11. Arjuna?

60 8 2
                                    

"terus gimana mbah?" Freya panik. Pasalnya matanya dan mata wewe tersebut saling berpandangan. Merinding jadinya.

Haidar masih terduduk,syok.

"Jidan!! Raihan!! Lian!!!" Pekik Freya.

"Mereka tidak akan mendengar nduk, kalian disini saja dulu" kata Mbah Jan. Dia berjalan mendekati pohon yang masih jelas terlihat penghuninya.

Freya membantu Haidar bangkit, matanya masih memantau Mbah Jan yang tak tahu sedang apa.

Suara tangisan terdengar sangat lirih.

Freya dan Haidar menoleh kearah sumber suara. Jelas itu suara kalong wewe tadi.

"Dia nangis?" Bisik Haidar.

"Party coy" sahut Freya kesal.

"Kamu harus mengembalikan mereka!! Mereka bukan hak mu!!" Tegas Mbah Jan.

Haidar dan Freya kembali saling melirik.

"Ga mau balikin?" Haidar berujar lirih.

"WAHH GAK BISA GITU DONG TANTE! MEREKA TEMEN SAYA!" Lantang Haidar ketika tau maksud makhluk itu tak mau mengembalikan teman-temannya.

"Haidar diem"bisik Freya.

Perasaan nya tak enak. Karena sedari tadi dia dan sosok itu selalu bertatap mata.

"Tenang ya, kata Mbah selama ada gelang ini kita aman" Haidar.

"Saya akan lepaskan mereka, tapi berikan anak itu untuk saya" kata kalong wewe sambil masih terus menangis.

"Siapa? Gue?" Haidar bergidik ngeri.

"Kamu memaksa saya untuk bertindak" Mbah Jan.

Dengan sigap kalong wewe tersebut meloncat kesana kemari dengan membawa Jidan, Raihan dan Lian.

"Aku mau anak itu!" Kata kalong wewe menunjuk Freya.

Haidar kewalahan harus tengok kanan kiri mengikuti lompatan kalong wewe tersebut. Apa dia bilang? Dia menginginkan Freya.

"Mbah! Enaknya diapain nih mbah!" Songong Haidar.

Mbah Jan tertawa.

"Berikan Freya"

"HAH!?!?" Teriak Haidar dan Freya bersamaan.

"Mbah kok gitu! Ya udah mending tuh curut tiga disono, Freya jangan lah" Haidar menarik Freya berasa di dekatnya malahan sudah mendekapnya.

"Freya??" Panggil Mbah Jan.

Freya menjauhkan Haidar dari dirinya, takut sih. Sangat takut malahan. Tapi sepertinya dia memang harus menurut pada Mbah Jan. Pakde sudah bilang kan untuk selalu menurut pada apa yang Mbah Jan katakan.

"Ya, jangan gila deh ah, Mbah!!" Haidar menahan Freya yang bergerak menyerahkan diri.

Sesuai dengan perjanjian, kalong wewe tersebut menyerahkan Jidan, Raihan dan Lian. Bahkan Haidar sudah berada di sisi mereka. Masih belum memiliki niat untuk mendekat karena masih menahan air mata pengorbanan Freya secepat ini.

"Fre.."

"Mbah nggak ada cara lain? Saya aja yang ada di sana mbah menggantikan Freya!!" Pinta Haidar memohon.

Mbah Jan menahan Haidar yang lagi-lagi gendak menarik Freya. Secepat kilat, Freya disambar oleh kalong wewe tersebut hingga dia berada di tempat yang sama seperti teman-temannya tadi. Diantara dua buah payudara yang euh.

Haidar memejamkan matanya sedih, lututnya lemas hingga diri terjatuh berlutut saking sedihnya.

"AAAAKKHHHHHGGGGGGG"

Soop Teror (Holiday Creepy)✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang