"I can't help it. I can't help it
"It's not so bad"
That night when there was nothing,
when I was scared of something, it was all me"
Yuke - LiSA
< - - - - - >
"A-... apa?" Kirishima tidak mengerti. Apa yang sosok di depannya inginkan?
Siapa Izuku Midorya? Kenapa ia pernah mendengar nama tersebut?
"Baiklah, urusanku sudah selesai." Sosok misterius yang ia rasa tidak memiliki selisih umur yang begitu jauh darinya mulai berjalan mundur. Laki-laki itu mengangkat sedikit topi baseball miliknya seolah memberikan salam perpisahan yang sopan.
"Tu- tunggu!"
Terlambat. Sosok itu menghilang setelah berlari ke sebuah gedung. Kirishima bukan tidak ingin mengejar, namun rambut yang menyembul keluar dari balik topi tersebut sedikit mengganggunya. Rambut ikal berwarna hijau, serta mata zamrud gelap yang menusuknya dalam.
Wajah itu, dimana aku pernah melihatnya?
"SHITTY HAIRRRR!!!" Teriakan itu datang dari ujung terjauh bangunan. Katsuki sama sekali tidak menyadari kedatangan sosok tersebut. Ia sudah dipenuhi ambisi besar untuk mengalahkan villain terkuat, serta balas dendam pada sosok berkabut yang melemparkannya dengan kasar ke tempat menyebalkan bersama anak yang lebih menyebalkan lagi.
Kirishima berlari cepat menyusul Katsuki sambil terus menajamkan seluruh indranya jika saja sosok tersebut muncul kembali.
Siapa??
< - - - - - >
Izuku memperhatikan pergerakan dua murid tersebut dari pagar pembatas. Rencana yang seharusnya ia lakukan dalam beberapa tahapan, harus di eksekusi saat ini.
"Anggap saja sebagai pengingat, atas apa yang pernah kau lakukan padaku. Kachan."
Lidah Izuku gatal. Setiap kali harus mengucapkan nama panggilan kecil itu. Untuk menghilangkan rasa gatal dan jijik, Izuku kembali menyalakan alat komunikasi. Menggoda Shigaraki mungkin akan menjadi hobi barunya.
"Bagaimana keadaanmu, apa ada yang menyentuhmu lagi?"
"Brengsek!! Diam kau bocah tengil!!"
Deru nafas Shigaraki, meski sedang marah sekali pun, terdengar sangat bersemangat. Hal ini membuat Izuku bergerak mencari spot terbaik untuk mengamati situasi, yaitu kembali memanjat tembok tinggi di zona sebelahnya. Namun ia mengurungkan niat itu dan memilih turun untuk melihat langsung dari jarak yang lebih dekat.
"Apa yang terjadi?"
"Hahahah..."
Tawa Shigaraki tidak terkendali. Perasaan gembira yang membuncah dan tumpah ruah menghilangkan akal sehatnya. Pantas saja Master memintanya untuk mengawasi Shigaraki. Emosi anak ini, tidak peduli seberapa jauh usia mereka terpaut, sangat tidak stabil.
"Diamlah, aku ke sana sekarang."
"Lihatlah. Dia muncul. All Might muncul!! HAHAHAHA!"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side [VILLAIN DEKU AU]
Fanfiction"Dulu, aku punya mimpi. Itu sudah lama. Apa kau lupa?" Hidup tidak selalu berjalan sempurna. Keajaiban tidak selalu datang pada orang yang menanti. Hingga akhirnya, kegelapan yang datang menghampiri. "Wanita itu sudah mati. Aku masih ingat." Kemati...