya pamit dulu, Galen? Mau ikut atau tetap disini?" Tanya dokter Tio.
Galen tak menjawab, memilih berjalan mengikuti Dokter Tio langsung.
***
"Sorry ya baru nengokin lo" Galen menyerahkan kranjang buah yang dia bawa dari rumah tadi. Dirinya ada dibangsal rawat Jennifer. Joshua dan Jeanne sudah pulih sejak tiga hari lalu. Kini pasien dari zigot Squad hanya ada Jennifer, Graciella, William dan Freya. Jennifer juga lumayan sembuh, dia hanya masih jadi pasien psikologi karena guncangan yang jelas diketahui oleh teman-temannya, guncangan karena Jennifer kaget dan syok melihat wujud menyeramkan langsung di depan wajahnya.
Danny juga ada disana dengan wajah yang kesal karena terbakar api cemburu yang masih kecil. Lian sendiri sudah tiduran di ranjang bekas Joshua dan Jidan juga tiduran di ranjang bekas milik Jeanne. Ada Michelle juga yang tengah memainkan ponsel di samping Danny.
"Ga papa, makasih ya" Jennifer berucap.
Tak ada kata-kata lagi yang terucap. Bukan Galen tak mau memulai, namun dia tau kalau Danny itu cemburu, makanya dia tak ingin menyulut api. Sebatas formalitas dia datang karena Jennifer temannya. Dan dengan yang lain juga Galen hanya sebatas kenal, tak lebih sampai-sampai harus bertegur sapa.
"Lu udah enakan kan?" Tanya Galen, sekedar basa basi karena merasa canggung berada di sana.
"Iya ga papa kok" Jennifer jelas tahu maksud Galen, apalagi dia melihat wajah masam Danny. Ingin rasanya menimpuk pemuda itu.
"Gue balik dulu ya, masih ada tugas, lo segera sembuh ya biar balik kuliyah lagi" ledek Galen.
Galen keluar dari ruangan itu, membuat Danny bangkit dari sofa mendekati Jennifer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soop Teror (Holiday Creepy)✔️✔️
HorrorSaran Graciella untuk berlibur dipuncak membuahkan hasil yang tak terduga. Zigot Squad harus terjebak di dimensi lain akibat permainan dari seseorang. Freya tidak tau jika dirinya memiliki sesuatu yang membuat mereka yang tak terlihat bisa takut dan...